Beijing (Antaranews) - Djauhari Oratmangun mengawali penugasannya sebagai Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia dengan turut menyosialisasikan tahapan Pemilu 2019 bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat di Beijing, Senin (23/4) malam.

"Tahun 2018 ini sangat krusial buat kita karena hasil dari Pemilu 2019 akan menentukan ke arah mana negara ini dibawa," ujar mantan Duta Besar RI untuk Rusia merangkap Belarusia itu.

Ia mengingatkan warga negara Indonesia di China agar turut menyukseskan pemilu tahun depan. "Tidak ada pilihan lain, Anda harus ramai-ramai ke tempat pemungutan suara. Di tangan Anda, jumlah yang hadir menentukan nasib bangsa kita," kata pria kelahiran Beo, Sulawesi Utara, 60 tahun silam itu.

Djauhari baru mendarat di Beijing pada Senin (23/4) sekitar pukul 06.00 waktu setempat (05.00 WIB). Pada sore harinya langsung berdinas dengan menerima kunjungan dari anggota KPU Pusat Wahyu Setiawan, Fungsional Diplomat Kementerian Luar Negeri RI Diar Nurbiantoro, dan jajarannya di Kedutaan Besar RI di Beijing.

"KPU termasuk di dalamnya ada PPLN (Panitia Pemilu Luar Negeri) melayani pemilih menggunakan hak pilihnya di luar negeri," kata Wahyu Setiawan.

Dubes Djauhari dijadwalkan membuka Bimbingan Teknis PPLN dan Sekretariat PPLN di Beijing, Selasa pagi. Bimtek yang berlangsung pada 24-25 April 2018 diikuti sejumlah anggota dan sekretariat PPLN dari Beijing, Shanghai, Guangzhou, Hong Kong, dan Pyongyang (Korea Utara).

Baca juga: Konjen China Denpasar ingin tingkatkan hubungan antarmasyarakat

Mahasiswa ITS belajar Mandarin

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pergi ke Tiongkok dengan modal semangat belajar apa saja tentang khas negeri Panda, diantaranya belajar bahasa Mandarin.

Dalam program Chinese language course yang didesain oleh tim kampus Dalian University of Technology (DUT), mahasiswa antusias ikuti cara mudah dan menyenangkan belajar bahasa Mandarin.

"Semua mahasiswa ITS mencoba mengikuti tips belajar bahasa Mandarin dengan gembira," ungkap Komang Nickita, mahasiswa ITS asal Bali.

Menurut Komang Nickita, Chinese language course adalah agenda penting untuk diikuti untuk mengenal apasaja melalui bahasa. Dalam agenda ini, mahasiswa diajarkan bahasa Mandarin.

"Para mahasiswa belajar banyak bahasa Mandarin seperti contohnya cara menyapa dosen dalam bahasa Mandarin. Lalu cara memesan makanan, menyebutkan nama makanan, dan lain sebagainya. Semua itu dengan bahasa Mandarin," katanya.

Kegiatan ini sungguh membantu dan menambah wawasan baru bagi mahasiswa karena banyak praktik dan diasuh langsung oleh orang Tiongkok dan dipraktikkan di negeri asal bahasa ini.

Baca juga: Konjen China kagumi masyarakat Bali menjaga budaya

Acara yang berlangsung sehari ini berlokasi di main teaching building lantai 1 kampus Universitas Teknologi Dalian, Tiongkok. "Walau singkat dan cepat, agenda belajar bahasa Mandarin sangat berguna bagi kita semua," jelasnya. (ed)

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018