Denpasar (Antaranews Bali) - Jajaran Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali menyatakan mayoritas koperasi binaan pemprov setempat dalam kondisi "sehat" dan "cukup sehat" berdasarkan hasil penilaian terhadap sejumlah koperasi simpan pinjam di Pulau Dewata.
"Koperasi yang menjadi binaan Pemerintah Provinsi Bali itu ada 172 unit, tetapi yang kami nilai adalah koperasi yang ada simpan pinjamnnya," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra, di Denpasar, Senin.
ia merinci koperasi binaan pemprov setempat yang tergolong "sehat" sebanyak 22,54 persen dan 63,73 persen mendapatkan penilaian "cukup sehat". "Jadi, secara umum koperasi di Bali yang sehat sebanyak 86,27 persen dan yang berada dalam pengawasan 13,72 persen," ucapnya.
Terkait keberadaan koperasi yang "statusnya" ada dalam pengawasan, pihaknya sudah melakukan pemanggilan kepada para pengurus maupun pengawas koperasi bersangkutan.
"Kami sampaikan item indikator yang perlu dibenahi, rasio yang jatuh, dan agar membuat progres untuk enam bulan ke depan harus baik kinerjanya, sehingga diharapkan saat Desember, hasil penilainnya sudah menjadi lebih baik," ujarnya disela-sela memimpin rapat koperasi se-Bali itu.
Dengan adanya sejumlah upaya pembinaan yang dilakukan, pihaknya mengharapkan koperasi yang berstatus dalam pengawasan itu bisa "naik kelas" menjadi cukup sehat dan yang cukup sehat menjadi sehat.
"Kesehatan koperasi ini sangat penting karena menyangkut kepercayaan anggota terkait tata kelola koperasi. Di samping itu, untuk dapat mengakses ke perbankan maupun nonperbankan, juga yang dinilai sehat tidaknya koperasi bersangkutan," ucap Gede Indra.
Selain itu, tambah dia, secara umum kinerja koperasi di Bali saat ini dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan.
"Peningkatan itu diantaranya dapat dilihat dari tata kelola koperasi yang sudah semakin baik, dibuktikan dengan 60 persen manajer koperasi sudah kompeten dan mengantongi sertifikat. Kami harapkan tahun depan dapat lebih meningkat," katanya.
Dari sisi aset koperasi se-Bali, lanjut Gede Indra, hingga September 2018 tercatat total aset koperasi mencapai Rp12,9 triliun, dengan volume usaha sebesar Rp13,9 triliun.
Gede Indra juga mengharapkan agar masyarakat luas juga turut mengawasi dan menginformasikan jika sampai ada koperasi bodong di lingkungan sekitar. Bagi koperasi yang legal, tentunya akan memiliki badan hukum, izin koperasi, dan hasil penilaian kesehatan koperasi. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Koperasi yang menjadi binaan Pemerintah Provinsi Bali itu ada 172 unit, tetapi yang kami nilai adalah koperasi yang ada simpan pinjamnnya," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra, di Denpasar, Senin.
ia merinci koperasi binaan pemprov setempat yang tergolong "sehat" sebanyak 22,54 persen dan 63,73 persen mendapatkan penilaian "cukup sehat". "Jadi, secara umum koperasi di Bali yang sehat sebanyak 86,27 persen dan yang berada dalam pengawasan 13,72 persen," ucapnya.
Terkait keberadaan koperasi yang "statusnya" ada dalam pengawasan, pihaknya sudah melakukan pemanggilan kepada para pengurus maupun pengawas koperasi bersangkutan.
"Kami sampaikan item indikator yang perlu dibenahi, rasio yang jatuh, dan agar membuat progres untuk enam bulan ke depan harus baik kinerjanya, sehingga diharapkan saat Desember, hasil penilainnya sudah menjadi lebih baik," ujarnya disela-sela memimpin rapat koperasi se-Bali itu.
Dengan adanya sejumlah upaya pembinaan yang dilakukan, pihaknya mengharapkan koperasi yang berstatus dalam pengawasan itu bisa "naik kelas" menjadi cukup sehat dan yang cukup sehat menjadi sehat.
"Kesehatan koperasi ini sangat penting karena menyangkut kepercayaan anggota terkait tata kelola koperasi. Di samping itu, untuk dapat mengakses ke perbankan maupun nonperbankan, juga yang dinilai sehat tidaknya koperasi bersangkutan," ucap Gede Indra.
Selain itu, tambah dia, secara umum kinerja koperasi di Bali saat ini dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan.
"Peningkatan itu diantaranya dapat dilihat dari tata kelola koperasi yang sudah semakin baik, dibuktikan dengan 60 persen manajer koperasi sudah kompeten dan mengantongi sertifikat. Kami harapkan tahun depan dapat lebih meningkat," katanya.
Dari sisi aset koperasi se-Bali, lanjut Gede Indra, hingga September 2018 tercatat total aset koperasi mencapai Rp12,9 triliun, dengan volume usaha sebesar Rp13,9 triliun.
Gede Indra juga mengharapkan agar masyarakat luas juga turut mengawasi dan menginformasikan jika sampai ada koperasi bodong di lingkungan sekitar. Bagi koperasi yang legal, tentunya akan memiliki badan hukum, izin koperasi, dan hasil penilaian kesehatan koperasi. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018