Singaraja (Antaranews Bali) - Hujan deras dan angin kencang yang terjadi di semua wilayah pesisir Buleleng (22/1) mengakibatkan gelombang laut yang tinggi
hingga terjadi banjir rob yang merusak sejumlah bangunan, sehingga menyebabkan kerugian masyarakat Buleleng sekitar Rp728 juta.

"Dari daerah pesisir Pantai Kaliasem, pesisir di Kecamatan Banjar dan Kecamatan Buleleng sampai Kubutambahan itu dampaknya lumayan besar. Puluhan perahu juga rusak, sejumlah bangunan rusak dan banyak pohon tumbang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis.

Menurut Suadnyana, fenomena banjir rob dan gelombang tinggi ini merupakan dampak atas fenomena Supermoon dan untungnya bencana alam ini tidak menimbulkan korban jiwa.

"Dari hasil penghitungan BPBD Buleleng, total kerugian material akibat bencana tersebut mencapai Rp728 juta, namun kami sudah melakukan penanganan bencana di berbagai wilayah," katanya.

Misalnya, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng bergerak membersihkan pohon tumbang di Lovina, di depan Hotel Bali Taman juga ada satu pohon besar yang tumbang dan dibersihkan agar tidak menghambat jalan.

"Setelah itu kita ke Kubujati, Ambengan, Jagaraga, Julah dan Pemaron. Untuk merespons laporan dari masyarakat, TRC BPBD Buleleng juga turun ke lapangan menuju ke Lovina, Penimbangan, Kampung Anyar dan Kampung Bugis," katanya.

Selain pohon tumbang, di pesisir juga terjadi gelombang pasang. Gelombang pasang terjadi di sejumlah daerah di Kabupaten Buleleng. Pada ujung barat sampai di Lovina dan ujung timur di Julah. "Kita turunkan TRC, mengingat ada laporan warga terjadi gelombang pasang di sana," ujarnya.

Senada dengan itu, koordinator pedagang di kawasan Pantai Penimbangan, Ketut Sudarma, mengatakan sebanyak 26 warung dari 27 warung yang ada di kawasan itu mengalami rusak berat akibat diterjang gelombang tinggi dan hanya satu warung yang mengalami kerusakan ringan.

"Gelombang tinggi memang tak bisa diduga sehingga para pedagang tidak bisa menyelamatkan barang dagangannya," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan (Disperkimta) Kabupaten Buleleng, Ni Nyoman Surattini, ST menjelaskan bencana rutin setiap bulan Januari yang menumbangkan banyak pohon sudah diantisipasi.

"Kita dari Pemkab Buleleng (Disperkimta Buleleng) sudah melakukan tindakan pemangkasan pohon yang diprediksi akan mengakibatkan bencana," katanya.

Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan PLN, karena pada dasarnya pohon-pohon yang tumbang itu memang banyak yang diakibatkan oleh banyaknya galian dan banyak juga yang posisinya sudah kritis.

"Dalam penanggulangan bencana, di Kabupaten Buleleng ada tim dan juga instansi terkait. Mungkin dalam hal ini lebih kewenangannya dari BPBD. Biasanya di lapangan kita selalu bekerja sama dengan BPBD," katanya.

Secara terpisah, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, mengimbau warga Buleleng untuk terus mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem yang berlangsung belakangan ini.

"Kita belajar dari kejadian-kejadian dan bencana alam yang terjadi pula pada tahun lalu, untuk selalu waspada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kehati-hatian dan kewaspadaan tersebut bisa mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem ini. Harus secara maksimal kita antisipasi," katanya.

Jika cuaca tidak bagus, Bupati Suradnyana mengingatkan kepada masyarakat untuk sebisa mungkin tinggal di rumah. Untuk masyarakat yang tinggal di dekat saluran-saluran air diharapkan untuk bisa membantu bergotong royong membersihkan saluran air tersebut agar tidak terjadi banjir.

"Kepada lurah di wilayah kota juga saya imbau untuk segera melakukan gotong royong membersihkan saluran air untuk mengurangi potensi banjir," katanya. (ed)

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019