Denpasar (Antara Bali) - Ketua Dewan Pimpinan Nasional Relawan Perjuangan Demokrasi (DPN Repdem) Masinton Pasaribu mengatakan, transisi demokrasi saat ini mengarah pada demokrasi liberal dan menciptakan pragmatisme politik yang begitu kuat sehingga ideologi tidak lagi dianggap penting.
"Dengan kenyataan itu ideologi tergantikan oleh realitas massa mengambang dalam demokrasi yang mekanis, rakyat juga tidak dicerdaskan oleh gagasan dasar (fundamental) tentang substansi demokrasi," katanya di Denpasar, Rabu.
Pada pelantikan pengurus DPD Repdem Bali periode 2011-2016 itu, ia mengatakan, kondisi ini juga menciptakan tatanan sipil yang rapuh, terutama saat harus deras liberalisme dan kapitalisme menjelma menjadi ancaman imprialisme baru, mengantam nilai-nilai dasar bangsa yang dulu diletakan oleh Bung Karno.
"Hal ini akan membahayakan bangunan besar kebangsaan Indonesia yang telah kita bangun dan tumbuhkan kembangkan selama ini," katanya.
Ia mengatakan, Bung Karno pernah secara tegas mengungkapkan gagasan-gagasan ideologis yang salah satunya dinyatakan dalam pidato saat Kongres GMNI di Kaliurang pada 17 Februari 1959.
Menurutnya, ideologi dapat menjadi benteng bagi bangsa Indonesia saat berhadapan dengan imprealisme baru. Pilar-pilar kokoh kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sementara Ketua DPD Rapdem Bali Anak Agung Ayu Triyana Tira mengatakan, organisasi ini berdiri sejak 3 Februari 2004. Perjalanan organisasi tersebut penuh tantangan dan akhirnya secara nasional kini sudah berdiri di 24 provinsi.
Ia mengatakan, sebagai organisasi anak muda pro PDI Perjuangan, maka Repdem tentu memiliki target yaitu, pertama adalah mendapatkan kembali suara yang hilang. Kedua, merebut suara pemilih pemula.
Ketiga, meraup suara golput dari jumlah pemilih yang terdaftar di KPU dan keempat adalah mengumpulkan kembali suara kader yang berserakan karena kecewa melakukan rekonsiliasi.
Ia mengatakan, untuk mencapai target tersebut, Repdem memiliki agenda penting antara lain, aksi protes massa maupun delegasi atas kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat.
Selain itu, kata dia, advokasi kasus perselisihan rakyat dengan pemerintah, kampanye simpati pemilih pemula dalam bentuk kerja sama hiburan (entertaintment) seperti olah raga dan musik.
"Kami juga akan menggelar kerja sama dengan kelompok penggerak golput. Disamping itu juga kami akan menggalang solidaritas sosial serta kegiatan kajian meliputi diskusi, seminar dan pendidikan politik," katanya.
Dalam kesempatan tersebut dilantik pengurus DPD Repdem Bali periode 2011-2016 yaitu sebagai Ketua Anak Agung Ayu Triyana Tira, Sekretaris Oktaviansyah NS dan Bendahara Gde Ngurah Anindita serta dilengkapi kepala bidang organisasi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Dengan kenyataan itu ideologi tergantikan oleh realitas massa mengambang dalam demokrasi yang mekanis, rakyat juga tidak dicerdaskan oleh gagasan dasar (fundamental) tentang substansi demokrasi," katanya di Denpasar, Rabu.
Pada pelantikan pengurus DPD Repdem Bali periode 2011-2016 itu, ia mengatakan, kondisi ini juga menciptakan tatanan sipil yang rapuh, terutama saat harus deras liberalisme dan kapitalisme menjelma menjadi ancaman imprialisme baru, mengantam nilai-nilai dasar bangsa yang dulu diletakan oleh Bung Karno.
"Hal ini akan membahayakan bangunan besar kebangsaan Indonesia yang telah kita bangun dan tumbuhkan kembangkan selama ini," katanya.
Ia mengatakan, Bung Karno pernah secara tegas mengungkapkan gagasan-gagasan ideologis yang salah satunya dinyatakan dalam pidato saat Kongres GMNI di Kaliurang pada 17 Februari 1959.
Menurutnya, ideologi dapat menjadi benteng bagi bangsa Indonesia saat berhadapan dengan imprealisme baru. Pilar-pilar kokoh kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sementara Ketua DPD Rapdem Bali Anak Agung Ayu Triyana Tira mengatakan, organisasi ini berdiri sejak 3 Februari 2004. Perjalanan organisasi tersebut penuh tantangan dan akhirnya secara nasional kini sudah berdiri di 24 provinsi.
Ia mengatakan, sebagai organisasi anak muda pro PDI Perjuangan, maka Repdem tentu memiliki target yaitu, pertama adalah mendapatkan kembali suara yang hilang. Kedua, merebut suara pemilih pemula.
Ketiga, meraup suara golput dari jumlah pemilih yang terdaftar di KPU dan keempat adalah mengumpulkan kembali suara kader yang berserakan karena kecewa melakukan rekonsiliasi.
Ia mengatakan, untuk mencapai target tersebut, Repdem memiliki agenda penting antara lain, aksi protes massa maupun delegasi atas kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat.
Selain itu, kata dia, advokasi kasus perselisihan rakyat dengan pemerintah, kampanye simpati pemilih pemula dalam bentuk kerja sama hiburan (entertaintment) seperti olah raga dan musik.
"Kami juga akan menggelar kerja sama dengan kelompok penggerak golput. Disamping itu juga kami akan menggalang solidaritas sosial serta kegiatan kajian meliputi diskusi, seminar dan pendidikan politik," katanya.
Dalam kesempatan tersebut dilantik pengurus DPD Repdem Bali periode 2011-2016 yaitu sebagai Ketua Anak Agung Ayu Triyana Tira, Sekretaris Oktaviansyah NS dan Bendahara Gde Ngurah Anindita serta dilengkapi kepala bidang organisasi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011