Semenjak mendapatkan pekerjaan tetap di Jakarta, tiga tahun lalu, Manan (55), memboyong keluarganya ke Ibu Kota. Sejak itu pula tiap lebaran ia dan keluarganya harus pulang, ambil bagian dalam "pesta tradisional tahunan", mudik.

Tujuannya ke Rembang, Jawa Tengah, dan sejak hijrah ke Jakarta sudah dua kali ia menempuh mudik ke kampung halaman bersama keluarganya menaiki sepeda motor.

Hitung-hitungan ongkos yang lebih murah ketimbang harus membeli tiket kendaraan umum untuk tiga orang penumpang, ia bersama istri dan seorang anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, menjadi pertimbangan utama memilih menempuh jarak sedikitnya 583 km itu dengan menaiki kuda besi kesayangannya.

Tentu saja, ongkos yang murah kerap kali melunturkan faktor keselamatan. Kuda besi Manan kerap kali harus mengangkut beban tak wajar. Ransel berjubel pakaian, kardus berisi aneka buah tangan berpadu dengan kewaspadaan yang harus terjaga baik dari Manan maupun istrinya.

Manan yang harus waspada berebut ruas jalan dengan bus-bus yang terkadang melakukan akselerasi mendahului dari jarak dekat sehingga membuat hembusan anginnya terkadang oleng, sedangkan sang istri senantiasa harus memastikan anak mereka dalam keadaan aman.

Semua itu berubah, setidaknya untuk tahun ini, sebab Manan dan keluarganya berkesempatan mengikuti mudik gratis yang diselenggarakan PT Jasa Raharja (Persero) dan diberangkatkan pada Sabtu (9/6) dari Pantai Carnaval Ancol, Jakarta.

Jika dua perjalanan mudik sebelumnya Manan harus menjaga konsentrasi penuh mengendarai sepeda motornya, kini ia dan keluarga bisa tidur nyenyak sepanjang jalan, sebelum terbangun mendapati mereka telah sampai di kampung halaman tujuan.

Manan dan keluarganya menjadi sebagian dari 38 ribu pemudik dengan berbagai tujuan pulang kampung mengikuti program mudik gratis menggunakan moda transportasi bus yang disediakan Jasa Raharja. Acara mudik gratis tersebut sudah terselenggara untuk ke-11 kalinya.

Peserta mudik pun di tahun ini sangat dimanjakan dengan fasilitas pendaftaran yang sangat mudah melalui online. Cukup dengan melampirkan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk, lalu menunggu konfirmasi keberangkatan.

Tidak hanya itu saja, peserta juga dibekali dengan makanan ringan dan minuman untuk bekal perjalanan, serta obat-obatan yang diperlukan selama perjalanan. Seperti obat penurun panas, obat maag, obat anti-mabuk perjalanan.

Para pemudik juga diberi fasilitas posko layanan kesehatan untuk mendapatkan obat-obatan tertentu sebelum memulai perjalanan, agar tetap dalam keadaan bugar sesampainya di tujuan.


Meringankan biaya

Manan tentu saja bukan satu-satunya penerima manfaat mudik gratis Jasa Raharja, sebab Rodiah (33), untuk kali pertama bisa mengajak anak dan suaminya mengunjungi kampung halamannya di Surabaya.

Perjalanan pertama keluarga Rodiah itu tidak lepas dari pengalaman buruk ibu dua anak yang sehari-harisnya berdagang kue di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, yang lima tahun silam dicurangi kondektur bus yang secara ilegal menaikkan harga karcis.

Akibatnya, anggaran yang tadinya dia siapkan, tiba-tiba tidak cukup. Padahal, dia masih harus menyiapkan uang untuk kembali ke Jakarta.

Kali ini, dalam perjalanan menuju Surabaya, dia dapat membawa serta suami dan anak-anaknya. Dia pun merasa senang, akhirnya impiannya untuk menghabiskan waktu lebaran menemui kedua orang tuanya, dengan suami dan anak-anaknya terwujud tanpa harus mengeluarkan biaya ekstra.

Ditambah lagi, dia tidak harus sendiri kepayahan menenteng sendiri oleh-oleh kue dan baju-baju, karena bisa mengandalkan suami, tinggal mengurus anak-anaknya agar tetap tenang selama perjalanan. Program mudik gratis tersebut telah membantunya mengurangi biaya perjalanan, sekaligus memberikan keluarganya kesempatan ikut mudik.

Tantangan dalam perjalanan mudik bukan hanya soal biaya, tetapi juga soal keamanan dan keselamatan. Hal itulah yang menjadi perhatian serius PT. Jasa Raharja (Persero) untuk kembali menekan angka pemudik yang menggunakan sepeda motor, dan memastikan pemudik dalam keadaan aman, nyaman, dan selamat sampai tujuan.

Tahun 2017, tercatat jumlah pengguna sepeda motor pada arus mudik 2017 mencapai 6.391.784 unit, menurut Data Kementerian Perhubungan. Sedangkan, angka kecelakaan mencapai 3.168 yang melibatkan 5.860 kendaraan. Sebanyak 74 persen yang terlibat diantaranya adalah sepeda motor.

Sebagai penyelenggara jasa asuransi, PT. Jasa Raharja (Persero) berkepentingan menimalisir angka kecelakaan tersebut melalui program mudik gratis. Tahun ini, perusahaan BUMN tersebut kembali berusaha menekan angka kecelakaan kendaraan roda dua selama mudik yang mendominasi sekitar 70 persen.

Tahun ini, sebanyak 620 bus, dua kapal feri, dan delapan kereta api telah dipersiapkan untuk memberangkatkan pemudik. Pendaftaran pun mudah melalui online dan tidak dipungut biaya.

Program mudik gratis ini juga merupakan salah satu cara PT. Jasa Raharja (Persero) mengedukasi para pemudik tentang metode mudik yang aman, mudah dan nyaman. Semua armada bus yang digunakan dalam kondisi laik jalan dan telah lulus ramp check. Selain itu, bus juga telah dilengkapi dengan alat keselamatan. Pengemudi bus telah lulus tes kesehatan dan di setiap bus memiliki pengemudi cadangan. Di samping itu, kesehatan para pemudik juga diutamakan. Dengan itulah, perusahaan tersebut berusaha meningkatkan kesadaran bagi para pemudik tentang pentingnya keselamatan dan keamanan

Diharapkan, orang-orang seperti Pak Manan, yang telah menikmati fasilitas mudik gratis menggunakan moda transportasi bus menuju kampung halamannya akan berpikir seribu kali jika tahun depan hendak kembali memilih naik sepeda motor. (ed)

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018