Mangupura (Antaranews Bali) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung, Bali menggelar "high level meeting" (HLM) untuk mengantisipasi kenaikan harga selama perayaan hari besar keagamaan, yakni Hari Raya Galungan, Kuningan, puasa dan Hari Raya Idul Fitri.
"TPID Badung harus dapat melakukan langkah strategis untuk mengantisipasi peningkatan permintaan barang pada saat hari besar keagamaan," kata Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa saat menghadiri kegiatan tersebut di Mangupura, Kamis.
Wabup Suiasa mengatakan, diperlukan peningkatan koordinasi dan sinergitas dengan pihak terkait dalam rangka menjaga ketersediaan dan kestabilan harga. Seperti untuk persediaan pasokan beras dan bahan pangan lainnya bekerja sama dengan Bulog.
"Selain itu juga diperlukan keikutsertaan para pelaku usaha dalam menjaga harga agar tetap stabil," kata Wabup Suiasa.
Wabup Suiasa menjelaskan, pengendalian inflasi tahun 2018 dihadapkan pada tantangan inflasi yang semakin berat, mengingat adanya sejumlah resiko pengendalian inflasi seperti, tingginya ketergantungan bahan pangan dari luar Badung untuk memenuhi kebutuhan di daerah itu.
"Peningkatan permintaan seiring adanya perayaan hari besar keagamaan, `peak season` kunjungan wisatawan, akan digelarnya IMF Annual Meeting dan aksi teror di beberapa daerah yang berdampak terhadap situasi keamanan Bali juga dapat mengakibatkan terganggunya distribusi barang," ujarnya.
Lebih lanjut Suiasa mengatakan, "action plan" dalam rangka menjaga stabilitas harga menjelang hari Raya keagamaan adalah dengan mengadakan pemantauan ke gudang penyimpanan dan sidak pasar untuk memastikan kelancaran suplai dan adanya kesediaan barang.
"Selain itu, pelaksanaan pasar murah pada tempat-tempat strategis dan penjualan barang yang sesuai kebutuhan masyarakat untuk keperluan hari raya juga dapat membantu menjaga stabilitas harga," katanya.
Selain itu, Wabup Suiasa meminta Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan melakukan koordinasi dan mengimbau para distributor dan pedagang besar untuk menyediakan program diskon dan tidak menaikan harga yang tidak wajar.
"Strategi pembentukan ekspektasi/persepsi juga perlu dilakukan melalui siaran pers, guna memberikan imbauan moral terkait kecukupan stok pangan agar masyarakat tidak resah dan tidak membeli barang secara berlebihan," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"TPID Badung harus dapat melakukan langkah strategis untuk mengantisipasi peningkatan permintaan barang pada saat hari besar keagamaan," kata Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa saat menghadiri kegiatan tersebut di Mangupura, Kamis.
Wabup Suiasa mengatakan, diperlukan peningkatan koordinasi dan sinergitas dengan pihak terkait dalam rangka menjaga ketersediaan dan kestabilan harga. Seperti untuk persediaan pasokan beras dan bahan pangan lainnya bekerja sama dengan Bulog.
"Selain itu juga diperlukan keikutsertaan para pelaku usaha dalam menjaga harga agar tetap stabil," kata Wabup Suiasa.
Wabup Suiasa menjelaskan, pengendalian inflasi tahun 2018 dihadapkan pada tantangan inflasi yang semakin berat, mengingat adanya sejumlah resiko pengendalian inflasi seperti, tingginya ketergantungan bahan pangan dari luar Badung untuk memenuhi kebutuhan di daerah itu.
"Peningkatan permintaan seiring adanya perayaan hari besar keagamaan, `peak season` kunjungan wisatawan, akan digelarnya IMF Annual Meeting dan aksi teror di beberapa daerah yang berdampak terhadap situasi keamanan Bali juga dapat mengakibatkan terganggunya distribusi barang," ujarnya.
Lebih lanjut Suiasa mengatakan, "action plan" dalam rangka menjaga stabilitas harga menjelang hari Raya keagamaan adalah dengan mengadakan pemantauan ke gudang penyimpanan dan sidak pasar untuk memastikan kelancaran suplai dan adanya kesediaan barang.
"Selain itu, pelaksanaan pasar murah pada tempat-tempat strategis dan penjualan barang yang sesuai kebutuhan masyarakat untuk keperluan hari raya juga dapat membantu menjaga stabilitas harga," katanya.
Selain itu, Wabup Suiasa meminta Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan melakukan koordinasi dan mengimbau para distributor dan pedagang besar untuk menyediakan program diskon dan tidak menaikan harga yang tidak wajar.
"Strategi pembentukan ekspektasi/persepsi juga perlu dilakukan melalui siaran pers, guna memberikan imbauan moral terkait kecukupan stok pangan agar masyarakat tidak resah dan tidak membeli barang secara berlebihan," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018