Jakarta (Antaranews Bali) - Sesjen MPR Maruf Cahyono bahagia Training of Trainer (TOT) Empat Pilar yang diperuntukan bagi 100 perwira menengah TNI AL berakhir dengan hasil menggembirakan.

"Untuk selanjutnya teruskan Empat Pilar ke masyarakat," ujar  Sesjen MPR Maruf Cahyono dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Senin (15/10)

Saat menutup TOT di Surabaya, Jawa Timur, Maruf Cahyono mengungkapkan sosialisasi Empat Pilar dengan metode TOT ini mampu mencetak pelatih yang berintegritas dan berkapasitas.

Ia juga menyampaikan bahwa dia atas nama pimpinan MPR mengapresiasi kegiatan yang mendapat dukungan dari KASAL itu. Sebelumnya, dalam laporan pelaksanaan, Kepala Biro Persidangan dan Sosialisasi Setjen MPR Tugiyana mengatakan dari 100 peserta TOT, 96 adalah pria dan 4 adalah wanita.

"Mereka perwira menengah TNI AL dari seluruh Indonesia," ungkapnya. Peserta sosialisasi sudah banyak mendapat pemaparan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Sementara itu, Maruf Cahyono juga berharap keempat hal yang fundamental tersebut tidak hanya berhenti pada tatanan normatif, namun juga harus dinamis sesuai dengan demokrasi politik dan tata negara yang ada.

Untuk itu, Maruf menegaskan kelak kalau menyosialisasikan Empat Pilar maka kita harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa Pancasila adalah sesuatu yang harus diyakini kebenarannya. Pancasila sudah hidup ribuan tahun di tengah masyarakat. "Jelaskan spirit nilai-nilai Pancasila agar menjadi daya gerak masyarakat," harapnya.

Ia menekankan tidak ada bangsa yang mencapai kebesaran bila tidak percaya pada ideologi. Dengan demikian bila bangsa ini sudah memiliki ideologi, maka sudah memiliki sesuatu. "Untuk itu, ideologi yang kita miliki tidak berhenti pada taraf dipahami namun harus diyakini kebenarannya," paparnya. "Ideologi harus dipercaya", imbuhnya.

Nilai dari sila-sila Pancasila, menurut Maruf Cahyono harus ditanamkan kepada masyarakat untuk menjadi jati diri bangsa.

"Jabarkan nilai-nilai itu ke masyarakat," tuturnya. Penjabaran Pancasila tidak hanya pada masyarakat, tapi juga pada internalisasi pada aturan hukum yang ada.

Aturan hukum yang ada harus menjadi instrumen yang harus dipahami, tidak sekadar norma, tapi juga strategi yang bisa dijalankan.

Maruf Cahyono, mengutip pendapat pendiri bangsa, mengatakan yang paling penting dalam soal aturan hukum adalah semangat.

"Meski sistemnya sempurna, namun kalau tidak ada semangat akan hancur," ungkapnya.(WDY)

Pewarta: Maria Lisbet Hestica Pardosi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018