Denpasar (Antaranews Bali) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengingatkan agar kaum perempuan, khususnya para ibu, jangan terlalu terseret keluar ranah domestik dengan dalih mengejar kesetaraan gender dan emansipasi.
"Kalau sampai menyeret perempuan habis-habisan ke ranah publik, itu bentuk penjajahan. Berarti ada usaha untuk menghilangkan benteng pelindung keluarga. Benteng terakhir ada di ibu dan ibu turun menentukan masa depan bangsa. Kalau pelindung ini hilang, siapa yang akan menjaga," kata Putri Suastini Koster disela-sela Pelantikan Keanggotaan Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, di Denpasar, Senin.
Menurut istri orang nomor satu di Bali itu, peran ibu sangat penting apalagi di tengah perkembangan yang terjadi begitu cepat, meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, hingga kasus pedofilia.
"Betapapun kaum ibu diseret di ranah karir, tentu harus bisa berbagi dengan ranah domestik. Harus ada yang menjaga dan melindungi keluarga. Di situlah kekuatan perempuan, sukses di karir dan domestik. Jangan sampai karena diiming-imingi menambah penghasilan, lalu ibu-ibu terseret dari benteng pertahanan keluarga," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen melalui PKK untuk terus memberikan informasi terkini khususnya edukasi pentingnya perlindungan terhadap keluarga.
"Bukan pada persoalan kualitas pendidikan ibu-ibu, tetapi banyak yang jauh mesti diketahui ibu-ibu, di tengah perkembangan yang begitu cepat. Karena ibu-ibu cerdas, maka harus terus diedukasi," ucap Putri Suastini.
Tim Penggerak PKK, lanjut dia, akan bersinergi dengan organisasi perangkat daerah terkait dan juga lembaga swadaya masyarakat untuk memberikan berbagai program edukasi pada kaum hawa di Pulau Dewata.
"Jadi, menjadi tugas PKK untuk memberikan informasi terkini terkait perlindungan keluarga. Di samping itu, bisa bersentuhan dengan ibu-ibu untuk menguatkan tugas dan tanggung jawab di ranah domestik yang sangat luar biasa dan angan sampai lepas atas nama emansipasi," katanya.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster berpandangan apabila semua keluarga sudah dapat mewujudkan tata kehidupan dan penghidupannya yang sejahtera dan harmonis, tentu akan berimplikasi terwujudnya masyarakat Bali dan Indonesia yang sejahtera.
"Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana membudayakan PKK sesuai dengan eksistensinya. Apabila 10 program pokok PKK sudah membudaya, maka PKK dapat menjadi pilar yang kokoh tidak hanya fokus pada kesejahteraan, namun mewujudkan keluarga yang berkualitas," ucapnya.
Koster berpesan Ketua Tim Penggerak PKK tidak saja melanjutkan tugas mewujudkan visi misi gerakan PKK dan melaksanakan 10 program pokok PKK, namun juga dapat menjadikan anggotanya selalu hadir di tengah masyarakat untuk memberikan amal baktinya kepada seluruh masyarakat.
"Selain itu, mendorong peran aktif kader-kader dalam membantu pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat serta memajukan daerah," ucapnya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kalau sampai menyeret perempuan habis-habisan ke ranah publik, itu bentuk penjajahan. Berarti ada usaha untuk menghilangkan benteng pelindung keluarga. Benteng terakhir ada di ibu dan ibu turun menentukan masa depan bangsa. Kalau pelindung ini hilang, siapa yang akan menjaga," kata Putri Suastini Koster disela-sela Pelantikan Keanggotaan Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, di Denpasar, Senin.
Menurut istri orang nomor satu di Bali itu, peran ibu sangat penting apalagi di tengah perkembangan yang terjadi begitu cepat, meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, hingga kasus pedofilia.
"Betapapun kaum ibu diseret di ranah karir, tentu harus bisa berbagi dengan ranah domestik. Harus ada yang menjaga dan melindungi keluarga. Di situlah kekuatan perempuan, sukses di karir dan domestik. Jangan sampai karena diiming-imingi menambah penghasilan, lalu ibu-ibu terseret dari benteng pertahanan keluarga," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen melalui PKK untuk terus memberikan informasi terkini khususnya edukasi pentingnya perlindungan terhadap keluarga.
"Bukan pada persoalan kualitas pendidikan ibu-ibu, tetapi banyak yang jauh mesti diketahui ibu-ibu, di tengah perkembangan yang begitu cepat. Karena ibu-ibu cerdas, maka harus terus diedukasi," ucap Putri Suastini.
Tim Penggerak PKK, lanjut dia, akan bersinergi dengan organisasi perangkat daerah terkait dan juga lembaga swadaya masyarakat untuk memberikan berbagai program edukasi pada kaum hawa di Pulau Dewata.
"Jadi, menjadi tugas PKK untuk memberikan informasi terkini terkait perlindungan keluarga. Di samping itu, bisa bersentuhan dengan ibu-ibu untuk menguatkan tugas dan tanggung jawab di ranah domestik yang sangat luar biasa dan angan sampai lepas atas nama emansipasi," katanya.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster berpandangan apabila semua keluarga sudah dapat mewujudkan tata kehidupan dan penghidupannya yang sejahtera dan harmonis, tentu akan berimplikasi terwujudnya masyarakat Bali dan Indonesia yang sejahtera.
"Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana membudayakan PKK sesuai dengan eksistensinya. Apabila 10 program pokok PKK sudah membudaya, maka PKK dapat menjadi pilar yang kokoh tidak hanya fokus pada kesejahteraan, namun mewujudkan keluarga yang berkualitas," ucapnya.
Koster berpesan Ketua Tim Penggerak PKK tidak saja melanjutkan tugas mewujudkan visi misi gerakan PKK dan melaksanakan 10 program pokok PKK, namun juga dapat menjadikan anggotanya selalu hadir di tengah masyarakat untuk memberikan amal baktinya kepada seluruh masyarakat.
"Selain itu, mendorong peran aktif kader-kader dalam membantu pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat serta memajukan daerah," ucapnya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018