Denpasar (Antaranews Bali) - Asosiasi Vila Bali membidik tingkat hunian kamar atau okupansi dari para delegasi pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia karena peluang yang besar untuk menjadi akomodasi alternatif.

"Delegasi IMF biasanya tinggal di Nusa Dua tetapi kemungkinan grup IMF sudah blok kawasan itu. Mereka bisa mencari alternatif akomodasi seperti vila," kata Ketua Asosiasi Vila Bali (BVA) Yoga Iswara di Denpasar, Minggu.

Menurut Yoga, pihaknya gencar melakukan promosi khususnya menyangkut hunian di vila sebagai salah satu akomodasi untuk delegasi bersama keluarganya.

Dia mengatakan vila merupakan salah satu penginapan yang bisa mengakomodasi salah satunya segmentasi keluarga dengan kualitas layanan yang kompetitif dengan akomodasi lainnya.

Apalagi jumlah delegasi yang diperkirakan mencapai lebih dari 15 ribu orang dari 189 negara di dunia akan mendongkrak tingkat hunian salah satunya vila di Bali.

Saat ini, lanjut dia, tingkat okupansi vila di Bali mencapai rata-rata sekitar 70 persen dengan pangsa pasar potensial yang selama ini mengisi di antaranya wisatawan dari India, Timur Tengah dan Australia.

Selain wisatawan mancanegara, lanjut dia, wisatawan domestik juga banyak melirik akomodasi vila khususnya ketika memasuki akhir pekan dan libur panjang.

Sebagian besar vila masih terpusat di kawasan Bali Selatan seperti Denpasar, Badung dan Gianyar dengan jumlah aktif anggota BVA mencapai sekitar 130 perusahaan.

Yoga menambahkan rata-rata satu vila memiliki 30 kamar sehingga diperkirakan jumlah keseluruhan kamar vila mencapai lebih dari 1.000 kamar. (ed)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018