Denpasar (Antaranews Bali) - Investor Pembangunan Bandara Bali utara PT Pembangunan Bali Mandiri (Pembari) dan Perusahaan Daerah Bali melakukan penandatanganan kerja sama untuk menyukseskan pembangunan bandara baru di Kabupaten Buleleng.
"Dengan penandatanganan kerja sama ini, kami berharap pembangunan Bandara Bali Utara ini segera terwujud sehingga bisa menyeimbangkan perekonomian antara Bali utara dan selatan," kata Direktur Utama Perusda Bali, I Nyoman Baskara saat ditemui seusai penandatanganan kerja sama di Sanur, Bali, Jumat.
Dalam penandatanganan kerja sama itu juga dihadiri oleh Komisaris Utama PT Pembari, Ketut Maha Bhaktinata Suardhana Linggih, Komisaris PT Pembari, Mayjen TNI (Pur) Ngakan Gede Sughiartha dan Direktur Utama PT Pembari Rolly Irwananda.
Dalam kesempatan itu Nyoman Baskara juga mengajak semua elemen masyarakat baik dari lembaga perkreditan desa, desa adat, usaha mikro kecil dan menengah di bawah Perusda Bali untuk ikut serta ambil bagian menyukseskan pembangunan Bandara Bali Utara.
Namun, pihaknya belum bisa merinci jumlah investasi dalam pembangunan Bandara Bali Utara tersebut. "Saat ini kami belum bisa menyebut angka brapa persen investasi, yang jelas kami akan ikut serta ambil bagian untuk bisa mensukseskan pembangunan yang menjadi cita-cita masyarakat Bali," ujarnya.
Komisaris PT Pembari, Mayjen TNI (Pur) Ngakan Gede Sughiartha mengatakan bahwa perusahaannya sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan yakni PT Wijaya Karya (BUMN), Perusda Bali (BUMD), Desa Adat Kubutambahan dan sejumlah investor asing. "Kerja sama dengan sejumlah perusahaan BUMN, BUMD dan desa adat itu kami sebut` Konsorsium Gotong-Rotong` untuk mewujudkan Bandara Bali utara," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa PT Pembari mengaku sudah menyelesaikan proses pembebasan lahan di kawasan Kubutambahan dan tinggal menununggu beberapa proses yang harus dilengkapi untuk bisa melaksanakan pembangunan bandara tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pembari Rolly Irwananda mengatakan bahwa proses pembanguanan Bandara Bali Utara ditargetkan selesai dalam jangka waktu 3,5 tahun.
"Semua proses tahapan sudah kami penuhi di kementerian dan tinggal menunggu pembangunannya saja," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa penandatanganan kerja sama dengan Perusda Bali sebagai bentuk komitmen perusahaan mengajak semua elemen masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam mensukseskan pembangunan Bandara Bali Utara.
Dengan demikian, pihaknya menyebut kerja sama tersebut "Konsorsium Gotong-Royong Pembangunan Bandara Bali Utara (Batara)".
Roli menambahkan bahwa nilai investasi rencana pembangunan Bandara Bali Utara itu mencapai Rp6,3 triliun non APBN atau swasta murni. (WDY)
Video oleh Wira Suryantala
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Dengan penandatanganan kerja sama ini, kami berharap pembangunan Bandara Bali Utara ini segera terwujud sehingga bisa menyeimbangkan perekonomian antara Bali utara dan selatan," kata Direktur Utama Perusda Bali, I Nyoman Baskara saat ditemui seusai penandatanganan kerja sama di Sanur, Bali, Jumat.
Dalam penandatanganan kerja sama itu juga dihadiri oleh Komisaris Utama PT Pembari, Ketut Maha Bhaktinata Suardhana Linggih, Komisaris PT Pembari, Mayjen TNI (Pur) Ngakan Gede Sughiartha dan Direktur Utama PT Pembari Rolly Irwananda.
Dalam kesempatan itu Nyoman Baskara juga mengajak semua elemen masyarakat baik dari lembaga perkreditan desa, desa adat, usaha mikro kecil dan menengah di bawah Perusda Bali untuk ikut serta ambil bagian menyukseskan pembangunan Bandara Bali Utara.
Namun, pihaknya belum bisa merinci jumlah investasi dalam pembangunan Bandara Bali Utara tersebut. "Saat ini kami belum bisa menyebut angka brapa persen investasi, yang jelas kami akan ikut serta ambil bagian untuk bisa mensukseskan pembangunan yang menjadi cita-cita masyarakat Bali," ujarnya.
Komisaris PT Pembari, Mayjen TNI (Pur) Ngakan Gede Sughiartha mengatakan bahwa perusahaannya sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan yakni PT Wijaya Karya (BUMN), Perusda Bali (BUMD), Desa Adat Kubutambahan dan sejumlah investor asing. "Kerja sama dengan sejumlah perusahaan BUMN, BUMD dan desa adat itu kami sebut` Konsorsium Gotong-Rotong` untuk mewujudkan Bandara Bali utara," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa PT Pembari mengaku sudah menyelesaikan proses pembebasan lahan di kawasan Kubutambahan dan tinggal menununggu beberapa proses yang harus dilengkapi untuk bisa melaksanakan pembangunan bandara tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pembari Rolly Irwananda mengatakan bahwa proses pembanguanan Bandara Bali Utara ditargetkan selesai dalam jangka waktu 3,5 tahun.
"Semua proses tahapan sudah kami penuhi di kementerian dan tinggal menunggu pembangunannya saja," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa penandatanganan kerja sama dengan Perusda Bali sebagai bentuk komitmen perusahaan mengajak semua elemen masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam mensukseskan pembangunan Bandara Bali Utara.
Dengan demikian, pihaknya menyebut kerja sama tersebut "Konsorsium Gotong-Royong Pembangunan Bandara Bali Utara (Batara)".
Roli menambahkan bahwa nilai investasi rencana pembangunan Bandara Bali Utara itu mencapai Rp6,3 triliun non APBN atau swasta murni. (WDY)
Video oleh Wira Suryantala
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018