Jakarta (Antaranews) - Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris meminta pemerintah segera membenahi sistem pendidikan Indonesia untuk menghadapi persaingan ketat dengan negara lain di era globalisasi.

Dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, Fahira Idris mengatakan fakta di lapangan pada tahap implementasi ditemukan banyak permasalahan dalam sistem pendidikan Indonesia.

Menurut dia, ke depan guru dan dosen menjadi pemegang kunci keberhasilan pendidikan, karena guru dan dosen memiliki fungsi dan peran yang strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia akan datang.

Fahira memaparkan ada beberapa permasalahan pendidikan di Indonesia. Pertama, adalah kualitas serta kompetensi guru dan dosen yang masih belum memadai, sistem rekrutmen serta distribusi guru dan dosen yang berakibat pada kekurangan guru dan dosen di daerah, dan pengembangan karir serta kompetensi guru dan dosen yang tidak sejalan oleh pemerintah.

"Atas dasar itu, kami mencari solusi pengaturan regulasi guru dan dosen," ujarnya.

Ia menambahkan, sekitar 60 persen Tenaga Kerja Indonesia (TKI) didominasi oleh lulusan SMP ke bawah. Tentunya hal itu tidak terlepas dari sistem pendidikan, di mana aktornya adalah guru dan dosen.

DPD RI, lanjut Fahira, berharap perubahan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dapat menjadi solusi beberapa permasalahan yang kini tengah dihadapi dunia pendidikan.

Sementara itu, Ketua Harian Asosiasi Dosen Indonesia Suyatno mengungkap masalah kurangnya guru di daerah yang sangat meresahkan.

Menurut dia, hal itu karena kebijakan otonomi daerah yang mengatur manajemen guru tidak berada di pusat. Padahal, jika manajemen guru ada di pusat maka akan lebih mudah.

Sekarang ini, lanjut dia, pemerataan guru di daerah itu tergantung oleh kepala daerah, yang dikhawatirkan ada unsur politisasi.

Suyatno mengatakan bahwa guru-guru di waktu dulu sangat luar biasa dedikasinya terhadap anak didik. Sedangkan guru masa kini lebih banyak yang terlalu memikirkan diri sendiri, antara lain untuk bagaimana naik pangkat serta mengurus sertifikasi.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Budi Djatmiko mengatakan guru dan dosen merupakan pelopor dasar pendidikan maka otomatis perannya sangat penting. Namun di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan Indonesia perlu berpikir sains dan teknologi.

"Jadi guru harus berinovasi dan jangan mengajar menggunakan cara lama," katanya. (ed)

Pewarta: Arief Mujayatno

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018