Singaraja (Antaranews Bali) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Buleleng membersihkan aliran Sungai Mumbul, Singaraja, yang diduga sering menyebabkan banjir, sungai guna mengantisipasi bencana banjir menjelang musim hujan.

"Pembersihan ini melibatkan seluruh pegawai Pemkab Buleleng, TNI/POLRI dan masyarakat setempat. Pembersihan di  Sungai Mumbul dimulai dari hulu hingga hilir dengan mengangkat sampah yang menyumbat aliran sungai," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng Putu Ariadi Pribadi di Singaraja, Buleleng, Bali, Minggu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Sungai Mumbul dianggap sering menyebabkan banjir saat musim hujan datang karena banyaknya tumpukan sampah yang menyumbat aliran sungai dan adanya pendangkalan sungai.

"Memasuki musim hujan, Pemkab Buleleng akan secara rutin melakukan pembersihan di Daerah Aliran Sungai (DAS). Kegiatan ini tidak hanya melakukan pembersihan aliran sungai, tetapi Pemkab Buleleng kedepan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tetap menjaga lingkungan," ujarnya.

Untuk mengatasi pendangkalan, Ariadi mengaku pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Buleleng untuk melakukan pengerukan sedimentasi di sungai Mumbul.

"Kita sudah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR nanti akan dilakukan pengerukan secara bertahap. Tapi, PUPR sekarang sedang mengkaji aliran sungai tersebut, karena takutnya jika dikeruk air laut naik," katanya.

Ariadi juga mengungkapkan pembersihan kali ini juga dilakukan di tempat lain yakni sungai Banyuasri dan jalan di kawasan Desa Sangket sampai Desa Sambangan Kecamatan Sukasada, yang dilakukan untuk tetap menjaga estetika kebersihan lingkungan.

"Ini secara tidak langsung dapat memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan daerahnya," katanya.

"Gasebu" Sukasada
Pada Jumat (19/10) malam, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana membuka Gelar Seni Budaya (Gasebu) Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, di areal Monumen Perjuangan Tri Yuda Sakti, yang merupakan penyelenggaraan yang ketiga kalinya pada tahun ini.

"Seperti juga di kecamatan lain di Buleleng, acara seni budaya di masing-masing kecamatan ini menampilkan ciri khas seni budaya di masing-masing wilayah untuk dipromosikan sebagai daya tarik wisata," kata Bupati Agus Suradnyana.

Ia mengatakan festival seni budaya bukan merupakan sebuah pesta semata, namun acara  di setiap kecamatan akan memberikan ruang pengembangan pariwisata daerah, yang akan diterima sebagai hasil festival seni budaya itu.

Selain itu, festival seni budaya juga untuk membangkitkan gairah berkesenian pada masyarakat di desa-desa. Masyarakat akan berlomba-lomba agar bisa tampil di festival seni budaya yang diadakan di masing-masing kecamatan.

"Saya mengapresiasi seminar tari rejang renteng yang dikaitkan dengan acara Gasebu ini, agar tidak salah kaprah," katanya dalam pembukaan Gasebu yang diagendakan berlangsung selama empat hari padai 19 hingga 22 Oktober 2018.

Dalam acara yang diawali dengan Tari Legong Semara Predana dari Sanggar Seni Wahyu Semara Shanti, lalu Tari Puspa Wresti dan Tari Kecak dari Desa Ambengan, juga dipentaskan sederet kesenian modern dengan menampilkan band lokal, termasuk menghadirkan penyanyi Pop Bali.

Camat Sukasada, I Made Dwi Adnyana mengatakan Gasebu kali ini bertema "Rajya Rakta Jagaddhita" yang mengandung harapan bahwa Kecamatan Sukasada dapat menjadi gerbang utama menuju kesejahteraan masyarakat Kabupaten Buleleng dengan mengimplementasikan nilai-nilai seni dan budaya. (ed)

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018