Negara (Antara Bali) - Tim Ijo Gading Timur menjuarai Lomba Makepung Bupati Jembrana Cup yang berlangsung di sirkuit "makepung" Dusun Mertasari, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, wilayah barat Bali, Minggu.
Dalam kegiatan serangkaian dengan HUT ke-116 Kota Negara itu, Tim Ijo Gading Timur mengandaskan perlawanan kerbau-kerbau penarik pedati Tim Ijo Gading Barat dari tiga grup yang diperlombakan.
Bupati I Putu Artha yang menyaksikan langsung pertandingan khas Jembrana itu mengatakan, "makepung", semacam pacuan kerbau berpedati, merupakan aset berharga yang harus terus dilestarikan.
"Ini adalah tradisi yang lahir dari masyarakat Jembrana dan hanya ada di daerah ini. Karena itu harus terus kita lestarikan baik untuk menarik wisatawan maupun sebagai ikon kabupaten," katanya.
Di tiap pagelaran lomba balap kerbau dengan menarik pedati itu, memang cukup banyak menarik wisatawan asing untuk datang seperti terlihat dalam kegiatan tahun ini.
Apalagi, Makepung Bupati Cup selalu ada tiap tahunnya sehingga sudah menjadi kalender rutin pariwisata.
Koordinator Sekaa Makepung Jembrana I Made Mara mengatakan, saat ini ada enam sirkut makepung yang tersebar di beberapa lokasi.
Melalui kejuaraan-kejuaraan yang rutin dilakukan, Mara berharap akan semakin banyak masyarakat yang memelihara kerbau untuk pakepungan.
"Dengan demikian makepung tetap akan lestari hingga anak cucu kita nanti. Saya juga berharap pemkab secara rutin memelihara dan memperbaiki sirkuit makepung yang sudah ada," kata Mara.
Untuk Makepung Bupati Jembrana Cup tahun ini, penonton memenuhi lokasi start dan finish maupun di sepanjang jalur sirkuit.
Shara, salah seorang wisatawan asal Inggris mengatakan, dirinya sengaja datang ke Jembrana untuk menyaksikan langsung tradisi unik itu.
Dia juga ingin mempelajari keunikan makepung sekaligus aturan main yang juga cukup unik untuk menentukan pemenang.
Namun Shara memberikan kritik terkait dengan kerbau-kerbau yang dipukuli sampai berdarah-darah agar kencang berlari.
"Apa tidak ada cara lain agar kerbau tetap lari tanpa harus dipukuli hingga berdarah seperti itu?" katanya.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Dalam kegiatan serangkaian dengan HUT ke-116 Kota Negara itu, Tim Ijo Gading Timur mengandaskan perlawanan kerbau-kerbau penarik pedati Tim Ijo Gading Barat dari tiga grup yang diperlombakan.
Bupati I Putu Artha yang menyaksikan langsung pertandingan khas Jembrana itu mengatakan, "makepung", semacam pacuan kerbau berpedati, merupakan aset berharga yang harus terus dilestarikan.
"Ini adalah tradisi yang lahir dari masyarakat Jembrana dan hanya ada di daerah ini. Karena itu harus terus kita lestarikan baik untuk menarik wisatawan maupun sebagai ikon kabupaten," katanya.
Di tiap pagelaran lomba balap kerbau dengan menarik pedati itu, memang cukup banyak menarik wisatawan asing untuk datang seperti terlihat dalam kegiatan tahun ini.
Apalagi, Makepung Bupati Cup selalu ada tiap tahunnya sehingga sudah menjadi kalender rutin pariwisata.
Koordinator Sekaa Makepung Jembrana I Made Mara mengatakan, saat ini ada enam sirkut makepung yang tersebar di beberapa lokasi.
Melalui kejuaraan-kejuaraan yang rutin dilakukan, Mara berharap akan semakin banyak masyarakat yang memelihara kerbau untuk pakepungan.
"Dengan demikian makepung tetap akan lestari hingga anak cucu kita nanti. Saya juga berharap pemkab secara rutin memelihara dan memperbaiki sirkuit makepung yang sudah ada," kata Mara.
Untuk Makepung Bupati Jembrana Cup tahun ini, penonton memenuhi lokasi start dan finish maupun di sepanjang jalur sirkuit.
Shara, salah seorang wisatawan asal Inggris mengatakan, dirinya sengaja datang ke Jembrana untuk menyaksikan langsung tradisi unik itu.
Dia juga ingin mempelajari keunikan makepung sekaligus aturan main yang juga cukup unik untuk menentukan pemenang.
Namun Shara memberikan kritik terkait dengan kerbau-kerbau yang dipukuli sampai berdarah-darah agar kencang berlari.
"Apa tidak ada cara lain agar kerbau tetap lari tanpa harus dipukuli hingga berdarah seperti itu?" katanya.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011