Korem 163/Wira Satya terus berupaya meningkatkan komunikasi sosial atau Komsos bersama Keluarga Besar Tentara Nasional Indonesia (KBT) Wilayah Provinsi Bali, bersama veteran yang berlangsung di Aula Makorem 163/Wira Satya.

Danrem 163/Wira Satya Kolonel Arh A M. Suharyadi diwakili Kasiter Korem 163/Wira Satya Letkol Inf Frandi Siboro, di Denpasar, Jumat, upaya ini sebagai salah satu metode pembinaan teritorial dan sebagai sarana silahturahmi, sehingga ke depannya akan dapat meningkatkan komunikasi dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa.

Kegiatan komunikasi Sosial kali ini, sebagai salah satu pembinaan keluarga besar TNI guna mewujudkan rasa cinta tanah air, wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara serta kebhinnekaan dalam rangka membantu kesulitan rakyat dan mendukung tugas pokok TNI AD," ujarnya.

Pihaknya mengapresiasi seluruh unsur Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Bali, Pepabri Provinsi Bali, Persatuan Purnawiran Angkatan Darat (PPAD) Provinsi Bali, Himpunan Anak Keluarga Angkatan Darat (Hipakad) Bali, FKPPI Bali, Dharma Pertiwi Bali, Persatuan Istri Prajurit seperti Persit, Jalasenastri dan Pia Ardhya Garini yang hadir karena bisa memanfaatkan kesempatan ini sebagai sarana untuk saling bertukar informasi serta sebagai sarana silahturahmi.

"Sangat jelas tersirat bahwa apa yang menjadi keinginan kita bersama adalah bagaimana mewujudkan rasa cinta tanah air, wawasan kebangsaan, bela negara serta dengan kebhinnekaan yang kita miliki akan dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.

Ia berharap para peserta mendapatkan pembekalan wawasan kebangsaan dari Kepala Bidang Pembinaan Ideologi Kesbangpolinmas Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Sweda, yang memaparkan tentang empat konsensus kehidupan berbangsa dan bernegara yang terdiri dari Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Sementara itu, Ketua PPAD Provinsi Bali, Kolonel (Purn) Pande Made Latra mengatakan, sebenarnya kami ini ada pada generasi kedua, kalau yang sekarang ini generasi keempat.

"Ini perlu penalaran sejarah bangsa, banyak orang mengatakan Jas Merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah," ujar Made Latra.

Menurutnya bukan empat pilar kebangsaan yang harus ditegakkan, tapi empat konsensus, karena kalau pilar kan tiang, kalau dipotong jatuhlah rumahnya,
makanya keputusan MPR dulu sudah direhabilitasi oleh Mahkamah Konstitusi.

"Ini perlunya kami dukung dalam konteks kepentingan membangun TNI," ujat mantan Bupati Badung ini.

Menurutnya ada hal-hal perlu disikapi sebagai warga negara sepanjang demi kepengingan bangsa dan negara, menjadi kewajibannya memberikan support kepada TNI.

Pewarta: I Made Surya Wirantara Putra

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019