Gianyar (Antara Bali) - Wisatawan domestik yang hadir di Pulau Dewata pascalebaran tampaknya sangat kecil yang berminat untuk mengunjungi puri sebagai aset budaya dengan aneka bangunan tradisionalnya.
"Itu terjadi mungkin karena terbatasnya informasi, sehingga pelancong enggan mengisi hari liburannya untuk berkunjung ke puri-puri di Bali," I Wayan Aksara, sales manager Puri Blahbatuh, di Gianyar, Sabtu.
Padahal, kata dia, jika pelancong berkunjung ke puri, mereka akan mendapatkan pengalaman yang berbeda serta dapat melihat langsung ragam seni dan budaya di Bali.
"Jika berkunjung ke Puri Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, misalnya, mereka akan dapat melihat langsung bagaimana aktivitas masyarakat Bali belajar melukis, atau menabuh gamelan, tari, dan belajar mejejaitan atau membuat sarana kebutuhan ritual," ujarnya.
Kendati demikian, jelas Aksara, kunjungan wisatawan domistik ke puri, khususnya Puri Blahbatuh masih berada pada rata-rata 2,5 persen.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Itu terjadi mungkin karena terbatasnya informasi, sehingga pelancong enggan mengisi hari liburannya untuk berkunjung ke puri-puri di Bali," I Wayan Aksara, sales manager Puri Blahbatuh, di Gianyar, Sabtu.
Padahal, kata dia, jika pelancong berkunjung ke puri, mereka akan mendapatkan pengalaman yang berbeda serta dapat melihat langsung ragam seni dan budaya di Bali.
"Jika berkunjung ke Puri Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, misalnya, mereka akan dapat melihat langsung bagaimana aktivitas masyarakat Bali belajar melukis, atau menabuh gamelan, tari, dan belajar mejejaitan atau membuat sarana kebutuhan ritual," ujarnya.
Kendati demikian, jelas Aksara, kunjungan wisatawan domistik ke puri, khususnya Puri Blahbatuh masih berada pada rata-rata 2,5 persen.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011