Semarapura (Antaranews Bali) - PT Indonesia Power membeli briket sampah yang di produksi desa-desa di Kabupaten Klungkung, menindaklanjuti Program Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) di daerah itu, Kamis.
Pertemuan yang membahas kerjasama tersebut melibatkan tokoh masyarakat desa adat dan desa dinas yang telah melaksanakan program TOSS yakni program pengolahan sampah menjadi energi melalui proses peuyeumisasi, briketisasi (peletisasi) dan gasifikasi, kata General Manajer PT Indonesia Power IAGN Subawa Putra di Semarapura, Klungkung, Kamis.
Pertemuan yang akan berlangsung selama dua hari, 8-9 Maret 2018 itu melibatkan perwakilan dari Desa Tangkas, Gelgel, Gunaksa, Dawan Klod, Dawan Kaler, Akah Paksebali, Aan dan Tohpati. Mereka mendapat pembekalan dengan harapan nantinya mampu menjadi corong informasi yang benar terkait program TOSS di desa masing masing, tambah Subawa
GM PT Indonesia Power IAGN Subawa Putra mengatakan, berkat kerjasama Pemkab Klungkung, Indonesia Power dan Kampus Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN Jakarta kini menjadi proyek percontohan program TOSS pertama dan satunya di Indonesia.
Dari pelaksanaan program TOSS tersebut nantinya akan dipilih satu atau dua desa yang yang dinilai mampu sukses melaksanakan TOSS, untuk selanjutnya dibantu dan dibina sehingga menjadi percontohan bagi TOSS desa yang lain.
Ia mengharapkan program tersebut terus bergulir dan mampu memberdayakan warga melalui pengolahan sampah menjadi bahan energi yang bernilai ekonomis.
Kabupaten Klungkung sebelumnya mengalami persoalan sampah ketika tempat pembuangan akhir (TPA) Sente harus ditutup karena kelebihan kapasitas.
Untuk mengatasinya, Pemkab Klungkung bekerja sama dengan STT PLN dan Indonesia Power menggulirkan program Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS). Program tersebut diluncurkan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta di Balai Subak Desa Pekraman Lepang Desa Takmung Banjarangkan pada 12 Desember 2017.
Dengan program tersebut sampah diolah secara langsung melalui proses peuyeumisasi, briketisasi/peletisasi, dan gasifikasi, dengan menggunakan bio aktivator.
Dalam tiga hari, bau hilang, dan dalam sepuluh hari volume sampah sudah berkurang. Ini juga menghasilkan briket dan pellet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk proses memasak dan listrik.
Pelet yang diproduksi desa nantinya akan dibeli pihak Indonesia Power sebagai bahan bakar pembangkit listrik dengan harga yang yang masih akan dikaji terlebih dulu.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Anak Agung Kirana mengharapkan program tersebut menjadi solusi dalam menangani masalah sampah.
Untuk itu seluruh desa di Klungkung diharapkan segera menyusul sembilan desa yang telah melakukan program TOSS. Jika seluruh desa sudah menerapkan program yang bernilai ekonomis itu maka Klungkung akan bersih dari sampah, ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Pertemuan yang membahas kerjasama tersebut melibatkan tokoh masyarakat desa adat dan desa dinas yang telah melaksanakan program TOSS yakni program pengolahan sampah menjadi energi melalui proses peuyeumisasi, briketisasi (peletisasi) dan gasifikasi, kata General Manajer PT Indonesia Power IAGN Subawa Putra di Semarapura, Klungkung, Kamis.
Pertemuan yang akan berlangsung selama dua hari, 8-9 Maret 2018 itu melibatkan perwakilan dari Desa Tangkas, Gelgel, Gunaksa, Dawan Klod, Dawan Kaler, Akah Paksebali, Aan dan Tohpati. Mereka mendapat pembekalan dengan harapan nantinya mampu menjadi corong informasi yang benar terkait program TOSS di desa masing masing, tambah Subawa
GM PT Indonesia Power IAGN Subawa Putra mengatakan, berkat kerjasama Pemkab Klungkung, Indonesia Power dan Kampus Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN Jakarta kini menjadi proyek percontohan program TOSS pertama dan satunya di Indonesia.
Dari pelaksanaan program TOSS tersebut nantinya akan dipilih satu atau dua desa yang yang dinilai mampu sukses melaksanakan TOSS, untuk selanjutnya dibantu dan dibina sehingga menjadi percontohan bagi TOSS desa yang lain.
Ia mengharapkan program tersebut terus bergulir dan mampu memberdayakan warga melalui pengolahan sampah menjadi bahan energi yang bernilai ekonomis.
Kabupaten Klungkung sebelumnya mengalami persoalan sampah ketika tempat pembuangan akhir (TPA) Sente harus ditutup karena kelebihan kapasitas.
Untuk mengatasinya, Pemkab Klungkung bekerja sama dengan STT PLN dan Indonesia Power menggulirkan program Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS). Program tersebut diluncurkan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta di Balai Subak Desa Pekraman Lepang Desa Takmung Banjarangkan pada 12 Desember 2017.
Dengan program tersebut sampah diolah secara langsung melalui proses peuyeumisasi, briketisasi/peletisasi, dan gasifikasi, dengan menggunakan bio aktivator.
Dalam tiga hari, bau hilang, dan dalam sepuluh hari volume sampah sudah berkurang. Ini juga menghasilkan briket dan pellet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk proses memasak dan listrik.
Pelet yang diproduksi desa nantinya akan dibeli pihak Indonesia Power sebagai bahan bakar pembangkit listrik dengan harga yang yang masih akan dikaji terlebih dulu.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Anak Agung Kirana mengharapkan program tersebut menjadi solusi dalam menangani masalah sampah.
Untuk itu seluruh desa di Klungkung diharapkan segera menyusul sembilan desa yang telah melakukan program TOSS. Jika seluruh desa sudah menerapkan program yang bernilai ekonomis itu maka Klungkung akan bersih dari sampah, ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018