Mangupura (Antaranews Bali) - SMKN 1 Petang, Kabupaten Badung, terpilih mendapatkan program Sekolah Mandiri Produksi Tanaman Sayuran dan Buah Edukasi (SMARTS-BE), program kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan pusat penelitian biologika tropika SEAMEO BIOTROP.

"Peserta program SMARTS-BE tahap pertama ini merupakan SMK-SMK Pertanian dan telah melalui proses seleksi yang ketat oleh peneliti SEAMEO BIOTROP. Sekolah yang terpilih berasal dari beberapa pulau di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua," kata Koordinator Program SMARTS-BE Dr Supriyanto, di Mangupura, Badung, Senin.

Pihaknya berharap SMK terpilih dapat menjadi contoh bagi sekolah lain dalam pengembangan tanaman sayur dan buah untuk mendukung terciptanya sumber daya manusia SMK yang kompeten dan berdaya saing.

"Kegiatan SMARTS-BE bertujuan untuk mengisi sebagian kecil peta jalan dari revitalisasi SMK yang di inginkan oleh pemerintah. Sekaligus, program SMARTS-BE merupakan wahana untuk membangun 'teaching factory' yaitu sebuah model pembalajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri," ujar Supriyanto.

Menurut Supriyanto, pemilihan SMKN1 Petang  sebagai salah satu dari 30 SMK pertanian bidang agronomi dan agroteknologi karena SMKN 1 Petang berada di daerah pertanian pensuplai buah dan sayur untuk Provinsi Bali yang membutuhkan suplai jeruk Kintamani dan asparagus yg berkualitas.

"Dengan slogan 'no farm-no food'  maka pertanian yang intensif, produktif dan berkelanjutan menjadi penting. Siswa harus diajarkan bisnis pertanian yang menguntungkan dan menjadi Juragan Usia Sekolah (JUS)," ucapnya.

Kebutuhan buah tropis, lanjut dia, terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan industri berbasis buah, dan Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk ekspor, namun masih menghadapi kendala dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinyuitas.

Sepuluh besar produksi buah di Indonesia adalah pisang (7.008 juta ton), mangga (2,464 juta ton), jeruk (1.999 juta ton), sirsak (1.874 juta ton), salak (1.036 juta ton) ,durian (856 juta ton), pepaya (830 juta ton), rambutan (733 juta ton), alpukat (306 juta ton) , dan manggis (111 juta ton).

Namun sebagian besar buah tersebut tidak dapat di ekspor karena kurang memenuhi persyaratan dan cepat rusak akibat praktik budidaya yang seadanya dan kekurangan tenaga menengah yang profesional.

"Untuk itu, pemberdayaan SMK sebagai salah satu ujung tombak pertanian Indonesia mendapat prioritas pembangunan yang tertuang dalam Instruksi Presiden No 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi PhD mengatakan program SMARTS-BE harus menghasilkan buah berkualitas dan berkelanjutan agar dapat bersaing dengan produk buah impor. "Jadi, sentuhan teknologi dibutuhkan agar lebih produktif dan berkualitas sehingga program SMARTS-BE tetap harus dilanjutkan," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Direktur SEAMEO BIOTROP Dr Irdika Mansur menambahkan, SMKN1 Petang memiliki posisi strategis untuk agribisnis yang intensif agar memiliki nilai tambah yang tinggi dari setiap produk pertanian yang dihasilkan.

"Banyak teknologi yang harus dipelajari untuk meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan dan penyempurnaan atau penyelerasan kurikulum untuk menuju Industri 4.0 utamanya industri makanan dan minuman," katanya.

Kepala SMKN 1 Petang I Gusti Putu Asih menyambut baik kerja sama dengan SEAMEO BIOTROP dalam program SMARTS-BE tersebut untuk menghasilkan tenaga profesional menengah.

"Kami harus dapat berperan dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Badung dan Provinsi Bali. Untuk itu, kami mohon dukungan dan bantuan dari para pihak terkait terutama dalam praktik lapangan sebagai Teaching Factory. Kebutuhan lahan praktik menjadi sangat mendesak, karena selama ini utk kebutuhan praktik jangka panjang masih menyewa lahan," ujarnya. (ed)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018