Kuta (Antaranews Bali) - Perusahaan pinjam meminjam dana dalam jaringan berbasis aplikasi (Fintech) RupiahPlus membidik pembiayaan usaha mikro kecil menengah di Bali karena pertumbuhan yang tinggi di sektor tersebut seiring dengan industri pariwisata yang berkembang pesat.

"Kami melihat potensi UMKM di Bali besar sehingga itu menjadi fokus apalagi ketaatan pembayaran nasabah di Pulau Dewata menduduki posisi teratas," kata Kepala Komunikasi Korporasi RupiahPlus Randy Salim menjelang pelaksanaan "Fintech Day" di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu. 

Sejak berdiri April 2017, perusahaan "fintech" daring itu sudah menyalurkan pembiayaan di Bali sebesar Rp4,5 miliar kepada sekitar 10 ribu peminjam hingga Oktober 2018, jumlah yang dinilai cukup besar bagi perusahaan baru itu.

Peminjam dari kalangan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi nasabah terbesar di Bali dengan porsi sekitar 35 persen yang digunakan untuk modal bisnis.Sisanya, lanjut dia, pembiayaan kebanyakan digunakan untuk pendidikan, medis dan kebutuhan sehari-hari.

Sosialisasi, kata dia, selama ini dilakukan melalui wadah media sosial seperti instagram, facebook dan wadah media sosial lainnya.

Untuk pertama kalinya pihaknya "turun gunung" di Bali untuk memperbesar cakupan pasar melalui sosialisasi "Fintech Day" yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan di beberapa titik di Denpasar dan Kuta, 25-27 Oktober 2018.

Sementara itu secara nasional, Randy mencatat total pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah mencapai Rp2,5 triliun sejak April 2017 hingga Oktober 2018 dengan total nasabah mencapai sekitar 805 ribu orang. (ed)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018