Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Pendidikan Provinsi Bali menyesalkan konvoi kelulusan siswa-siswi SMA/SMK di jalan-jalan protokol di Kota Denpasar menimbulkan korban hingga sejumlah siswa mengalami patah tulang.

"Kami dari Dinas Pendidikan Provinsi Bali sudah mengimbau kepada kepala sekolah agar menyampaikan kepada siswanya untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu ketertiban umum terkait eforia ungkapan rasa syukur atau kegembiraan atas kelulusannya. Lebih baik dengan cara persembahyangan bersama di sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani di Denpasar, Kamis.

Namun, pihaknya tidak menampik masih saja ada siswa yang nekat melakukan corat-coret dan konvoi sambil kebut-kebutan di jalan, sehingga sampai terjadi kecelakaan.

"Kami ikut menyesal. Itu sudah di luar batas pengawasan kami. Namun, untuk pembinaan ke depan kami harapkan peran orangtua siswa sangat diperlukan untuk terus melakukan pendampingan kepada siswa. Pihak sekolah juga lebih memperhatikan saat melakukan pengumuman kelulusan," kata TIA.

Konvoi siswa-siswi usai pengumuman kelulusan siswa-siswi SMA/SMK se-Bali yang diumumkan hari ini mengakibatkan beberapa kejadian kecelakaan.

Beberapa siswa korban kecelakaan terpaksa dilarikan ke IGD RSUD Bali Mandara. Hal ini dibenarkan Plt Direktur RS Bali Mandara dr Bagus Darmayasa yang mengatakan ada tiga pasien yang mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat RSBM akibat kecelakaan.

"Iya, ada tiga pasien kecelakaan masuk. Kami sudah melakukan tindakan sesuai prosedur IGD, dan saat ini masih dalam perawatan intensif," katanya.

Menurut dr Bagus, dua orang siswa dan siswi dari dua SMK yang berbeda mengalami patah tulang akibat kecelakaan saat konvoi di kawasan Desa Serangan, Kota Denpasar.

Bahkan salah satu diantaranya masih tidak mengingat kejadian yang menimpa dirinya dan seorang lagi mengalami patah tulang di jari-jari dan lutut.

Pasien lainnya dari salah satu siswa SMA swasta di Denpasar juga mengalami patah tulang kelingking dan harus menjalani operasi.

Salah satu orang tua siswa yang tidak mau disebut namanya menuturkan anaknya Yoga membonceng temannya Eka berkonvoi bersama di kawasan Serangan. Saat konvoi dengan kecepatan tinggi dan melawan arus terjadilah kecelakaan.

Sebagai orang tua, dia ikut menyesalkan kejadian ini. Selain harus mengeluarkan biaya yang sedianya untuk pendaftaran ke jenjang perguruan tinggi.

"Juga memikirkan bagaimana mendaftar jika masih dalam perawatan," katanya. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018