Jakarta (Antaranews) - Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Kemristekdikti Ali Ghufron Mukti mengatakan keberadaan dosen asing yang akan didatangkan ke Tanah Air bukanlah suatu ancaman, karena dosen asing itu tidak membantu pengajaran, tapi riset.
"Justru keberadaan dosen asing itu untuk membantu dosen-dosen kita dan mengoptimalkan hal-hal yang lemah," ujar Ghufron dalam diskusi mengenai dosen masa depan di Jakarta, Kamis.
Ghufron menjelaskan waktu dosen di Tanah Air lebih dihabiskan untuk mengajar dan pengabdian masyarakat, sementara untuk melakukan penelitian masih kurang. Hal itu yang akan diperkuat melalui adanya dosen asing tersebut.
Keberadaan dosen asing tersebut, selain membantu dosen lokal dalam hal penelitian juga untuk mengembangkan iklim akademik dan dunia internasional.
"Masyarakat beranggapan kalau keberadaan dosen asing itu nantinya akan menjadi ancaman? Bagaimana bisa menjadi ancaman kalau jumlah dosen kita berjumlah 277.000 orang, sementara yang kita datangkan hanya 200 dosen?," tanyanya lagi.
Dosen asing tersebut, kata Ghufron, lebih banyak membantu dalam hal penelitian bukan pada pengajaran. Lama keberadaan dosen asing tersebut berkisar satu hingga tahun. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Justru keberadaan dosen asing itu untuk membantu dosen-dosen kita dan mengoptimalkan hal-hal yang lemah," ujar Ghufron dalam diskusi mengenai dosen masa depan di Jakarta, Kamis.
Ghufron menjelaskan waktu dosen di Tanah Air lebih dihabiskan untuk mengajar dan pengabdian masyarakat, sementara untuk melakukan penelitian masih kurang. Hal itu yang akan diperkuat melalui adanya dosen asing tersebut.
Keberadaan dosen asing tersebut, selain membantu dosen lokal dalam hal penelitian juga untuk mengembangkan iklim akademik dan dunia internasional.
"Masyarakat beranggapan kalau keberadaan dosen asing itu nantinya akan menjadi ancaman? Bagaimana bisa menjadi ancaman kalau jumlah dosen kita berjumlah 277.000 orang, sementara yang kita datangkan hanya 200 dosen?," tanyanya lagi.
Dosen asing tersebut, kata Ghufron, lebih banyak membantu dalam hal penelitian bukan pada pengajaran. Lama keberadaan dosen asing tersebut berkisar satu hingga tahun. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018