Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Indonesia (BI) Bali menemukan 1.241 lembar uang palsu selama periode Januari-Maret 2018 dengan pecahan paling banyak yakni 100.000 dan 50.000.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Azka Subhan Aminurridho di Denpasar, Rabu, menjelaskan dari tahun ke tahun temuan uang tidak asli menurun karena gencarnya sosialisasi keaslian uang rupiah sehingga masyarakat mudah mengenalinya.

Selama tahun 2017, bank sentral itu menyebutkan temuan uang palsu mencapai 4.730 lembar atau mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016 mencapai 5.594 lembar dan pada 2015 mencapai 4.744 lembar.

Azka mengharapkan masyarakat yang menemukan uang palsu dapat melaporkan kepada pihak kepolisian.

Masyarakat, kata dia, juga dapat melaporkan ke bank kemudian bank akan meminta klarifikasi ke BI dan akan menyerahkan ke polisi.

Menurut Azka, pihaknya memanfaatkan kas keliling untuk melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian rupiah kepada masyarakat.

Kas keliling dilakukan dengan mengunjungi lokasi tertentu di seluruh Bali seperti pasar tradisional dan pusat perbelanjaan untuk melayani penukaran uang.

Selama akhir tahun 2017, bank sentral itu telah melakukan 34 kali kas keliling dan total selama setahun mencapai 94 kali.

Selain kas keliling, kas titipan di Singaraja juga dimanfaatkan untuk melakukan penukaran uang pecahan sekaligus sarana sosialisasi keasilian uang rupiah. (ed)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018