Tangerang (Antaranews Bali) - Presiden Joko Widodo dijadwalkan menyosialisasikan kebijakan Pajak Penghasilan (PPh) Final Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar 0,5 persen dalam acara Puncak Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-71.
Acara puncak peringatan Hari Koperasi Nasional ke-71 tersebut digelar di ICE BSD, Tangerang, Kamis, yang mengambil tema "Penguatan Koperasi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional".
Sosialisasi kebijakan PPh final UMKM, termasuk salah satu dari serangkaian agenda acara pada peringatan hari ini.
Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang merata sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan.
"Untuk mencapai pemerataan itu koperasi memiliki peran strategis, karena bisa saja terjadi pertumbuhan ekonomi tapi hanya dinikmati sekelompok orang," katanya.
Puspayoga mengatakan guna meningkatkan peran koperasi dalam pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, Kementerian Koperasi dan UKM menjalankan Reformasi Total Koperasi melalui tiga langkah strategis, yakni reorientasi, rehabilitasi, dan pengembangan.
Tujuannya adalah mengembangkan koperasi secara berkualitas sebagai organisasi yang memberikan kesejahteraan kepada anggotanya dan kemanfaatan kepada masyarakat.
“Dalam empat tahun berjalannya Reformasi Total Koperasi, banyak penataan koperasi yang berhasil dilaksanakan baik terhadap para penggerak koperasi, masyarakat dan kelembagaan koperasi itu sendiri. Masyarakat mulai menyadari bahwa kualitas koperasi adalah yang terpenting, bukan mengejar kuantitas lembaga koperasi,” kata Puspayoga.
Pendataan koperasi dibenahi sehingga melahirkan data koperasi yang benar-benar aktif. Jumlah koperasi pada 2014 sebanyak 212.570 unit telah berkurang menjadi 152.714 unit. Sebanyak 40.013 dibubarkan karena tidak aktif lagi.
Ia menambahkan, pembinaan koperasi yang terus-menerus dilakukan pemerintah untuk pengembangan koperasi sehingga indikator-indikator pertumbuhan koperasi menunjukkan peningkatan, antara lain koperasi mencatatkan omzet hingga puluhan triliun rupiah, koperasi masuk bursa efek, dan koperasi mampu membeli saham Bank BRI Syariah.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM dan BPS, kontribusi PDB koperasi terhadap PDB nasional terus
meningkat. Pada 2014, PDB koperasi hanya 1,71 persen kemudian meningkat menjadi 3,99 persen pada 2016 dan pada 2018 naik lagi menjadi 4,48 persen.
“Ini menunjukkan koperasi tumbuh sehat dan terus berkembang secara berkualitas,” kata Puspayoga. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Acara puncak peringatan Hari Koperasi Nasional ke-71 tersebut digelar di ICE BSD, Tangerang, Kamis, yang mengambil tema "Penguatan Koperasi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional".
Sosialisasi kebijakan PPh final UMKM, termasuk salah satu dari serangkaian agenda acara pada peringatan hari ini.
Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang merata sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan.
"Untuk mencapai pemerataan itu koperasi memiliki peran strategis, karena bisa saja terjadi pertumbuhan ekonomi tapi hanya dinikmati sekelompok orang," katanya.
Puspayoga mengatakan guna meningkatkan peran koperasi dalam pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, Kementerian Koperasi dan UKM menjalankan Reformasi Total Koperasi melalui tiga langkah strategis, yakni reorientasi, rehabilitasi, dan pengembangan.
Tujuannya adalah mengembangkan koperasi secara berkualitas sebagai organisasi yang memberikan kesejahteraan kepada anggotanya dan kemanfaatan kepada masyarakat.
“Dalam empat tahun berjalannya Reformasi Total Koperasi, banyak penataan koperasi yang berhasil dilaksanakan baik terhadap para penggerak koperasi, masyarakat dan kelembagaan koperasi itu sendiri. Masyarakat mulai menyadari bahwa kualitas koperasi adalah yang terpenting, bukan mengejar kuantitas lembaga koperasi,” kata Puspayoga.
Pendataan koperasi dibenahi sehingga melahirkan data koperasi yang benar-benar aktif. Jumlah koperasi pada 2014 sebanyak 212.570 unit telah berkurang menjadi 152.714 unit. Sebanyak 40.013 dibubarkan karena tidak aktif lagi.
Ia menambahkan, pembinaan koperasi yang terus-menerus dilakukan pemerintah untuk pengembangan koperasi sehingga indikator-indikator pertumbuhan koperasi menunjukkan peningkatan, antara lain koperasi mencatatkan omzet hingga puluhan triliun rupiah, koperasi masuk bursa efek, dan koperasi mampu membeli saham Bank BRI Syariah.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM dan BPS, kontribusi PDB koperasi terhadap PDB nasional terus
meningkat. Pada 2014, PDB koperasi hanya 1,71 persen kemudian meningkat menjadi 3,99 persen pada 2016 dan pada 2018 naik lagi menjadi 4,48 persen.
“Ini menunjukkan koperasi tumbuh sehat dan terus berkembang secara berkualitas,” kata Puspayoga. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018