Denpasar (Antaranews Bali) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berpandangan acara "Gita Jayanti Nasional 2018" menjadi sumbangsih nyata umat Hindu dalam memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Gita Jayanti merupakan wujud kecintaan umat Hindu kepada bangsa dan tanah airnya, yang bisa dilihat dari tema Gita Jayanti kali ini yakni Bersatu Bekerja, Menuju Kejayaan NKRI," kata Lukman Hakim saat menyampaikan sambutan pada Puncak Perayaan Gita Jayanti Nasional 2018 di kampus Institut Seni Indonesia Denpasar, Sabtu malam.
Gita Jayanti merupakan hari diwahyukannya Bhagavad-gita. Gita Jayanti tepatnya jatuh pada hari ke-11 saat Shukla Paksha (bulan mati menuju purnama) pada bulan Margashirsh yang juga merupakan hari Ekadasi. Pada tahun ini, Gita Jayanti jatuh pada 19 Desember 2018.
"Tema Gita Jayanti Nasional itu mengandung pesan moral yang kuat bahwa umat Hindu ingin bangsanya bersatu-padu dan menggalakkan semangat optimistis dan kerja keras menuju Indonesia yang semakin jaya dan bersatu.
Acara tersebut, lanjut Lukman Hakim, sekaligus bermakna untuk menyulam kembali tenunan kerukunan, kebersamaan, dan rasa persaudaraan melalui sejumlah konsep Hindu yakni Tat Twam Asi yang berarti aku adalah engkau dan engkau adalah aku. Ada pula konsep Tri Hita Karana atau tiga penyebab kebahagiaan dari harmoni hubungan manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan serta Vasudewa Kutumbakam yang berarti kita semua bersaudara.
Lukman Hakim menambahkan, perayaan Gita Jayanti Nasional yang digelar untuk keempat kalinya tersebut pun menjadi sangat penting karena nilai kebajikan Bhagavad-gita yang telah dituturkan berabad-abad yang lalu dapat terus hidup dan menembus batas waktu.
"Melalui acara ini, umat Hindu menunjukkan semangatnya yang besar untuk tidak saja merawat, juga menginternalisasikan pada diri ajaran dialog kontemplatif antara Sri Krishna dengan Arjuna," ucapnya.
Gita Jayanti, sekaligus untuk mengekspresikan cita rasa seni, budaya, dan nilai-nilai religius, serta merevitalisasi nilai-nilai luhur agama Hindu yang tertuang dalam Bhagavad-gita yang merupakan kita suci Hindu yang paling berpengaruh. Di dalamnya mengajarkan etika, moralitas, filsafat dan humanisme universal.
"Kami mengharapkan nilai-nilai kebajikan Bhagavad-gita terus digaungkan secara luas demi kehidupan bercita rasa seni, berbudaya, beradat, dan religius serta terwujudnya kebahagiaan lahir dan batin atau Moksartham Jagadhita," kata Lukman Hakim.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan dengan kehadiran semua orang bijak dalam acara Gita Jayanti Nasional tersebut akan dapat memengaruhi dalam menjalankan tugas pemerintahan.
"Sebagaimana yang tertuang dalam kitab Sarasamuscaya yang salah satu isinya menyatakan bahwa bergaulah dengan orang bijaksana, maka kamu akan dipengaruhi oleh sifat-sifat bijaksananya," ujar wagub yang akrab dipanggil Cok Ace itu.
Apalagi dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0, serigkali manusia dihadapkna pada masa depan yang penuh ketidakpastian dan banyak hal yang bersifat ambigu, penuh keragu-raguan dan saling mencurigai.
"Ini fenomena yang kita lihat akhir-akhir ini sehingga kita cenderung tidak berbuat apa-apa, kita cenderung hanya menyalahkan orang lain. Inilah kondisi yang kita hadapi, padahal di balik itu semua sesungguhnya banyak ada kesempatan. Persoalannya dalam mengambil kesempatan, apakah kita sudah dituntun oleh nilai-nilai dharma atau nilai suci yang bersifat universal dan itu semua terdapat dalam Bhagaavad-gita," ucapnya.
Ketua Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) Indonesia Nengah Wijana mengatakan tema yang diangkat dalam Gita Jayanti Nasional 2018 sesungguhnya untuk mengingatkan kita kembali bahwa kita semua bersaudara dan harus hidup berdampingan dan saling mencintai. "Kami berharap dari kegiatan ini bisa memberi sumbangsih bagi kejayaan NKRI," ujarnya.
Selain itu, menurut Wijana, musuh bersama yang dihadapi masyarakat saat ini sesungguhnya adalah kegelapan, ketidaktahuan dan kebodohan. "Masalah kita bukan karena disebabkan oleh suku, agama, ras ataupun peradaban lain. Masalah kita kebodohan," ucapnya.
Oleh karena itu, serangkaian Gita Jayanti 2018, pihaknya juga berusaha memberi kontribusi kepada masyarakat dengan telah mendistribusikan sekitar 15 ribu kitab suci Bhagavad-gita kepada masyarakat sehingga dapat diambil esensi nilai-nilai kehidupan yang sangat penting.
"Ke depan, kami ingin terus menyebarluaskan Bhagavad-gita, sekaligus untuk meningkatkan minat baca umat. Sebab sebagai Pancama Veda, Bhagavad-gita tidak hanya dipandang sebagai kitab suci umat Hindu, namun sebagai pedoman tentang kehidupan dan filsafat bagi banyak orang," ujar Wijana.
Dalam perayaan puncak Gita Jayanti tersebut juga diisi dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba dalam rangkaian Gita Jayanti Nasional 2018, penampilan tari Bali dan tari Nusantara, tari sendratari dan sebagainya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Gita Jayanti merupakan wujud kecintaan umat Hindu kepada bangsa dan tanah airnya, yang bisa dilihat dari tema Gita Jayanti kali ini yakni Bersatu Bekerja, Menuju Kejayaan NKRI," kata Lukman Hakim saat menyampaikan sambutan pada Puncak Perayaan Gita Jayanti Nasional 2018 di kampus Institut Seni Indonesia Denpasar, Sabtu malam.
Gita Jayanti merupakan hari diwahyukannya Bhagavad-gita. Gita Jayanti tepatnya jatuh pada hari ke-11 saat Shukla Paksha (bulan mati menuju purnama) pada bulan Margashirsh yang juga merupakan hari Ekadasi. Pada tahun ini, Gita Jayanti jatuh pada 19 Desember 2018.
"Tema Gita Jayanti Nasional itu mengandung pesan moral yang kuat bahwa umat Hindu ingin bangsanya bersatu-padu dan menggalakkan semangat optimistis dan kerja keras menuju Indonesia yang semakin jaya dan bersatu.
Acara tersebut, lanjut Lukman Hakim, sekaligus bermakna untuk menyulam kembali tenunan kerukunan, kebersamaan, dan rasa persaudaraan melalui sejumlah konsep Hindu yakni Tat Twam Asi yang berarti aku adalah engkau dan engkau adalah aku. Ada pula konsep Tri Hita Karana atau tiga penyebab kebahagiaan dari harmoni hubungan manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan serta Vasudewa Kutumbakam yang berarti kita semua bersaudara.
Lukman Hakim menambahkan, perayaan Gita Jayanti Nasional yang digelar untuk keempat kalinya tersebut pun menjadi sangat penting karena nilai kebajikan Bhagavad-gita yang telah dituturkan berabad-abad yang lalu dapat terus hidup dan menembus batas waktu.
"Melalui acara ini, umat Hindu menunjukkan semangatnya yang besar untuk tidak saja merawat, juga menginternalisasikan pada diri ajaran dialog kontemplatif antara Sri Krishna dengan Arjuna," ucapnya.
Gita Jayanti, sekaligus untuk mengekspresikan cita rasa seni, budaya, dan nilai-nilai religius, serta merevitalisasi nilai-nilai luhur agama Hindu yang tertuang dalam Bhagavad-gita yang merupakan kita suci Hindu yang paling berpengaruh. Di dalamnya mengajarkan etika, moralitas, filsafat dan humanisme universal.
"Kami mengharapkan nilai-nilai kebajikan Bhagavad-gita terus digaungkan secara luas demi kehidupan bercita rasa seni, berbudaya, beradat, dan religius serta terwujudnya kebahagiaan lahir dan batin atau Moksartham Jagadhita," kata Lukman Hakim.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan dengan kehadiran semua orang bijak dalam acara Gita Jayanti Nasional tersebut akan dapat memengaruhi dalam menjalankan tugas pemerintahan.
"Sebagaimana yang tertuang dalam kitab Sarasamuscaya yang salah satu isinya menyatakan bahwa bergaulah dengan orang bijaksana, maka kamu akan dipengaruhi oleh sifat-sifat bijaksananya," ujar wagub yang akrab dipanggil Cok Ace itu.
Apalagi dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0, serigkali manusia dihadapkna pada masa depan yang penuh ketidakpastian dan banyak hal yang bersifat ambigu, penuh keragu-raguan dan saling mencurigai.
"Ini fenomena yang kita lihat akhir-akhir ini sehingga kita cenderung tidak berbuat apa-apa, kita cenderung hanya menyalahkan orang lain. Inilah kondisi yang kita hadapi, padahal di balik itu semua sesungguhnya banyak ada kesempatan. Persoalannya dalam mengambil kesempatan, apakah kita sudah dituntun oleh nilai-nilai dharma atau nilai suci yang bersifat universal dan itu semua terdapat dalam Bhagaavad-gita," ucapnya.
Ketua Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) Indonesia Nengah Wijana mengatakan tema yang diangkat dalam Gita Jayanti Nasional 2018 sesungguhnya untuk mengingatkan kita kembali bahwa kita semua bersaudara dan harus hidup berdampingan dan saling mencintai. "Kami berharap dari kegiatan ini bisa memberi sumbangsih bagi kejayaan NKRI," ujarnya.
Selain itu, menurut Wijana, musuh bersama yang dihadapi masyarakat saat ini sesungguhnya adalah kegelapan, ketidaktahuan dan kebodohan. "Masalah kita bukan karena disebabkan oleh suku, agama, ras ataupun peradaban lain. Masalah kita kebodohan," ucapnya.
Oleh karena itu, serangkaian Gita Jayanti 2018, pihaknya juga berusaha memberi kontribusi kepada masyarakat dengan telah mendistribusikan sekitar 15 ribu kitab suci Bhagavad-gita kepada masyarakat sehingga dapat diambil esensi nilai-nilai kehidupan yang sangat penting.
"Ke depan, kami ingin terus menyebarluaskan Bhagavad-gita, sekaligus untuk meningkatkan minat baca umat. Sebab sebagai Pancama Veda, Bhagavad-gita tidak hanya dipandang sebagai kitab suci umat Hindu, namun sebagai pedoman tentang kehidupan dan filsafat bagi banyak orang," ujar Wijana.
Dalam perayaan puncak Gita Jayanti tersebut juga diisi dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba dalam rangkaian Gita Jayanti Nasional 2018, penampilan tari Bali dan tari Nusantara, tari sendratari dan sebagainya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018