Bangli (Antaranews Bali) - Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) Institut Seni Indonesia Denpasar telah mengakhiri rekonstruksi seni lukis "dulang" selama tiga bulan terakhir di Banjar Kedui, Desa Tembuku, Kabupaten Bangli.

"Kerajinan dulang (salah satu alas sesajen) di Kedui ini tidak saja memiliki nilai guna, tetapi juga memiliki nilai ekonomi. Jadi, bagaimana cara kita membangkitkan supaya bisa menjamin kehidupan di sini," kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr I Gusti Ngurah Seramasara MHum saat menyampaikan sambutan pada penutupan kegiatan rekonstruksi tersebut, di Bangli, Minggu.

Rekonstruksi seni, ujar Seramasara, merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan LPM2PP ISI Denpasar setiap tahun sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat.

"Kegiatan rekonstruksi dilaksanakan untuk menggali, melestarikan mengembangkan dan memberdayakan potensi tradisional serta kesenian-kesenian yang hampir punah. Dengan demikian kesenian potensi tradisional dan kesenian yang ada tetap bisa eksis, dan bisa menjadi identitas budaya masyarakat Bali dalam berinteraksi dengan budaya lain di Indonesia," ujarnya.

Tidak hanya merekonstruksi dulang, selama ini ISI Denpasar juga sudah melakukan rekonstruksi terhadap kesenian lainnya. "Kami sempat merekonstruksi Joged Pingitan, seni prasi, seni lukis Wayang Kopang di Kerambitan, rekontruksi Wayang Wong dan kidung di Budakeling," ucap Seramasara didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama SE, MM.

Sementara itu, Ketua Panitia Rekonstruksi Seni ISI Denpasar Dr I Ketut Muka MSi mengatakan kegiatan rekonstruksi seni lukis dulang telah dilaksanakan LP2MPP di Desa Kedui sejak Juni lalu. Kegiatan yang diikuti 25 orang perajin ini diisi dengan pembinaan dan pelatihan menghias dulang dengan motif ornamen Bali.

Muka menambahkan, tujuan rekonstruksi tersebut agar kerajinan dulang produksi para perajin di Banjar (dusun) Kedui ke depannya bisa tetap lestari, memiliki nilai tambah dan nilai keindahan sehingga bisa mengangkat nilai jual di pasaran.

"Sebagaimana perkembangan selama ini, produk dulang tidak saja dijadikan sebagai alat upacara namun juga diminati untuk kebutuhan pariwisata seperti di hotel maupun restoran," ujarnya.

Bendesa Pakraman Kedui Wayan Sudarma mengucapkan terima kasih atas kegiatan rekonstruksi seni lukis dulang yang diselenggarakan ISI Denpasar.

"Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi peningkatan keterampilan perajin dulang di Banjar Kedui. Hampir 75 persen masyarakat kami di sini adalah perajin dulang. Harapan kami kedepan produk dulang masyarakat di Kedui bisa lebih dikenal dan pemasarannya bisa lebih luas hingga ke luar Bali," katanya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten Bangli Nengah Sudibya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan LP2MPP ISI Denpasar dan diharapkan terus berlanjut. "Kami harapkan juga para perajin dulang di Banjar Kedui dapat terus berinovasi dan menjaga kualitas, sehingga apa yang menjadi harapan pasar bisa terpenuhi," ujar Sudibya.

Kegiatan rekonstruksi seni lukis dulang di Banjar Kedui ditutup Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr I Gusti Ngurah Seramasara MHum. Acara penutupan juga dihadiri Ketua LP2MPP Dr I Wayan Adnyana, Ketua Satuan Pengawas Internal (SPI), dosen dan pegawai ISI Denpasar, Kadisperindag Kabupaten Bangli, serta sejumlah perajin dulang dan masyarakat di banjar setempat. (*)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018