Denpasar (Antaranews Bali) - Sekretaris Kota Denpasar, Bali, Anak Agung Rai Iswara mengajak para pendidik atau guru untuk menyosialisasikan empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Kami mengajak kepada para pendidik untuk menyosialisasikan empat pilar berbangsa tersebut kepada anak-anak, mulai tingkat PAUD," kata Rai Iswara pada acara sosialisasi empat pilar kebangsaan yang disampaikan anggota MPR/DPD-RI, di Denpasar, Senin.
Rai Iswara mengatakan Pemerintah Kota Denpasar mendukung sosialisasi tersebut, karena salah satu cara untuk memperkuat karakter diri termasuk anak didik. Dalam memperkuat jati diri itu diperlukan suatu proses yang berlangsung seumur hidup.
Dalam proses tersebut terkandung inovasi dan kreativitas yang sinergi dengan peran serta semua elemen. Karena memperkuat jati diri juga dilakukan melalui pengembangan karaker individu seseorang pendidikan melalui sekolah-sekolah.
Rai Iswara mengharapkan para peserta terutama para guru usai mengikuti sosialisasi ini dapat menularkannya minimal pada lingkungan sekolah. Terlebih lagi bisa dikembangkan ke lingkungan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Ketua Panitia Penyelenggara yang juga Ketua PGRI Kota Denpasar Wayan Winarta mengatakan dilaksanakannya sosialisasi itu, karena masih ada para guru belum memahami tentang empat pilar tersebut.
"Oleh karena itu, melalui peningkatan pamahaman ini dapat meningkatkan toleransi antar dan inter-sekolah serta antar dan inter-siswa. Ini untuk meningkatkan rasa persatuan kesatuan yang telah terpupuk dengan baik, salah satunya dengan terbentuknya Forum OSIS Kota Denpasar," ucapnya.
Sementara itu, Ketua rombongan MPR-RI H. Zainut Tauhid Saadi yang menyosialisasikan empat pilar kebangsaan mengatakan kegiatan ini sangat penting merupakan amanat Undang-Undang MD3.
Ia mengatakan ketika terjadi eforia reformasi, Pancasila tidak menjadi ingatan masyarakat Indonesia. Seolah-olah Pancasila dilupakan sehingga lupa pada jati diri bangsa Indonesia. Ini berdampak perilaku masyarakat Indonesia keluar dari jati diri bangsa yaitu Pancasila.
Melalui sosialisasi ini, kata dia, mengajak kembali seluruh masyarakat Indonsia mengingat dan memahami pentingnya falsafah bangsa dan harus dilaksanakan seluruh rakyat Indonesia. Sehingga Pancasila bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Mengingat nilai-nilai Pancasila telah digali dari kearifan masyarakat Indonesia itu sendiri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami mengajak kepada para pendidik untuk menyosialisasikan empat pilar berbangsa tersebut kepada anak-anak, mulai tingkat PAUD," kata Rai Iswara pada acara sosialisasi empat pilar kebangsaan yang disampaikan anggota MPR/DPD-RI, di Denpasar, Senin.
Rai Iswara mengatakan Pemerintah Kota Denpasar mendukung sosialisasi tersebut, karena salah satu cara untuk memperkuat karakter diri termasuk anak didik. Dalam memperkuat jati diri itu diperlukan suatu proses yang berlangsung seumur hidup.
Dalam proses tersebut terkandung inovasi dan kreativitas yang sinergi dengan peran serta semua elemen. Karena memperkuat jati diri juga dilakukan melalui pengembangan karaker individu seseorang pendidikan melalui sekolah-sekolah.
Rai Iswara mengharapkan para peserta terutama para guru usai mengikuti sosialisasi ini dapat menularkannya minimal pada lingkungan sekolah. Terlebih lagi bisa dikembangkan ke lingkungan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Ketua Panitia Penyelenggara yang juga Ketua PGRI Kota Denpasar Wayan Winarta mengatakan dilaksanakannya sosialisasi itu, karena masih ada para guru belum memahami tentang empat pilar tersebut.
"Oleh karena itu, melalui peningkatan pamahaman ini dapat meningkatkan toleransi antar dan inter-sekolah serta antar dan inter-siswa. Ini untuk meningkatkan rasa persatuan kesatuan yang telah terpupuk dengan baik, salah satunya dengan terbentuknya Forum OSIS Kota Denpasar," ucapnya.
Sementara itu, Ketua rombongan MPR-RI H. Zainut Tauhid Saadi yang menyosialisasikan empat pilar kebangsaan mengatakan kegiatan ini sangat penting merupakan amanat Undang-Undang MD3.
Ia mengatakan ketika terjadi eforia reformasi, Pancasila tidak menjadi ingatan masyarakat Indonesia. Seolah-olah Pancasila dilupakan sehingga lupa pada jati diri bangsa Indonesia. Ini berdampak perilaku masyarakat Indonesia keluar dari jati diri bangsa yaitu Pancasila.
Melalui sosialisasi ini, kata dia, mengajak kembali seluruh masyarakat Indonsia mengingat dan memahami pentingnya falsafah bangsa dan harus dilaksanakan seluruh rakyat Indonesia. Sehingga Pancasila bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Mengingat nilai-nilai Pancasila telah digali dari kearifan masyarakat Indonesia itu sendiri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018