Singaraja (Antaranews Bali) - Rumah adat di desa-desa Baliaga atau desa kuno di wilayah perbukitan di Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, masih ditemukan tersisa 30 unit dan beberapa bagian bangunan tampak sudah tak asli lagi.  

"Dari hasil pemantauan sementara tim Dinas Kebudayaan saat ini di Desa Padawa dan Sidetapa masih ditemukan sekitar 30 unit rumah adat dengan usia sekitar 50-75 tahun," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Gede Komang, di Singaraja, Buleleng, Bali, Rabu.

Namun, arsitektur dan bahan aslinya dari beberapa bangunan yang ada sudah diganti, terutama di bagian atap dan dinding, karena itu pihaknya saat ini sedang gencar melakukan inventarisasi rumah adat yang ada di Desa Baliaga di Buleleng itu.

"Inventarisasi itu kami lakukan antara lain di Sidetapa, Cempaga, Tigawasa dan Padawa. Rencananya, rumah adat yang unik itu akan direvitalisasi sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya asli Buleleng," katanya.

Rumah adat yang masih ditemukan di Desa Pedawa dan Sidatapa itu, lanjut Gede Komang, sebagian besar menggunakan bahan tanah liat dengan lantai yang masih beruapa tanah. Dindingnya menggunakan anyaman bambu dan atapnya menggunakan daun ilalang.

"Karena usianya sudah tua, beberapa dindingnya sudah nampak kropos dan terpaksa ada yang  diganti dengan yang baru. Atapnya pun beberapa diganti dengan genteng karena warga kesulitan mendapatkan ilalang," katanya.

Gede Komang menambahkan rumah adat itu rencananya akan diusulkan ke pemerintah pusat untuk direvitalisasi. Selain langka, rumah adat itu juga mencerminkan kebudayaan asli Buleleng sehingga perlu dipertahankan.

"Jika pemerintah pusat mengabulkan usulan revitalisasi rumah adat itu, kondisi rumah-rumah adat itu akan dikembalikan seperti arsitektur semula dengan persetujuan warga pemiliknya. Apalagi rumah-rumah adat itu bisa sebagai pelengkap bagi pengembangan pariwisata di Baliaga," katanya. (ed)

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018