Semarapura (Antaranews Bali) - Tim Verifikasi Inovasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) yang terdiri dari Kepala Bidang Penyiapan Perumusan kebijakan Publik pada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Sri Hartini, dan Tim Panel Independen (TPI) Prof R. Siti Zuhro, serta Tim Evaluasi (TE) Dr. Linda Darmajanti, mengunjungi Kabupaten Klungkung.
Keterangan pers yang diterima dari Humas Pemkab Klungkung di Semarapura, Jumat, menyebutkan kunjungan pada Kamis (16/8) tersebut merupakan rangkaian dari verifikasi dan observasi lapangan terhadap inovasi pelayanan publik, yakni Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) dan Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara).
Kedatangan rombongan tersebut diterima oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta di Ruang Bupati Klungkung. Tim Panel Independen (TPI) Prof. R. Siti Zuhro menyatakan dua Inovasi Kabupaten Klungkung sudah masuk dalam top 99 Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan tim turun untuk melakukan verifikasi kembali guna mencari top 40.
"Apabila Inovasi Bima Juara dapat diterapkan pada tingkat Nasional, mungkin Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras. Dan untuk inovasi TOSS dimana sistem pengolahan sampah yang baik dan hasil olahannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," katanya.
Kedua Inovasi ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, dan daerah-daerah lain dapat mereplika dan mencontoh apa yang sudah dilakukan oleh Kabupaten Klungkung.
Untuk memastikan semua keberhasilan tersebut Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta juga mengajak rombongan untuk mengunjungi program inovasi yang dimaksud. Kunjungan pertama dimulai dari Supermarket Inti, yang menjual beras lokal petani Klungkung hasil penerapan sistem Bima Juara, Kemudian ke Koperasi Jaya Werdhi di Desa Takmung.
Disela-sela kunjungan lapangan tersebut Bupati Suwirta memaparkan Tentang bagaimana sistem Kerja dari Inovasi Bima Juara sudah diterapkan di Klungkung sejak akhir maret 2017.
Inovasi Bima Juara merupakan inovasi yang untuk mensejahterakan masyarakat dan petani padi di Kabupaten Klungkung dan terlebih lagi untuk menekan inflasi daerah.
"Program ini sudah terbukti disaat harga beras naik dipasaran dan di Klungkung masih stabil dan ketika harga gabah petani anjlok, Koperasi masih tetap membeli dengan harga tinggi," papar Suwirta.
Dari Koperasi Jaya Werdhi, rombongan langsung diajak ke tiga tempat lokasi diterapkannya sistem TOSS yang berlokasi di IPLT Lepang, Desa Gunaksa, dan TPSR Darma Winangun Desa Tangkas. Di sini tim langsung melakukan peninjauan dan mengecek sistem TOSS yang sudah berhasil diterapkan di Klungkung.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menjelaskan tentang Sistem Inovasi TOSS. Dengan keunggulan dari Sistem TOSS, Selain dapat membersihkan lingkungan dari sampah, juga dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan energi listrik yang dapat digunakan untuk penerangan. "Hasil olahan sampah melalui TOSS ini langsung dikelola oleh PLN melalui Indonesia Power untuk kebutuhan bahan bakar listrik pengganti batu bara," katanya.
Selain itu, dua Inovasi dari Bupati juga menjelaskan terkait Inovasi daerah di Klungkung sudah mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah. Selain dua sudah masuk top 99 Inovasi daerah, ada inovasi lainnya yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dalam kegiatan ini Bupati juga didampingi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung IB Juanida, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Anak Agung Kirana, Supervisor Senior Humas PT Indonesia Power Unit Pembangkit Bali Made Sumanta, Kepala Koperasi Unit Desa Jaya Werdhi Made Santra, Ketua TPS 3R Darma Winangun dan Operating System Program TOSS dari STT PLN Herwansyah beserta pihak terkait lainnya.
Tim Penilai RS Sayang Ibu-Bayi
Dalam waktu yang sama (16/8), Tim Penilai Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Klungkung dengan disambut Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra di rumah sakit setempat. Tim penilai GRSSI-B ke RSUD Klungkung itu dipimpin Kepala Bidang Pelayanan dan Kesehatan Provinsi Bali DR. Kadek Iwan Darmawan.
Dalam sambuatn tertulis yang dibacakan Kepala Bidang Pelayanan dan Kesehatan Provinsi Bali DR. Kadek Iwan Darmawan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, menyatakan Program (GRSSI-B) merupakan program yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi di Rumah Sakit, meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai model dan pembina teknis Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Selain itu meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai pusat rujukan pelayanan (KIA). Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) karena rujukan yang terlambat dan ketidaksiapan fasilitas kesehatan untuk melaksanakan pelayanan obstetric neonatal esensial. Penilaian GRSSI-B merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan budaya kerja bagi petugas kesehatan.
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dalam sambutan tertulis dibacakan Sekretaris Daerah setempat I Gede Putu Winastra menyatakan Kabupaten Klungkung sudah melaksanakan beberapa upaya strategis dalam memperbaiki derajat kesejahteraan masyarakatnya, antara lain, pertama, meningkatkan kualitas dan Kuantitas SDM, kedua, meningkatkan jaminan pembiayaan kesehatan bagi semua masyarakat yang belum meiliki asuransi kesehatan.
Ketiga, mendorong terus upaya perbaikan tata kelola pelayanan dan inovasi-inovasi layanan fasilitas dasar maupun di rumah sakit agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya, keempat menigkatkan upaya menjadi Kabupaten ramah anak, kelima, meningkatkan kualitas lingkungan dan ekonomi masyarakat yang bisa mendukung kesehatan.
Ia mengingatkan Kepada Jajaran RSUD Kabupaten Klungkung, untuk melakukan tugas dengan sebaik-baiknya, berikan informasi dan data yang dibutuhkan tim dengan cara yang baik, ramah, responsive serta antusias. (*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Keterangan pers yang diterima dari Humas Pemkab Klungkung di Semarapura, Jumat, menyebutkan kunjungan pada Kamis (16/8) tersebut merupakan rangkaian dari verifikasi dan observasi lapangan terhadap inovasi pelayanan publik, yakni Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) dan Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara).
Kedatangan rombongan tersebut diterima oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta di Ruang Bupati Klungkung. Tim Panel Independen (TPI) Prof. R. Siti Zuhro menyatakan dua Inovasi Kabupaten Klungkung sudah masuk dalam top 99 Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan tim turun untuk melakukan verifikasi kembali guna mencari top 40.
"Apabila Inovasi Bima Juara dapat diterapkan pada tingkat Nasional, mungkin Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras. Dan untuk inovasi TOSS dimana sistem pengolahan sampah yang baik dan hasil olahannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," katanya.
Kedua Inovasi ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, dan daerah-daerah lain dapat mereplika dan mencontoh apa yang sudah dilakukan oleh Kabupaten Klungkung.
Untuk memastikan semua keberhasilan tersebut Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta juga mengajak rombongan untuk mengunjungi program inovasi yang dimaksud. Kunjungan pertama dimulai dari Supermarket Inti, yang menjual beras lokal petani Klungkung hasil penerapan sistem Bima Juara, Kemudian ke Koperasi Jaya Werdhi di Desa Takmung.
Disela-sela kunjungan lapangan tersebut Bupati Suwirta memaparkan Tentang bagaimana sistem Kerja dari Inovasi Bima Juara sudah diterapkan di Klungkung sejak akhir maret 2017.
Inovasi Bima Juara merupakan inovasi yang untuk mensejahterakan masyarakat dan petani padi di Kabupaten Klungkung dan terlebih lagi untuk menekan inflasi daerah.
"Program ini sudah terbukti disaat harga beras naik dipasaran dan di Klungkung masih stabil dan ketika harga gabah petani anjlok, Koperasi masih tetap membeli dengan harga tinggi," papar Suwirta.
Dari Koperasi Jaya Werdhi, rombongan langsung diajak ke tiga tempat lokasi diterapkannya sistem TOSS yang berlokasi di IPLT Lepang, Desa Gunaksa, dan TPSR Darma Winangun Desa Tangkas. Di sini tim langsung melakukan peninjauan dan mengecek sistem TOSS yang sudah berhasil diterapkan di Klungkung.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menjelaskan tentang Sistem Inovasi TOSS. Dengan keunggulan dari Sistem TOSS, Selain dapat membersihkan lingkungan dari sampah, juga dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan energi listrik yang dapat digunakan untuk penerangan. "Hasil olahan sampah melalui TOSS ini langsung dikelola oleh PLN melalui Indonesia Power untuk kebutuhan bahan bakar listrik pengganti batu bara," katanya.
Selain itu, dua Inovasi dari Bupati juga menjelaskan terkait Inovasi daerah di Klungkung sudah mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah. Selain dua sudah masuk top 99 Inovasi daerah, ada inovasi lainnya yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dalam kegiatan ini Bupati juga didampingi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung IB Juanida, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Anak Agung Kirana, Supervisor Senior Humas PT Indonesia Power Unit Pembangkit Bali Made Sumanta, Kepala Koperasi Unit Desa Jaya Werdhi Made Santra, Ketua TPS 3R Darma Winangun dan Operating System Program TOSS dari STT PLN Herwansyah beserta pihak terkait lainnya.
Tim Penilai RS Sayang Ibu-Bayi
Dalam waktu yang sama (16/8), Tim Penilai Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Klungkung dengan disambut Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra di rumah sakit setempat. Tim penilai GRSSI-B ke RSUD Klungkung itu dipimpin Kepala Bidang Pelayanan dan Kesehatan Provinsi Bali DR. Kadek Iwan Darmawan.
Dalam sambuatn tertulis yang dibacakan Kepala Bidang Pelayanan dan Kesehatan Provinsi Bali DR. Kadek Iwan Darmawan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, menyatakan Program (GRSSI-B) merupakan program yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi di Rumah Sakit, meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai model dan pembina teknis Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Selain itu meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai pusat rujukan pelayanan (KIA). Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) karena rujukan yang terlambat dan ketidaksiapan fasilitas kesehatan untuk melaksanakan pelayanan obstetric neonatal esensial. Penilaian GRSSI-B merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan budaya kerja bagi petugas kesehatan.
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dalam sambutan tertulis dibacakan Sekretaris Daerah setempat I Gede Putu Winastra menyatakan Kabupaten Klungkung sudah melaksanakan beberapa upaya strategis dalam memperbaiki derajat kesejahteraan masyarakatnya, antara lain, pertama, meningkatkan kualitas dan Kuantitas SDM, kedua, meningkatkan jaminan pembiayaan kesehatan bagi semua masyarakat yang belum meiliki asuransi kesehatan.
Ketiga, mendorong terus upaya perbaikan tata kelola pelayanan dan inovasi-inovasi layanan fasilitas dasar maupun di rumah sakit agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya, keempat menigkatkan upaya menjadi Kabupaten ramah anak, kelima, meningkatkan kualitas lingkungan dan ekonomi masyarakat yang bisa mendukung kesehatan.
Ia mengingatkan Kepada Jajaran RSUD Kabupaten Klungkung, untuk melakukan tugas dengan sebaik-baiknya, berikan informasi dan data yang dibutuhkan tim dengan cara yang baik, ramah, responsive serta antusias. (*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018