Sanur, Bali (Antaranews Bali) - Lembaga nirlaba Indonesia The Coral Triangel Center memamerkan karya seni 2.000 terumbu karang berbahan dasar keramik berukuran 18x2,5 meter yang dikerjakan ratusan seniman dan relawan, yang ke depan dapat dimanfaatkan untuk mengedukasi publik bahwa pentingnya terumbu karang sebagai rumah atau tempat bertumbuhnya ikan atau ekosistem laut.
“Visi kami dengan menghadirkan karya seni ini agar menginspirasi publik untuk melihat keindahan terumbu karang dan bisa meningkatkan kepedulian untuk ikut menjaga keragaman terumbu karang dan flora dan fauna Iaut di Indonesia," kata Direktur Eksekutif CTC Bali, Rili Djohani dalam sambutannya di Sanur, Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan pentingnya semua pihak melindungi terumbu karang dan kehidupan bawah Iaut agar kekayaan alam laut di Indonesia dapat terus diwariskan kepada anak cucu ke depannya.
"Dengan menghadirkan karya seni ini, kami mengajak berbagai pihak mengetahui jenis terumbu karang yang melalui replika keramik dan juga tergugah menjaga alam bawah laut sehigga dapat terus indah," ujar Rili.
Keberadaan semesta Terumbu Karang-Coral Universe di Pusat Konservasi Laut CTC, Sanur, Bali awalnya digagas oleh Coral Triangle Center, dan dikerjakan secara kolaborasi oIeh banyak pihak, mulai dari seniman Amerika Serikat dan Indonesia, BPPT-BTIKK, Jenggala dan lebih dari 300 orang relawan dari Bali.
"Kombinasi karya seni keramik, sains kelautan dan teknologi 'virtual reality' ini menjadi sebuah inovasi baru dari 'coral triangle center', dalam memperkenalkan konservasi Iaut kepada khalayak umum," katanya.
Sementara itu, Staff Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan, Suseno Sukoyono mendukung penuh upaya edukasi tentang konservasi terumbu karang yang dilakukan CTC, guna menguatkan masyarakat dalam Kawasan Konservasi Perairan yang didorong Kementerian.
Demikian, Seniman asal Amerika Serikat Courtney Mattison, menambahkan Semesta Terumbu Karang berbahan keramik di Coral Triangle Center Bali ini untuk memperlihatkan keindahan terumbu karang yang rentan dan betapa berharganya bagi dunia.
"Perubahan iklim dan aktifitas yang disebabkan oleh manusia dapat mengancam kehidupan terumbu karang, untuk itu kami ingin mengedukasi publik agar bersama-sama menjaganya,' ujarnya.
Karya seni terumbu karang keramik yang dirancang Courtney Mattison inu, juga melibatkan seniman Indonesia yakni Ricko Gabriel, Alflah Rahdini, Sasanti Puri Ardini, Agung Ivan WB dan Iebih dari 300 relawan dan anggota komunitas seni di Bali.
Karya ini terdiri dari enam pusaran terumbu karang dan dan sebuah pusat pusaran, yang menggambarkan enam negara yang berada di kawasan segitiga terumbu karang yang menjadi pusat dari kekayaan biodiversitas Iaut dunia.
Dalam acara itu juga dilakukan penandatanganan plakat oleh tiga wakil pemerintahi Indonesia, Monako dan Australia yang menjadi upaya bersama dunia dalam menjaga terumbu karang dunia.
Semesta Terumbu Karang-Coral Universe ini didedikasikan untuk kawasan Coral TriangIe, dimana kawasan Iaut dunia yang paling kaya dalam keanekaragaman hayati, yaitu Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Solomon Islands, dan Timor Leste.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
“Visi kami dengan menghadirkan karya seni ini agar menginspirasi publik untuk melihat keindahan terumbu karang dan bisa meningkatkan kepedulian untuk ikut menjaga keragaman terumbu karang dan flora dan fauna Iaut di Indonesia," kata Direktur Eksekutif CTC Bali, Rili Djohani dalam sambutannya di Sanur, Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan pentingnya semua pihak melindungi terumbu karang dan kehidupan bawah Iaut agar kekayaan alam laut di Indonesia dapat terus diwariskan kepada anak cucu ke depannya.
"Dengan menghadirkan karya seni ini, kami mengajak berbagai pihak mengetahui jenis terumbu karang yang melalui replika keramik dan juga tergugah menjaga alam bawah laut sehigga dapat terus indah," ujar Rili.
Keberadaan semesta Terumbu Karang-Coral Universe di Pusat Konservasi Laut CTC, Sanur, Bali awalnya digagas oleh Coral Triangle Center, dan dikerjakan secara kolaborasi oIeh banyak pihak, mulai dari seniman Amerika Serikat dan Indonesia, BPPT-BTIKK, Jenggala dan lebih dari 300 orang relawan dari Bali.
"Kombinasi karya seni keramik, sains kelautan dan teknologi 'virtual reality' ini menjadi sebuah inovasi baru dari 'coral triangle center', dalam memperkenalkan konservasi Iaut kepada khalayak umum," katanya.
Sementara itu, Staff Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan, Suseno Sukoyono mendukung penuh upaya edukasi tentang konservasi terumbu karang yang dilakukan CTC, guna menguatkan masyarakat dalam Kawasan Konservasi Perairan yang didorong Kementerian.
Demikian, Seniman asal Amerika Serikat Courtney Mattison, menambahkan Semesta Terumbu Karang berbahan keramik di Coral Triangle Center Bali ini untuk memperlihatkan keindahan terumbu karang yang rentan dan betapa berharganya bagi dunia.
"Perubahan iklim dan aktifitas yang disebabkan oleh manusia dapat mengancam kehidupan terumbu karang, untuk itu kami ingin mengedukasi publik agar bersama-sama menjaganya,' ujarnya.
Karya seni terumbu karang keramik yang dirancang Courtney Mattison inu, juga melibatkan seniman Indonesia yakni Ricko Gabriel, Alflah Rahdini, Sasanti Puri Ardini, Agung Ivan WB dan Iebih dari 300 relawan dan anggota komunitas seni di Bali.
Karya ini terdiri dari enam pusaran terumbu karang dan dan sebuah pusat pusaran, yang menggambarkan enam negara yang berada di kawasan segitiga terumbu karang yang menjadi pusat dari kekayaan biodiversitas Iaut dunia.
Dalam acara itu juga dilakukan penandatanganan plakat oleh tiga wakil pemerintahi Indonesia, Monako dan Australia yang menjadi upaya bersama dunia dalam menjaga terumbu karang dunia.
Semesta Terumbu Karang-Coral Universe ini didedikasikan untuk kawasan Coral TriangIe, dimana kawasan Iaut dunia yang paling kaya dalam keanekaragaman hayati, yaitu Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Solomon Islands, dan Timor Leste.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018