Gianyar (Antaranews Bali) - Balispirit Festival yang diadakan setiap tahun di Ubud, kabupaten Gianyar, telah memberikan donasi lebih dari 100.000 dolar Amerika atau sekitar Rp1,37 miliar untuk masyarakat dalam bentuk konservasi lingkungan, kesehatan anak-anak dan wanita, pelatihan kesenian dan multi budaya, serta kepedulian terhadap HIV dan AIDS.
"Hasil pendapatan dari acara Balispirit Festival yakni perayaan tahunan bagi penggemar hidup sehat yoga, menari dan musik, kami donasikan setiap tahun 100.000 dolar Amerika (Rp1,37 miliar) untuk masyarakat. Sebagai bentuk kepedulian sosial," kata I Made Gunarta, pendiri dari Balispirit Festival, demikian keterangan pers yang diterima, di Gianyar, Selasa.
Ubud kembali menggelar Balispirit Festival ke-11 pada, 2-8 April 2018 dengan menyediakan lebih dari 100 lokakarya maupun acara harian yang berbeda, yang mana pengunjung dapat bebas memilih untuk mengikuti banyaknya kelas yang ada. Lokakarya dan acara-acara di Festival tidak terbatas pada kelas yoga, seminar kesehatan, kelas diskusi, penyembuhan suara, dan meditasi serta pertunjukan musik dari pengajar kelas dunia, presenter tamu, pelaku yoga, seniman, penyembuh, pemikir inovatif dan musisi dari seluruh dunia sambil merayakan kesejahteraan, musik, toleransi, perdamaian, kebudayaan, dan kegembiraan di lokasi yang sangat indah.
Pengisi acara BaliSpirit Festival tahun ini di antaranya Eoin Finn (Kanada), Duncan Wong (Jepang), Mark Whitwell (Selandia Baru), Papermoon Puppet Theatre (Indonesia), Ronan Tang (China), Anthony Abbagnano (Italia), Latonya Style (Jamaika), Minuk (Kolumbia / Swedia), Deborah Langley (Australia), IB Candi (Indonesia), Tina Malia (Amerika Serikat), Arif Sentosa (Indonesia), Young Ho Kim (Jerman), Kula (Portugal), Noviana Kusumawardhani (Indonesia), Julian Silburn (Australia), Diena Haryana (Indonesia), TyeZan (Swiss), Jennifer Ann (Belanda), dan Joe Crossley (Inggris), kata Noviana Kusumawardhani, media manajer Balispirit Festival.
"Pada malam hari, BaliSpirit Festival juga tetap menampilkan pertunjukan Konser Musik yang hidup dan bervariasi dari ecstatic dance hingga seremonial dan seruan devosi. Konser Musik dibuka pada tanggal 3-7 April, disusul dengan Upacara Penutupan pada hari akhir Festival, 8 April," kata Noviana.
Hari terakhir difokuskan pada kegiatan Hari Cinta Keluarga, hari spesial komunitas yang menawarkan komunitas lokal menemukan koneksi dengan keluarga melalui program penuh inspirasi dan kelas-kelas, pertunjukan, lokakarya bebas semua umur yang bilingual, dengan para presenter teratas. Hari Cinta Keluarga menawarkan berbagai pengalaman dan aktivitas interaktif, tambah dia.
Balispirit Festival selama ini terbukti mampu menarik lebih dari 8.000 pengunjung, dari 50 negara di belahan dunia. Peserta telah menghabiskan sekitar 1,7 juta dolar Amerika selama lima tahun terakhir, membanjiri perekonomian dalam waktu singkat, mendukung usaha kecil dan menengah milik masyarakat setempat, ungkap Noviana.
"Setiap tahunnya beberapa ribu peserta beserta daya beli membanjiri pulau Dewata, mereka menginap di hotel, makan di restoran, pergi ke spa, berbelanja di butik, dan mengunjungi tempat-tempat wisata lokal dengan menggunakan transportasi lokal mengakibatkan ekonomi lokal Bali meningkat," katanya.
Hasil survei partisipan selama tiga tahun terakhir mengestimasikan bahwa sekitar 70 persen dari partisipan tinggal di Indonesia setidaknya dua minggu sebelum atau setelah festival. Dan, 20 persen tinggal di Indonesia selama empat minggu atau lebih. Kemudian, 50 persen bepergian keluar pulau, tambah manajer media Balispirit Festival. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Hasil pendapatan dari acara Balispirit Festival yakni perayaan tahunan bagi penggemar hidup sehat yoga, menari dan musik, kami donasikan setiap tahun 100.000 dolar Amerika (Rp1,37 miliar) untuk masyarakat. Sebagai bentuk kepedulian sosial," kata I Made Gunarta, pendiri dari Balispirit Festival, demikian keterangan pers yang diterima, di Gianyar, Selasa.
Ubud kembali menggelar Balispirit Festival ke-11 pada, 2-8 April 2018 dengan menyediakan lebih dari 100 lokakarya maupun acara harian yang berbeda, yang mana pengunjung dapat bebas memilih untuk mengikuti banyaknya kelas yang ada. Lokakarya dan acara-acara di Festival tidak terbatas pada kelas yoga, seminar kesehatan, kelas diskusi, penyembuhan suara, dan meditasi serta pertunjukan musik dari pengajar kelas dunia, presenter tamu, pelaku yoga, seniman, penyembuh, pemikir inovatif dan musisi dari seluruh dunia sambil merayakan kesejahteraan, musik, toleransi, perdamaian, kebudayaan, dan kegembiraan di lokasi yang sangat indah.
Pengisi acara BaliSpirit Festival tahun ini di antaranya Eoin Finn (Kanada), Duncan Wong (Jepang), Mark Whitwell (Selandia Baru), Papermoon Puppet Theatre (Indonesia), Ronan Tang (China), Anthony Abbagnano (Italia), Latonya Style (Jamaika), Minuk (Kolumbia / Swedia), Deborah Langley (Australia), IB Candi (Indonesia), Tina Malia (Amerika Serikat), Arif Sentosa (Indonesia), Young Ho Kim (Jerman), Kula (Portugal), Noviana Kusumawardhani (Indonesia), Julian Silburn (Australia), Diena Haryana (Indonesia), TyeZan (Swiss), Jennifer Ann (Belanda), dan Joe Crossley (Inggris), kata Noviana Kusumawardhani, media manajer Balispirit Festival.
"Pada malam hari, BaliSpirit Festival juga tetap menampilkan pertunjukan Konser Musik yang hidup dan bervariasi dari ecstatic dance hingga seremonial dan seruan devosi. Konser Musik dibuka pada tanggal 3-7 April, disusul dengan Upacara Penutupan pada hari akhir Festival, 8 April," kata Noviana.
Hari terakhir difokuskan pada kegiatan Hari Cinta Keluarga, hari spesial komunitas yang menawarkan komunitas lokal menemukan koneksi dengan keluarga melalui program penuh inspirasi dan kelas-kelas, pertunjukan, lokakarya bebas semua umur yang bilingual, dengan para presenter teratas. Hari Cinta Keluarga menawarkan berbagai pengalaman dan aktivitas interaktif, tambah dia.
Balispirit Festival selama ini terbukti mampu menarik lebih dari 8.000 pengunjung, dari 50 negara di belahan dunia. Peserta telah menghabiskan sekitar 1,7 juta dolar Amerika selama lima tahun terakhir, membanjiri perekonomian dalam waktu singkat, mendukung usaha kecil dan menengah milik masyarakat setempat, ungkap Noviana.
"Setiap tahunnya beberapa ribu peserta beserta daya beli membanjiri pulau Dewata, mereka menginap di hotel, makan di restoran, pergi ke spa, berbelanja di butik, dan mengunjungi tempat-tempat wisata lokal dengan menggunakan transportasi lokal mengakibatkan ekonomi lokal Bali meningkat," katanya.
Hasil survei partisipan selama tiga tahun terakhir mengestimasikan bahwa sekitar 70 persen dari partisipan tinggal di Indonesia setidaknya dua minggu sebelum atau setelah festival. Dan, 20 persen tinggal di Indonesia selama empat minggu atau lebih. Kemudian, 50 persen bepergian keluar pulau, tambah manajer media Balispirit Festival. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018