Kuta (Antaranews Bali) - Otoritas Jasa Keuangan mencatat realisasi pembiayaan yang diberikan perusahaan pinjam meminjam dalam jaringan atau "Fintech" di Indonesia mencapai Rp13,83 triliun hingga September 2018 atau melonjak 439,5 persen jika dibandingkan posisi Desember 2017.
"Kami imbau pelaku 'fintech' untuk menaati semua peraturan dan panduan yang berlaku sehingga keberadaan mereka dapat memberikan dampak positif ke masyarakat luas dan ekonomi nasional," kata Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech, Hendrikus Passagi, saat hadir dalam "Fintech Day" di Kuta, Bali, Jumat.
Melonjaknya realisasi pinjaman tersebut, kata dia, karena perusahaan "fintech" memberikan kemudahan yang menarik debitur untuk mengakses pendanaan dalam jaringan.
OJK mencatat sampai dengan September 2018, agregat jumlah akumulasi rekening pemberi pinjaman dan peminjam mencapai masing-masing 161.297 entitas dan 2,3 juta entitas.
Regulator itu mencatat hingga Oktober 2018, perusahaan "fintech" yang terdaftar di OJK mencapai 73 perusahaan, 60 di antaranya turut hadir dalam forum "fintech day" pada 25-27 Oktober 2018.
Dalam forum tersebut dibahas sejumlah hal terkait pengembangan industri fintech dalam negeri termasuk upaya meningkatkan inklusi keuangan dan ekonomi digital.
Terkait hal itu, salah satu perusahaan "fintech", TunaiKita mendorong lanskap pengembangan ekonomi digital masa mendatang dengan memberikan kemudahan akses kredit bagi masyarakat khususnya pelaku usaha kecil menengah.
Vice President Korporasi TunaiKita, Anggie Ariningsih mengatakan pihaknya memanfaatkan teknologi untuk membuka akses kredit bagi lapisan ekonomi menengah yang umumnya masih sulit mendapatkan kredit dari lembaga keuangan konvensional.
Anggie menuturkan hanya dengan melampirkan KTP dan NPWP, calon debitur bisa mengakses kredit Rp500 ribu hingga Rp20 juta dengan proses cepat yakni sekitar 5 menit, tentunya melalui penilaian yang sistematis.
"Kami berikan teknologi dan kemudahan agar masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan kredit sehingga harapannya bisa merangsang daya beli melalui penambahan modal," katanya.
TunaiKita kini telah hadir di 159 kabupaten/kota di Indonesia termasuk di Bali dengan realisasi pinjaman sejak awal tahun 2018 mencapai sekitar Rp4,2 miliar. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami imbau pelaku 'fintech' untuk menaati semua peraturan dan panduan yang berlaku sehingga keberadaan mereka dapat memberikan dampak positif ke masyarakat luas dan ekonomi nasional," kata Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech, Hendrikus Passagi, saat hadir dalam "Fintech Day" di Kuta, Bali, Jumat.
Melonjaknya realisasi pinjaman tersebut, kata dia, karena perusahaan "fintech" memberikan kemudahan yang menarik debitur untuk mengakses pendanaan dalam jaringan.
OJK mencatat sampai dengan September 2018, agregat jumlah akumulasi rekening pemberi pinjaman dan peminjam mencapai masing-masing 161.297 entitas dan 2,3 juta entitas.
Regulator itu mencatat hingga Oktober 2018, perusahaan "fintech" yang terdaftar di OJK mencapai 73 perusahaan, 60 di antaranya turut hadir dalam forum "fintech day" pada 25-27 Oktober 2018.
Dalam forum tersebut dibahas sejumlah hal terkait pengembangan industri fintech dalam negeri termasuk upaya meningkatkan inklusi keuangan dan ekonomi digital.
Terkait hal itu, salah satu perusahaan "fintech", TunaiKita mendorong lanskap pengembangan ekonomi digital masa mendatang dengan memberikan kemudahan akses kredit bagi masyarakat khususnya pelaku usaha kecil menengah.
Vice President Korporasi TunaiKita, Anggie Ariningsih mengatakan pihaknya memanfaatkan teknologi untuk membuka akses kredit bagi lapisan ekonomi menengah yang umumnya masih sulit mendapatkan kredit dari lembaga keuangan konvensional.
Anggie menuturkan hanya dengan melampirkan KTP dan NPWP, calon debitur bisa mengakses kredit Rp500 ribu hingga Rp20 juta dengan proses cepat yakni sekitar 5 menit, tentunya melalui penilaian yang sistematis.
"Kami berikan teknologi dan kemudahan agar masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan kredit sehingga harapannya bisa merangsang daya beli melalui penambahan modal," katanya.
TunaiKita kini telah hadir di 159 kabupaten/kota di Indonesia termasuk di Bali dengan realisasi pinjaman sejak awal tahun 2018 mencapai sekitar Rp4,2 miliar. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018