Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kota Denpasar, Bali, terus melakukan pengawasan, evaluasi dan mempromosikan pasar tradisional atau pasar rakyat.

Sekretaris DPMD Denpasar, Ni Nyoman Sri Utari di Denpasar, Rabu, mengatakan pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap pasar tersebut. Selain itu melakukan promosi terhadap keberadaan pasar rakyat, bahwa pasar rakyat sebagai peluang pasar kerakyatan di tingkat desa dan kelurahan setempat.

"Oleh karena itu, kami terus melakukan langkah perbaikan terhadap pasar rakyat tersebut, di antaranya perbaikan infrastruktur melalui program revitalisasi pasar tradisional, termasuk juga manajemen pengelolaan pasar," ujarnya.

Selain itu, tambahnya, pihaknya juga mengajak masyarakat berwirausaha, sehingga keberadaan pasar tradisional tersebut mampu meningkatkan perekonomian warga setempat.

"Kami terus melakukan pemantauan dan evaluasi, sehingga perkembangannya secara berkelanjutan bisa ditingkatkan, baik dari segi pengelolaan maupun yang lainnya," lanjutnya.

Ia mengemukakan pemantauan dan evaluasi tersebut menyasar 34 pasar rakyat di Kota Denpasar. Program ini berjalan rutin setiap tahun bersama-sama antara pemerintah, pengelola dan pedagang untuk mencari jalan keluar (solusi), dan langkah inovasi dalam meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap keberadaan pasar rakyat. "Komitmen bersama ini, nantinya mampu memberikan imbas positif dalam peningkatan ekonomi kerakyatan di setiap desa dan kelurahan," ucapnya.

Sementara itu, Pengelola Pasar Yadnya, I Ketut Sudana mengaku promosi tetap dilakukan untuk mengajak masyarakat terus membangkitkan ekonomi kerakyatan di pasar rakyat tersebut.

Ia mengatakan dalam mendukung keberlanjutan pasar yang dikelola itu, dengan mengedepankan dan mengajak para pedagang melakukan promosi, sehingga masyarakat tertarik berkunjung ke pasar itu.

Langkah promosi yang dilakukan, sebutnya dengan memberikan kemudahan masyarakat yang ingin berjualan di Pasar Yadnya untuk dapat mencoba terlebih dahulu tanpa dipungut restribusi.

Nantinya, setelah merasa omset berjualan dapat tercapai baru pihak pengelola dan pedagang melakukan pembahasan terkait pembayaran restribusi pasar.
"Langkah ini terus kami coba untuk memacu masyarakat khususnya warga Kelurahan Kesiman untuk berwirausaha," ujarnya.

Menurut Sudana, saat ini Pasar Yadnya memiliki 70 pedagang yang menempati 23 kios dan 60 los. Kebanyakan masyarakat berkunjung ke Pasar Yadnya untuk membeli perlengkapan upacara agama Hindu.

Ia berharap dengan adanya pemantauan dan pengawasan tersebut, seluruh pemangku kepentingan, yakni pemerintah, pengelola pasar dan pedagang untuk meningkatkan inovasi dan kebersihan pasar yang berdampak pada peningkatan citra dan kualitas yang berimplikasi terhadap peningkatan omset pasar rakyat.

"Kami memiliki komitmen antara pengelola pasar dengan pedagang, yaitu mengedepankan pelayanan kepada pengunjung (masyarakat), sehingga mereka merasa puas ketika membeli barang. Dengan harapan mereka akan kembali berbelanja di hari selanjutnya," katanya. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018