Amlapura (Antaranews Bali) - Calon Gubernur Bali nomor urut 1 Wayan Koster menginginkan agar program Keluarga Berencana khususnya di daerah setempat dapat dimodifikasi dari dua anak menjadi empat anak, sehingga tidak ada generasi Bali yang hilang.
"Kalau program KB dua anak, berarti ada generasi Bali yang hilang yakni Nyoman (atau Komang) dan Ketut. Bali kehilangan kultur dan budaya," kata Koster saat menggelar simakrama (temu wicara) dengan warga Banjar Bengkel, Desa Antiga, Karangasem, Rabu.
Menurut dia, program KB yang mewajibkan kepada penduduk Indonesia untuk membatasi keluarga hanya memiliki dua anak ternyata program itu berbenturan dengan adat, kultur dan budaya Bali yang pada akhirnya memutus generasi Bali yang sudah sekian lama ada secara turun temurun.
"Ya, struktur anak dalam satu keluarga di Bali memang terdiri dari empat orang. Anak pertama biasa diberi nama Gede, Putu atau Wayan. Anak kedua Made atau Kadek. Sementara anak ketiga Nyoman atau Komang. Sedangkan anak keempat Ketut," ucapnya.
Selama ini, kata Koster, masyarakat Bali adalah warga yang paling patuh terhadap program KB. Tetapi, tak ada imbal balik apapun yang setimpal atas kepatuhan tersebut. Ke depan, dia menginginkan program KB minimal empat anak agar kultur dan budaya kita tidak hilang.
Selain hilangnya generasi, ada pula kerugian Bali dalam bidang penganggaran. Sebagai wakil rakyat asal Bali yang duduk di Badan Anggaran DPR RI, Koster paham betul bagaimana dana dikucurkan kepada daerah.
"Semua itu dihitung pada jumlah manusia. Misalnya dana BOS, itu dihitungnya berdasarkan jumlah komposisi penduduk di satu wilayah. Jadi, semakin sedikit jumlah orang, semakin sedikit pula bantuan yang didapat," ujarnya.
Koster menilai kebijakan KB dua anak tak tepat diterapkan di Bali. Ke depan, ia akan melobi pemerintah pusat agar Bali bisa diberikan kekhususan untuk melaksanakan program KB empat anak.
Menurutnya, tak ada yang perlu ditakutkan dengan program KB empat anak yang digagasnya. Sebab, saat ini semua sudah ditanggung oleh pemerintah.
"Tidak ada lagi alasan banyak anak akan miskin, karena semua sudah dilayani, ditanggung oleh pemerintah. Sekolah dibiayai negara, kesehatan dan perumahan juga. Lalu, apalagi alasannya?" tanya Koster.
Untuk memperjuangkan idenya jika disetujui oleh rakyat Bali, Koster siap pasang badan. "Saya akan pasang badan. Kalau tidak berani ambil risiko, tidur saja di rumah. Gubernur itu mengurusi rakyat. Saya akan membangun Bali setulus-tulusnya, selurus-lurusnya, agar Bali lebih baik dengan konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Tidak ada ragu-ragu, saya sudah siap,"katanya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Banjar Bengkel, Wayan Suwita Ariana mendukung penuh gagasan Koster. Ia bersama warga siap mendukung, memenangkan dan memilih Koster-Ace pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 27 Juni.
"Program kerja Pak Koster sudah terealisasi jauh sebelum beliau mencalonkan diri menjadi gubernur. Sudah konkret. Kami siap mendukung, memenangkan dan memilih Koster-Ace," ujarnya.
Peserta Pilkada Bali 2018 adalah pasangan nomor urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace). Pasangan itu diusulkan oleh empat parpol peraih kursi di DPRD Bali, yakni PDIP, Hanura, PAN, dan serta PKPI. Pasangan tersebut juga didukung PKB dan PPP.
Pesaingnya adalah pasangan nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diusulkan oleh empat partai peraih kursi di DPRD Bali, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Nasdem. Mereka juga didukung oleh PKS, PBB, dan Perindo.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kalau program KB dua anak, berarti ada generasi Bali yang hilang yakni Nyoman (atau Komang) dan Ketut. Bali kehilangan kultur dan budaya," kata Koster saat menggelar simakrama (temu wicara) dengan warga Banjar Bengkel, Desa Antiga, Karangasem, Rabu.
Menurut dia, program KB yang mewajibkan kepada penduduk Indonesia untuk membatasi keluarga hanya memiliki dua anak ternyata program itu berbenturan dengan adat, kultur dan budaya Bali yang pada akhirnya memutus generasi Bali yang sudah sekian lama ada secara turun temurun.
"Ya, struktur anak dalam satu keluarga di Bali memang terdiri dari empat orang. Anak pertama biasa diberi nama Gede, Putu atau Wayan. Anak kedua Made atau Kadek. Sementara anak ketiga Nyoman atau Komang. Sedangkan anak keempat Ketut," ucapnya.
Selama ini, kata Koster, masyarakat Bali adalah warga yang paling patuh terhadap program KB. Tetapi, tak ada imbal balik apapun yang setimpal atas kepatuhan tersebut. Ke depan, dia menginginkan program KB minimal empat anak agar kultur dan budaya kita tidak hilang.
Selain hilangnya generasi, ada pula kerugian Bali dalam bidang penganggaran. Sebagai wakil rakyat asal Bali yang duduk di Badan Anggaran DPR RI, Koster paham betul bagaimana dana dikucurkan kepada daerah.
"Semua itu dihitung pada jumlah manusia. Misalnya dana BOS, itu dihitungnya berdasarkan jumlah komposisi penduduk di satu wilayah. Jadi, semakin sedikit jumlah orang, semakin sedikit pula bantuan yang didapat," ujarnya.
Koster menilai kebijakan KB dua anak tak tepat diterapkan di Bali. Ke depan, ia akan melobi pemerintah pusat agar Bali bisa diberikan kekhususan untuk melaksanakan program KB empat anak.
Menurutnya, tak ada yang perlu ditakutkan dengan program KB empat anak yang digagasnya. Sebab, saat ini semua sudah ditanggung oleh pemerintah.
"Tidak ada lagi alasan banyak anak akan miskin, karena semua sudah dilayani, ditanggung oleh pemerintah. Sekolah dibiayai negara, kesehatan dan perumahan juga. Lalu, apalagi alasannya?" tanya Koster.
Untuk memperjuangkan idenya jika disetujui oleh rakyat Bali, Koster siap pasang badan. "Saya akan pasang badan. Kalau tidak berani ambil risiko, tidur saja di rumah. Gubernur itu mengurusi rakyat. Saya akan membangun Bali setulus-tulusnya, selurus-lurusnya, agar Bali lebih baik dengan konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Tidak ada ragu-ragu, saya sudah siap,"katanya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Banjar Bengkel, Wayan Suwita Ariana mendukung penuh gagasan Koster. Ia bersama warga siap mendukung, memenangkan dan memilih Koster-Ace pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 27 Juni.
"Program kerja Pak Koster sudah terealisasi jauh sebelum beliau mencalonkan diri menjadi gubernur. Sudah konkret. Kami siap mendukung, memenangkan dan memilih Koster-Ace," ujarnya.
Peserta Pilkada Bali 2018 adalah pasangan nomor urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace). Pasangan itu diusulkan oleh empat parpol peraih kursi di DPRD Bali, yakni PDIP, Hanura, PAN, dan serta PKPI. Pasangan tersebut juga didukung PKB dan PPP.
Pesaingnya adalah pasangan nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diusulkan oleh empat partai peraih kursi di DPRD Bali, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Nasdem. Mereka juga didukung oleh PKS, PBB, dan Perindo.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018