Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Mandiri menyalurkan kredit sebesar Rp9,5 triliun selama semester pertama tahun 2018 di Bali dan Nusa Tenggara atau tumbuh 13,7 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
"Ini didorong optimalisasi aset produktif secara berkualitas serta mendorong kontribusi pendapatan yang bersumber dari jasa perbankan," kata Pemimpin Regional Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara Rully Setiawan di Denpasar, Sabtu.
Sebagian besar, lanjut dia, penyerapan kredit diterima sektor produktif dan sebagian kecil sektor konsumtif.
Melonjaknya realisasi sektor kredit, juga didorong peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga atau DPK untuk dana murah yang tumbuh hampir 18 persen selama semester pertama tahun ini.
Selama periode Januari-Juni 2018, bank BUMN itu mencatatkan DPK paling banyak merupakan dana murah yakni berupa tabungan dan giro yang mencapai Rp17 triliun.
Jumlah itu, kata dia, sekitar 79,3 persen dari total DPK di bank pelat merah tersebut untuk tiga provinsi Bali dan Nusa Tenggara, sisanya merupakan dana mahal seperti deposito.
"Kami konsisten mendukung program startegis pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan mendorong pemerataan pembangunan," ucapnya.
Sementara itu, secara nasional Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit sebesar 11,8 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp762,5 triliun selama semester pertama 2018.
Laju positif itu utamanya ditopang pertumbuhan kredit segmentasi korporasi besar sebanyak 22,2 persen dan pertumbuhan kredit segmen mikro sebesar 24,8 persen masing-masing menjadi Rp296,8 triliun dan Rp90,6 triliun.
Dengan demikian, bank BUMN itu mencetak laba menjadi Rp12,2 triliub atau tumbuh 12,8 persen jika dibandingkan Juni 2017 dengan aset mencapai Rp1.155,5 triliun, tumbuh 8,3 persen pada Juni 2018 dibandingkan Juni 2017. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Ini didorong optimalisasi aset produktif secara berkualitas serta mendorong kontribusi pendapatan yang bersumber dari jasa perbankan," kata Pemimpin Regional Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara Rully Setiawan di Denpasar, Sabtu.
Sebagian besar, lanjut dia, penyerapan kredit diterima sektor produktif dan sebagian kecil sektor konsumtif.
Melonjaknya realisasi sektor kredit, juga didorong peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga atau DPK untuk dana murah yang tumbuh hampir 18 persen selama semester pertama tahun ini.
Selama periode Januari-Juni 2018, bank BUMN itu mencatatkan DPK paling banyak merupakan dana murah yakni berupa tabungan dan giro yang mencapai Rp17 triliun.
Jumlah itu, kata dia, sekitar 79,3 persen dari total DPK di bank pelat merah tersebut untuk tiga provinsi Bali dan Nusa Tenggara, sisanya merupakan dana mahal seperti deposito.
"Kami konsisten mendukung program startegis pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan mendorong pemerataan pembangunan," ucapnya.
Sementara itu, secara nasional Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit sebesar 11,8 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp762,5 triliun selama semester pertama 2018.
Laju positif itu utamanya ditopang pertumbuhan kredit segmentasi korporasi besar sebanyak 22,2 persen dan pertumbuhan kredit segmen mikro sebesar 24,8 persen masing-masing menjadi Rp296,8 triliun dan Rp90,6 triliun.
Dengan demikian, bank BUMN itu mencetak laba menjadi Rp12,2 triliub atau tumbuh 12,8 persen jika dibandingkan Juni 2017 dengan aset mencapai Rp1.155,5 triliun, tumbuh 8,3 persen pada Juni 2018 dibandingkan Juni 2017. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018