Dengan asumsi 19 ribu peserta dan delegasi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menghitung ekonomi Bali bisa tumbuh hingga 6,54 persen tahun ini. Nyatanya, jumlah peserta pertemuan melebihi ekspektasi dengan 36.619 orang.
"Kalau betul 36 ribu peserta maka dampaknya akan lebih dari 6,5 persen. Kita bisa lihat angkanya di akhir tahun," kata Luhut dalam media briefing di kawasan Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Masih berdasarkan penghitungan Bappenas, dampak tidak langsung lainnya dari penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB bagi Bali adalah adanya kenaikan nilai PDRB riil sebesar Rp894 miliar pada 2018, untuk menambah secara keseluruhan PDRB riil Bali sebesar Rp1,2 triliun pada periode 2017-2019.
Keuntungan ekonomi ini antara lain berasal dari kegiatan tahapan penyiapan infrastruktur yang investasinya mencapai Rp3 triliun, pengeluaran belanja dari wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang diperkirakan mencapai Rp1,1 triliun serta penyelenggaraan acara pertemuan.
Pertemuan ini juga menciptakan 32.700 lapangan kerja dan meningkatkan upah riil sebesar 1,13 persen serta kesempatan kerja rata-rata 1,26 persen.
Sebagai Ketua Panitia Nasional Pertemuan IMF-WB, Luhut kembali menegaskan bahwa anggaran penyelenggaraan acara tersebut telah dihemat.
Dari pagu anggaran Rp855 miliar, dana yang digunakan hingga sehari menjelang pertemuan berakhir pada 14 Oktober, sebesar Rp566 miliar.
"Tapi angka itu masih mungkin turun di bawah Rp500 miliar setelah diaudit, karena kami tidak membeli barang baru," kata Luhut.
Sebagian besar anggaran tersebut dimanfaatkan untuk penggunaan teknologi informasi dan berbagai akomodasi lainnya.
Anggaran juga digunakan untuk mengembangkan infrastruktur seperti perluasan apron Bandara Internasional Ngurah Rai, pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai untuk mengurangi kemacetan transportasi menuju tempat penyelenggaraan pertemuan di Nusa Dua, serta revitalisasi TPA Regional Sarbagita Suwung di Denpasar.
Presiden Joko Widodo menyebut pemanfaatan anggaran untuk sejumlah infrastruktur tersebut adalah investasi jangka panjang.
Pemerintah tidak banyak menggunakan anggaran yang bersumber dari APBN 2017 dan 2018 itu untuk membangun tempat penyelenggaraan, karena Nusa Dua telah memiliki gedung seminar berskala internasional.
Baca juga: Berkah "pesta" pertemuan IMF-WB untuk Bali
Baca juga: Antara pamerkan karya foto di Paviliun Indonesia
Mobil mewah
Luhut menjelaskan salah satu upaya penghematan yang dilakukan pemerintah adalah menyewa 400 unit mobil Mercedes-Benz seri E200 tahun 2013 dan 2015 untuk para pejabat dan ketua delegasi.
Luhut menolak jika mobil tersebut disebut mewah, dan menambahkan bahwa para peserta dan delegasi membiayai sendiri penginapan dan pengeluaran mereka selama berada di Bali.
"Jadi kalau ada orang yang bilang mewah-mewah itu asbun (asal bunyi) saja," kata dia.
Secara keseluruhan Luhut mengatakan penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB berjalan lancar dan sukses.
Peran Indonesia sebagai tuan rumah juga diapresiasi oleh banyak negara dan perwakilan organisasi internasional.
"Standard penyelenggaraan pertemuan IMF-WB harus ditingkatkan karena apa yang Indonesia berikan begitu berkelas," ujar dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018