Denpasar (Antaranews Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan fungsi intermediasi perbankan di Provinsi Bali awal tahun 2018 ini tumbuh positif yang ditunjukkan dengan meningkatnya kinerja bank baik dari penghimpunan dana hingga disalurkan kembali menjadi kredit kepada masyarakat.
Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara Hizbullah di Denpasar, Rabu, menjelaskan aset perbankan di Bali pada Januari 2018 mencapai Rp120,6 triliun atau meningkat 7,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Sedangkan realisasi kredit yang diberikan pada posisi Januari 2018 tercatat sebesar Rp82 triliun atau naik 6,15 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sebagian besar pembiayaan yang disalurkan, kata dia, berupa kredit untuk sektor produktif yakni modal kerja dan investasi mencapai hampir 61 persen.
Hizbullah menambahkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan di Pulau Dewata pada Januari 2018 meningkat 7,8 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Tabungan dan deposito, lanjut dia, masing-masing komposisinya sebesar 45,4 persen dan 39,7 persen.
Dari pertumbuhan DPK tersebut, minat masyarakat menempatkan dana dinilai masih tinggi di perbankan hingga awal tahun ini karena merupakan salah satu instrumen investasi yang minim risiko.
Sementara itu seiring perkembangan teknologi saat ini, layanan jasa keuangan kini semakin beragam dan modern di antaranya melalui layanan keuangan berbasis teknologi atau "financial technology" (fintech).
Untuk itu, Hizbullah mengingatkan perbankan untuk meningkatkan aspek pelayanan dan perlindungan konsumen melalui mekanisme pengaduan nasabah sesuai ketentuan.
Selain itu peningkatan transparansi informasi produk dan edukasi bagi nasabah dalam rangka menjaga dan meningkatkan kepercayaan nasabah dan calon nasabah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara Hizbullah di Denpasar, Rabu, menjelaskan aset perbankan di Bali pada Januari 2018 mencapai Rp120,6 triliun atau meningkat 7,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Sedangkan realisasi kredit yang diberikan pada posisi Januari 2018 tercatat sebesar Rp82 triliun atau naik 6,15 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sebagian besar pembiayaan yang disalurkan, kata dia, berupa kredit untuk sektor produktif yakni modal kerja dan investasi mencapai hampir 61 persen.
Hizbullah menambahkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan di Pulau Dewata pada Januari 2018 meningkat 7,8 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Tabungan dan deposito, lanjut dia, masing-masing komposisinya sebesar 45,4 persen dan 39,7 persen.
Dari pertumbuhan DPK tersebut, minat masyarakat menempatkan dana dinilai masih tinggi di perbankan hingga awal tahun ini karena merupakan salah satu instrumen investasi yang minim risiko.
Sementara itu seiring perkembangan teknologi saat ini, layanan jasa keuangan kini semakin beragam dan modern di antaranya melalui layanan keuangan berbasis teknologi atau "financial technology" (fintech).
Untuk itu, Hizbullah mengingatkan perbankan untuk meningkatkan aspek pelayanan dan perlindungan konsumen melalui mekanisme pengaduan nasabah sesuai ketentuan.
Selain itu peningkatan transparansi informasi produk dan edukasi bagi nasabah dalam rangka menjaga dan meningkatkan kepercayaan nasabah dan calon nasabah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018