Denpasar (Antaranews Bali) - Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar Dr I Komang Sudirga, SSn, MHum meminta lulusan kampus setempat untuk meninggalkan mental yang berorientasi "harus jadi PNS".

"Semua pekerjaan mulia. Para lulusan dituntut kreatif menciptakan peluang kerja, bukan mencari kerja. Predikat kelulusan dan ilmu kalian harus dipertanggungjawabkan di masyarakat," kata Sudirga ketika menyampaikan sambutan saat meyudisium 48 lulusan dari Prodi Sendratasik, Karawitan dan Musik Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar, Selasa.

Sudirga berpandangan semua pekerjaan mempunyai nilai penting sehingga tidak ada alasan memilih-milih pekerjaan. Walaupun 60 persen lulusannya menyandang predikat lulus dengan pujian, tidak serta merta mudah diterima menjadi abdi negara.

"Selain karena moratorium pengangangkatan calon PNS oleh pemerintah, persaingannya juga ketat. Padahal banyak peluang lain yang bisa dimanfaatkan," ucapnya.

Di sisi lain, Sudirga pun mengingatkan tantangan di era Revolusi Industri 4.0 yang sangat berat. Pesatnya perkembangan teknologi berakibat pada pengurangan tenaga manusia. Ketika sarjana tidak krearif akan terjerumus menjadi pengangguran intelektual.

"Sekarang bukan soal predikat dan kecepatan lulus. Tetapi apa yang bisa Anda lakukan untuk kemajuan bangsa," ujarnya.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, lulusan FSP, atau lulusan ISI Denpasar pada umumnya terbukti mampu menjawab tantangan di masyarakat, seperti mengabdi di pemerintahan, pengajar, wiraswasta dan berbagai sektor ekonomi kreatif lain.

Karena itu, ia yakin yudisiawan 2019 ini juga pasti berhasil. Pihaknya pun mengapresiasi sebagian besar waktu studi mahasiswanya rata-rata 3,5 tahun yang dinilainya merupakan prestasi yang membaggakan.

Sudirga pun berharap bagi lulusannya yang memiliki kemampuan dan nia agar melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 karena mempelajari ilmu pengetahuan tidak pernah ada habisnya. Bahkan tahun ini satu lulusan FSP ISI Denpasar dipastikan melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Mewakili yudisiawan/i, R Apsari menyampaikan terima kasih atas dukungan pimpinan FSP dsn Rektorat ISI Denpasar. Selama mengenyam pendidikan, ia mengakui seluruh kegiatan mahasiswa didukung secara penuh sehingga peserta didik berkesempatan menunjukkan potensi yang dimiliki.

Pada Yudisium FSP 2019, indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi diraih oleh Putu Ardi Satriawan, disusul Putu Yusinta Prananingrum, dan I Dewa Dwi Putrayana, di posisi ketiga. 

Sementara tiga besar kategori skripsi terbaik diraih oleh Kadek Rania Afsari, Ni Made Dwi Indah Cahyani dan I Wayan Suartawan. Kategori pencipta karya karawitan terbaik diraih Agus Gede Sukarta. Terakhir, kategori pencipta karya musik terbaik diraih Putu Nanda Mahesa Candra W.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019