Singaraja (Antaranews Bali) - Pembina Wanita Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengharapkan kaum wanita, khususnya yang beragama Hindu, dapat memainkan peran dengan baik dalam ranah domestik dan publik.
       
"Berbagai peran harus dilaksanakan oleh para wanita Hindu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi di era pengarusutamaan gender seperti saat ini, saya harapkan mampu memainkan perannya, baik sebagai seorang wanita, istri, ibu di ranah domestik maupun berkarir di ranah publik," kata Suastini Koster pada HUT ke-31 WHDI tingkat Provinsi Bali, di Singaraja, Buleleng, Senin.
       
Berbicara masalah wanita dalam Hindu, tambah dia, nampaknya tidak bisa lepas dari konsep "tattwa" atau filosofi tentang Ketuhanan Hindu.
       
"Wanita dianggap sebagai dewi yang juga sebagai penerang bagi dunia. Sebagai seorang dewi maka wanita Hindu memiliki tugas yang amat berat. Bahkan karena tugasnya tersebut, tugas wanita dikatakan lebih berat dari bumi. Tugas berat inilah yang menjadikan wanita memiliki kedudukan yang mulia dalam Hindu," ucapnya.
       
Putri Suastini Koster yang juga ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali ini menambahkan, kemunculan dan perkembangan organisasi WHDI memainkan peranan penting dalam meningkatkan kualitas diri wanita, seperti meningkatkan kemampuan manajemen, memperluas wawasan, dan mengembangkan jaringan.
       
"Organisasi dan gerakan wanita ini meningkatkan posisinya terlihat dari frekuensi keterlibatan para pemimpin organisasi-organisasi tersebut dalam berbagai kegiatan pembangunan, yang dilaksanakan oleh masyarakat, pemerintah dan institusi lainnya," ujarnya.
       
Menurut dia, WHDI merupakan suatu wadah yang dibentuk untuk melihat berbagai persoalan dalam kehidupan bermasyarakat umat Hindu. Organisasi ini ada untuk melihat segala macam persoalan, baik pribadi maupun orang banyak.
     
Istri orang nomor satu di Bali ini berharap ke depan WHDI bisa terus bersinergi dengan organisasi keagamaan lainnya agar mampu mewujudkan Indonesia sejahtera dan tetap terjaga toleransi antar umat beragama.
     
Di sisi lain, Ketua Umum WHDI Pusat Rataya B Kencanawati Suwisma dalam sambutannya mengatakan jika tema yang diambil pada peringatan HUT ke-31 kali ini sangat relevan ditengah situasi politik bangsa Indonesia jelang Pemilu 2019 pada 17 April mendatang.
     
Menurut dia, keyakinan umat Hindu memiliki dua kewajiban yang sering disebut swadarma hidup yakni dharma agama dan dharma negara.
     
"Untuk dapat melaksanakan kedua dharma ini tentu harus dilandasi kesadaran pribadi umat Hindu termasuk wanita Hindu itu sendiri. Pada konteks menjalankan dharma negara dan dari sisi partisipasi pemilu dan politik, masyarakat hindu khususnya wanita hindu sudah dewasa politik," katanya.
     
Dengan partisipasi aktif umat Hindu dalam kontestasi politik, maka akan terasa kewajibannya dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
       
Sebagai warga negara, lanjut dia, umat Hindu adalah bagian integral bangsa Indonesia. Yang artinya bahwa masyarakat Hindu sama dengan masyarakat lainnya dalam tanggungjawab dan haknya kepada negara. Di dalam konteks demokrasi, peran aktif umat Hindu terletak pada kontribusinya pada pemilu.
       
Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Ketua WHDI Kabupaten Buleleng Ida Ayu Wardhany Sutjidra dalam laporannya menyampaikan dalam memperingati HUT ke-31 yang dipusatkan di Kabupaten Buleleng ini, diselenggarakan berbagai lomba yang diikuti oleh WHDI Kabupaten/Kota se-Bali.
     
Selain itu juga dilaksanakan kegiatan sosial dengan mengunjungi Panti Asuhan Narayan Seva di Desa Kerobokan, Sawan, Buleleng, Minggu (24/2).
     
Pada kesempatan tersebut hadir pula Ketua WHDI Provinsi Bali, Bintang Dharmawati Puspayoga, Penasihat WHDI Kabupaten Buleleng Gusti Ayu Aries Sujati Suradnyana dan Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019