Negara (Antara Bali) - Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Pemkab Jembrana, Bali mencairkan dana bantuan operasional pendidikan (BOP) kepada SMA dan SMK swasta di daerah itu.
Kepala Dinas Dikporaparbud Kabupaten Jembrana Nengah Alit, di Negara, Rabu mengatakan, pihak sekolah sudah bisa mengambil kwitansi pencairan dana BOP di bendahara kas daerah.
"Nanti kwitansi itu bisa ditukar di bank untuk mencairkan dananya," katanya.
Alit mengungkapkan, pencairan dana ini terlambat karena pihaknya harus memulai dari awal lagi, termasuk dengan mengubah peraturan bupati.
Menurut dia, pengucuran dana BOP sebelumnya dalam perbup digunakan istilah pemberian bea siswa untuk murid SMA dan SMK swasta.
"Padahal untuk pemberian bea siswa ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi murid, dan tidak semuanya bisa mendapatkan," ujar Alit.
Jika masih menggunakan perbup lama, sementara semua murid mendapatkan dana tersebut, ia khawatir akan dianggap melanggar aturan.
"Makanya, polanya kami ubah, bukan lagi bea siswa tapi bantuan operasional pendidikan (BOP), sehingga semua murid SMA dan SMK swasta bisa merasakannya," ujar Alit.
Alit mengatakan, ke depan pihaknya akan terus melakukan perbaikan untuk pemberian bantuan ini, seperti pencairan dilakukan per tri wulan bukan lagi per semester seperti saat ini.
Ia menilai, jika pencairan dilakuakn per triwulan akan memudahkan pihaknya termasuk sekolah.
"Sekolah senang karena lebih cepat mendapatkan dana, kami juga lebih gampang dari sisi administrasi," ujarnya.
Untuk pencairan kali ini merupakan bantuan dari bulan Januari sampai Juni 2011.
Pemkab akan memberikan bantuan lagi pada semester selanjutnya, dengan catatan sekolah sudah melengkapi pertanggungjawaban penggunaan dana tersebut.
Pemkab Jembrana sendiri menganggarkan Rp70 ribu untuk tiap murid SMA swasta dan Rp75 ribu untuk murid SMK swasta.
Salah seorang guru sekolah swasta yang ditemui membenarkan kalau bantuan operasional sekolah kini sudah bisa diambil.
"Ini saya mau mengurusi pencairannya. Syukur sudah cair karena sangat dibutuhkan sekolah," ujarnya.
Sebelumnya, beberapa SMA dan SMK swasta mengeluhkan lambatnya pencairan bantuan operasional sekolah tersebut.
Padahal, dana itu sangat mereka butuhkan untuk membayar honor para guru pengajar.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Kepala Dinas Dikporaparbud Kabupaten Jembrana Nengah Alit, di Negara, Rabu mengatakan, pihak sekolah sudah bisa mengambil kwitansi pencairan dana BOP di bendahara kas daerah.
"Nanti kwitansi itu bisa ditukar di bank untuk mencairkan dananya," katanya.
Alit mengungkapkan, pencairan dana ini terlambat karena pihaknya harus memulai dari awal lagi, termasuk dengan mengubah peraturan bupati.
Menurut dia, pengucuran dana BOP sebelumnya dalam perbup digunakan istilah pemberian bea siswa untuk murid SMA dan SMK swasta.
"Padahal untuk pemberian bea siswa ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi murid, dan tidak semuanya bisa mendapatkan," ujar Alit.
Jika masih menggunakan perbup lama, sementara semua murid mendapatkan dana tersebut, ia khawatir akan dianggap melanggar aturan.
"Makanya, polanya kami ubah, bukan lagi bea siswa tapi bantuan operasional pendidikan (BOP), sehingga semua murid SMA dan SMK swasta bisa merasakannya," ujar Alit.
Alit mengatakan, ke depan pihaknya akan terus melakukan perbaikan untuk pemberian bantuan ini, seperti pencairan dilakukan per tri wulan bukan lagi per semester seperti saat ini.
Ia menilai, jika pencairan dilakuakn per triwulan akan memudahkan pihaknya termasuk sekolah.
"Sekolah senang karena lebih cepat mendapatkan dana, kami juga lebih gampang dari sisi administrasi," ujarnya.
Untuk pencairan kali ini merupakan bantuan dari bulan Januari sampai Juni 2011.
Pemkab akan memberikan bantuan lagi pada semester selanjutnya, dengan catatan sekolah sudah melengkapi pertanggungjawaban penggunaan dana tersebut.
Pemkab Jembrana sendiri menganggarkan Rp70 ribu untuk tiap murid SMA swasta dan Rp75 ribu untuk murid SMK swasta.
Salah seorang guru sekolah swasta yang ditemui membenarkan kalau bantuan operasional sekolah kini sudah bisa diambil.
"Ini saya mau mengurusi pencairannya. Syukur sudah cair karena sangat dibutuhkan sekolah," ujarnya.
Sebelumnya, beberapa SMA dan SMK swasta mengeluhkan lambatnya pencairan bantuan operasional sekolah tersebut.
Padahal, dana itu sangat mereka butuhkan untuk membayar honor para guru pengajar.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011