Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto mengatakan bahwa Indonesia masih memiliki cadangan gas alam cair atau LNG sebesar 135,55 trilion standard cubic feet (TSCF) di seluruh Nusantara.
"LNG di Indonesia potensinya masih banyak. Oleh karena itu perlu kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengolah potensi tersebut, salah satunya mendatangkan investor," kata Djoko Siswanto dalam pertemuan tiga negara Indonesia, Amerika Serikat, dan Jepang di Jakarta, Selasa.
Dari beberapa total cadangan migas tersebut, cadangan terbukti memiliki angka sebesar 99,06 TSCF, dan cadangan potensi sebesar 21,26 TSCF dan cadangan harapan sebanyak 18,23 TSCF.
Djoko memaparkan data yang menunjukkan bahwa cadangan terbukti di daerah Aceh sebesar 0,89 TSCF, kemudian Sumatera Utara 0,40 TSCF untuk cadangan terbukti.
Selain itu, Sumatera bagian tengah memiliki cadangan terbukti sebesar 1,84 TSCF dan Sumatera Selatan 6,65 TSCF.
Cadangan gas terbesar ada di Natuna yang sudah terbukti sebesar 46,96 TSCF. Kemudian di Jawa Barat cadangan gas terbukti ada 2,89 TSCF dan di Jawa Timur cadangan gas terbuktinya sebesar 2,98 TSCF.
Di Kalimantan dan Sulawesi cadangan gas terbuktinya sebesar 5,41 TSCF dan 1,78 TSCF. Kemudian di Maluku dan Papua masing-masing 11,93 TSCF dan 14,33 TSCF.
Pemerintah Indonesia sedang menjajaki kerja sama pengembangan bisnis LNG atau gas alam cair dengan pemerintah Amerika Serikat dan Jepang untuk ketahanan energi nasional masing-masing negara.
“Ada banyak kemungkinan kerja sama dalam forum pertemuan tiga negara kali ini, diantaranya pengembangan teknologi, dan perdagangan ekspor-impor LNG,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam kesempatan yang sama.
Dwi juga menjelaskan bahwa potensi pasar Indonesia untuk LNG masih terbuka lebar, sehingga banyak peluang bisnis yang akan digarap jika berinvestasi di Indonesia.
Indonesia memiliki tiga hal fokus utama terkait LNG, pertama akan mengembangkan sumber daya alam yang ada, dalam hal ini eksplorasi akan lebih ditingkatkan. Kedua adalah mengenai pasokan LNG, dengan mengembangkan infrastruktur LNG yang ada maka peningkatan produksi hal pasti yang akan ditingkatkan targetnya.
Ketiga adalah manajemen ekonomi berbasis LNG yang akan dikelola lebih baik, konteks manajemen ekonomi tentunya mengefisiensikan kebijakan yang diharapkan dapat lebih mudah serta menarik bagi investor.
Sementara itu, perwakilan kedutaan besar Amerika Serikat untuk Indonesia Heather Variava mengatakan bahwa Amerika memiliki cadangan LNG yang besar serta mampu mengembangkan teknologi produksi LNG.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"LNG di Indonesia potensinya masih banyak. Oleh karena itu perlu kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengolah potensi tersebut, salah satunya mendatangkan investor," kata Djoko Siswanto dalam pertemuan tiga negara Indonesia, Amerika Serikat, dan Jepang di Jakarta, Selasa.
Dari beberapa total cadangan migas tersebut, cadangan terbukti memiliki angka sebesar 99,06 TSCF, dan cadangan potensi sebesar 21,26 TSCF dan cadangan harapan sebanyak 18,23 TSCF.
Djoko memaparkan data yang menunjukkan bahwa cadangan terbukti di daerah Aceh sebesar 0,89 TSCF, kemudian Sumatera Utara 0,40 TSCF untuk cadangan terbukti.
Selain itu, Sumatera bagian tengah memiliki cadangan terbukti sebesar 1,84 TSCF dan Sumatera Selatan 6,65 TSCF.
Cadangan gas terbesar ada di Natuna yang sudah terbukti sebesar 46,96 TSCF. Kemudian di Jawa Barat cadangan gas terbukti ada 2,89 TSCF dan di Jawa Timur cadangan gas terbuktinya sebesar 2,98 TSCF.
Di Kalimantan dan Sulawesi cadangan gas terbuktinya sebesar 5,41 TSCF dan 1,78 TSCF. Kemudian di Maluku dan Papua masing-masing 11,93 TSCF dan 14,33 TSCF.
Pemerintah Indonesia sedang menjajaki kerja sama pengembangan bisnis LNG atau gas alam cair dengan pemerintah Amerika Serikat dan Jepang untuk ketahanan energi nasional masing-masing negara.
“Ada banyak kemungkinan kerja sama dalam forum pertemuan tiga negara kali ini, diantaranya pengembangan teknologi, dan perdagangan ekspor-impor LNG,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam kesempatan yang sama.
Dwi juga menjelaskan bahwa potensi pasar Indonesia untuk LNG masih terbuka lebar, sehingga banyak peluang bisnis yang akan digarap jika berinvestasi di Indonesia.
Indonesia memiliki tiga hal fokus utama terkait LNG, pertama akan mengembangkan sumber daya alam yang ada, dalam hal ini eksplorasi akan lebih ditingkatkan. Kedua adalah mengenai pasokan LNG, dengan mengembangkan infrastruktur LNG yang ada maka peningkatan produksi hal pasti yang akan ditingkatkan targetnya.
Ketiga adalah manajemen ekonomi berbasis LNG yang akan dikelola lebih baik, konteks manajemen ekonomi tentunya mengefisiensikan kebijakan yang diharapkan dapat lebih mudah serta menarik bagi investor.
Sementara itu, perwakilan kedutaan besar Amerika Serikat untuk Indonesia Heather Variava mengatakan bahwa Amerika memiliki cadangan LNG yang besar serta mampu mengembangkan teknologi produksi LNG.
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019