Singaraja (Antaranews Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali sedang melakukan proses rekrutmen Direksi Perusahaan Daerah (PD) Pasar setempat yang masa tugasnya berakhir Juni 2018, sehingga direksi baru dapat segera melanjutkan tugas yang diemban.
Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setkab Buleleng Desak Putu Rupadi di Singaraja, Selasa mengatakan, pihaknya melakukan proses perekrutan jajaran Direksi PD Pasar, tahap awal memperbaharui susunan Badan Pengawas.
Ia mengatakan, masalah susunan Badan Pengawas itu masih menggunakan nama pejabat lingkup Pemkab Buleleng. Setelah pejabat itu pensiun, namanya masih masuk dalam susunan Badan Pengawas. Ini yang selesaikan lebih dulu.
Untuk susunan nama Badan Pengawas yang baru, kata Rupadi, akan menggunakan jabatan saja, bukan menggunakan nama. Sehingga jika pejabat itu pensiun, maka otomatis pejabat yang menggantikannya juga masuk dalam susunan Badan Pengawas.
"Sekarang siapapun yang duduk pada jabatan, itulah yang menjadi anggota Badan Pengawas. Ini yang sedang kami benahi, untuk dibuatkan surat keputusan (SK) Bupati yang baru," ujarnya.
Selain melibatkan pejabat dilingkup Pemkab Buleleng, Badan Pengawas itu juga diisi oleh kalangan akademisi dan independen atau tokoh masyarakat.
"Ini sedang kami persiapan, harapan kami sebelum berakhirnya masa jabatan Direksi PD Pasar berakhir, kami sudah memiliki calon direksi pilihan. Seperti apa nanti mekanisme, tentu nanti Badan Pengawas yang akan menyiapkan," ujarnya.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan jajaran Direksi PD Pasar nanti harus diisi oleh orang-orang yang sudah berpengalaman, baik dalam manajemen memimpin dan manajemen dalam pengelola keuangan.
"Ya, nanti biar tidak ramai, pilih yang sudah berpengalaman saja. Pengalaman manajemen kepemimpinan, pengalaman mengelola keuangan. Dan punya kemauan kerja keras dan kreatif," ujarnya.
Peredaran uang
Sementara Perbekel Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng I Nengah Mangku Sudarsana mengatakan, peredaran uang di pasar desa setempat setiap harinya mencapai Rp 200 juta, dihitung dari jumlah tabungan pedagang dan warga di sejumlah bank besar dan koperasi di daerah itu.
Pasar tradisional di Desa Tamblang memang termasuk pasar desa yang terbesar di wilayah Buleleng timur yang bukan hanya didatangi oleh pedagang, pengepul dan pembeli dari Desa Tamblang, namun juga dari desa-desa di sekitarnya bahkan dari desa di Kabupaten Bangli.
Di sekitar desa itu terdapat sejumlah bank besar, seperti Bank BPB, Bank Mandiri dan Bank BRI. Selain itu juga terdapat dua koperasi yang beroperasi di sekitar desa serta Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Tamblang. Di masing-masing lembaga keuangan itu, rata-rata setiap hari masuk uang masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan sekitar Rp30 juta.
"Jadi, perhitungannya sehari terdapat sekitar Rp200 juta uang masyarakat beredar di pasar itu," kata Sudarsana.
Menjelang hari-hari raya, seperti Hari Galungan dan Kuningan serta Nyepi banyak truk tronton yang membawa barang kebutuhan pokok dari luar Bali melakukan bongkar-muat di Pasar Tamblang. Bahkan menjelang hari puasa umat muslim, pasar itu juga tampak lebih ramai dari biasanya.
"Kebutuhan pokok di Pasar Tamblang selalu aman, karena barang-barangnya datang dari berbagai daerah, bukan hanya dari desa-desa di Bali, melainkan juga dari Jawa," katanya.
Karena ramainya pasar tradisional itu, pada hari-hari tertentu pedagang bisa sampai meluber ke jalan raya sehingga kadang membuat jalan raya jurusan Buleleng-Bangli itu menjadi macet.
Untuk itu, tahun 2018 pasar seluas 12 are itu akan direvitalisasi dengan anggaran pemerintah sebesar Rp1,9 miliar. Dana sebesar itu akan digunakan untuk merevitalisasi pasar secara keseluruhan agar para pedagang dan pembeli nyaman melakukan trnasaksi di pasar itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setkab Buleleng Desak Putu Rupadi di Singaraja, Selasa mengatakan, pihaknya melakukan proses perekrutan jajaran Direksi PD Pasar, tahap awal memperbaharui susunan Badan Pengawas.
Ia mengatakan, masalah susunan Badan Pengawas itu masih menggunakan nama pejabat lingkup Pemkab Buleleng. Setelah pejabat itu pensiun, namanya masih masuk dalam susunan Badan Pengawas. Ini yang selesaikan lebih dulu.
Untuk susunan nama Badan Pengawas yang baru, kata Rupadi, akan menggunakan jabatan saja, bukan menggunakan nama. Sehingga jika pejabat itu pensiun, maka otomatis pejabat yang menggantikannya juga masuk dalam susunan Badan Pengawas.
"Sekarang siapapun yang duduk pada jabatan, itulah yang menjadi anggota Badan Pengawas. Ini yang sedang kami benahi, untuk dibuatkan surat keputusan (SK) Bupati yang baru," ujarnya.
Selain melibatkan pejabat dilingkup Pemkab Buleleng, Badan Pengawas itu juga diisi oleh kalangan akademisi dan independen atau tokoh masyarakat.
"Ini sedang kami persiapan, harapan kami sebelum berakhirnya masa jabatan Direksi PD Pasar berakhir, kami sudah memiliki calon direksi pilihan. Seperti apa nanti mekanisme, tentu nanti Badan Pengawas yang akan menyiapkan," ujarnya.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan jajaran Direksi PD Pasar nanti harus diisi oleh orang-orang yang sudah berpengalaman, baik dalam manajemen memimpin dan manajemen dalam pengelola keuangan.
"Ya, nanti biar tidak ramai, pilih yang sudah berpengalaman saja. Pengalaman manajemen kepemimpinan, pengalaman mengelola keuangan. Dan punya kemauan kerja keras dan kreatif," ujarnya.
Peredaran uang
Sementara Perbekel Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng I Nengah Mangku Sudarsana mengatakan, peredaran uang di pasar desa setempat setiap harinya mencapai Rp 200 juta, dihitung dari jumlah tabungan pedagang dan warga di sejumlah bank besar dan koperasi di daerah itu.
Pasar tradisional di Desa Tamblang memang termasuk pasar desa yang terbesar di wilayah Buleleng timur yang bukan hanya didatangi oleh pedagang, pengepul dan pembeli dari Desa Tamblang, namun juga dari desa-desa di sekitarnya bahkan dari desa di Kabupaten Bangli.
Di sekitar desa itu terdapat sejumlah bank besar, seperti Bank BPB, Bank Mandiri dan Bank BRI. Selain itu juga terdapat dua koperasi yang beroperasi di sekitar desa serta Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Tamblang. Di masing-masing lembaga keuangan itu, rata-rata setiap hari masuk uang masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan sekitar Rp30 juta.
"Jadi, perhitungannya sehari terdapat sekitar Rp200 juta uang masyarakat beredar di pasar itu," kata Sudarsana.
Menjelang hari-hari raya, seperti Hari Galungan dan Kuningan serta Nyepi banyak truk tronton yang membawa barang kebutuhan pokok dari luar Bali melakukan bongkar-muat di Pasar Tamblang. Bahkan menjelang hari puasa umat muslim, pasar itu juga tampak lebih ramai dari biasanya.
"Kebutuhan pokok di Pasar Tamblang selalu aman, karena barang-barangnya datang dari berbagai daerah, bukan hanya dari desa-desa di Bali, melainkan juga dari Jawa," katanya.
Karena ramainya pasar tradisional itu, pada hari-hari tertentu pedagang bisa sampai meluber ke jalan raya sehingga kadang membuat jalan raya jurusan Buleleng-Bangli itu menjadi macet.
Untuk itu, tahun 2018 pasar seluas 12 are itu akan direvitalisasi dengan anggaran pemerintah sebesar Rp1,9 miliar. Dana sebesar itu akan digunakan untuk merevitalisasi pasar secara keseluruhan agar para pedagang dan pembeli nyaman melakukan trnasaksi di pasar itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018