Bangli (Antaranews Bali) - Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta mengajak masyarakat Bangli untuk lebih cerdas dalam menggunakan media sosial (medsos) guna menghindari tersandung kasus hukum akibat salah menggunakan medsos.
"Sejak diberlakukannya UU ITE Nomor 19 Ttahun 2016, banyak pengguna medsos yang malah tersandung kasus hukum gara-gara "salah" dalam bermedsos. Ada yang dinilai menyebarkan kebencian, mengancam, dan menyebarkan hoaks atau berita bohong," kata Wabup Sedana Arta sebagaiman keterangan pers, yang diterima dari Diskominfo Bangli, Senin.
Saat melepas peserta jalan santai dan pengundian kupon berhadiah yang diselenggarakan Sekaa Teruna Yasa Murti, Desa Pakraman Kedui, Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku Bangli, Minggu (25/11), Wabup Sedana Arta menekankan dengan diberlakukannya UU ITE dan trend penyebaran berita hoaks oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, peredaran informasi di media sosial sangat diawasi oleh aparat penegak hukum.
"Oleh karenanya masyarakat Bangli harus lebih cerdas dalam memilih dan memilah berita yang beredar di media sosial. Sebelum menyebarkan, harus dipastikan dulu sumber dan kebenaran dari berita itu. Jangan sampai karena ketidak tahuan, kita ikut menyebarkan berita yang tidak benar atau hoax sehingga menyeret kita ke ranah hukum," katanya.
Selain rawan masuk ke ranah hukum, Wabup Sedana Arta juga mengatakan, jika kita kurang berhati-hati, bermedia sosial juga seringkali menimbulkan konflik yang tidak kecil. Banyak kasus yang kemudian menjadi besar gara-gara viral di media sosial.
“Sekali lagi saya minta masyarakat untuk lebih jeli dan cerdas dalam memanfaatkan media sosial. Jangan karena ketidak tahuan dan sekedar bersimpati, kita ikut menyebarkan berita yang tidak benar,” katanya.
Selain itu, Wabup asal Desa Sulahan, Susut Bangli ini juga menyampaikan, ditengah perkembangan teknologi dan semakin banyaknya pengguna smartphone, dunia seperti dalam genggaman.
Menurut dia, dengan smartphone, yang jauh bisa menjadi dekat dan yang dekat bisa menjadi jauh. “Dengan smartpohone, yang jauh bisa jadi dekat karena kita bisa berinteraksi dengan semua orang, kapanpun dan dimanapun. Yang dekat bisa menjadi jauh, karena kita terlalu asik dengan dunia kita sendiri, sehigga mengabaikan orang disekitar. Jadi baik buruknya teknologi tergantung bagaimana kita memanfaatkannya,” katanya.
Sementara itu, ketua panitia penyelenggara jalan santai Wayan Suriadi mengatakan, selain untuk meningkatkan rasa persatuan dan kekompakan diantara anggota, kegiatan jalan santai yang dilaksanakan hari ini, merupakan bagian dari kegiatan penggalian dana, yang diinisiasi Sekaa Teruna Yasa Murti, untuk pemugaran Pura Taman di Desa Pakraman Kedui.
Ia juga mengatakan, dana sementara yang terkumpul dari penggalian dana ini sebesar Rp24 juta, dan rencanannya seluruh dana yang terkumpul sepenuhnya akan digunakan untuk pemugaran Pura Taman.
“Sampai hari ini dana yang terkumpul dari penggalian dana berupa penjualan kupon undian sebesar Rp. 24 Juta. Kita rencanakan, seluruh hasil penggalian dana akan diserahkan ke pihak Desa Pakraman Kedui, untuk pemugaran Pura Taman,” pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018