Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika berjanji memperjuangkan terwujudnya pembangunan bandara baru di Kabupaten Buleleng, menanggapi informasi yang menyebutkan rencana pembangunan bandara tersebut dibatalkan.

"Jadi apa yang berkembang selama ini bahwa pembangunan bandara batal, belum seperti itu. Kami akan berjuang supaya tidak batal," kata Pastika saat berbincang dengan para awak media, di Denpasar, Rabu.

Orang nomor satu di Bali itu mengatakan informasi pembatalan pembangunan bandara itu cukup meresahkan. Untuk itu, ia berinisiatif untuk menelepon Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan guna meminta klarifikasi.

Menyitir penjelasan Menko Kemaritiman, Pastika menegaskan bahwa belum ada pembatalan terkait rencana pembangunan bandara di Bali utara itu. Isu pembatalan berawal dari laporan hasil survei World Bank yang menggandeng Universitas Udayana (Unud). "Survei difokuskan pada pembangunan infrastruktur yang direncanakan untuk Bali, yang paling signifikan adalah airport di Bali Utara dan kereta api keliling Bali," ujarnya.

Menurut hasil kajian mereka, pembangunan infrastruktur yang lebih "feasible" untuk menyeimbangkan pembangunan Bali Selatan dan Utara adalah pembangunan jalan tol dengan membuat terowongan di gunung dan penambahan terminal kapal roro yang menghubungkan Banyuwangi dan Bali Utara. Selain itu, survei juga tidak merekomendasikan pembangunan rel kereta api keliling Bali yang dinilai akan menimbulkan polusi dan mengurangi keindahan.

"Mereka mungkin belum tahu persis budaya kita. Tidak mungkin membuat terowongan di perut gunung. Mungkin mereka belum mendapatkan masukan yang akurat tentang kondisi kita sesungguhnya di Bali," ucap Pastika.

Pastika mengaku selama ini belum pernah diajak bicara oleh pihak yang melakukan survei, padahal pihaknya seharusnya ditanya dulu mengapa ingin membuat bandara baru di kawasan Bali utara dan tidak menambah kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai. "Itu menurut kami yang luput dari perhitungan para surveyor," ujarnya.

Yang dia sayangkan pula, survei dilakukan tanpa koordinasi dengan Pemprov Bali. Bahkan, hasil survei yang belum resmi dipresentasikan kepada pemerintah pusat telah beredar luas dan memicu keresahan. Pastika mendapat penjelasan dari Menko Kemaritiman bahwa hasil survei itu sejatinya baru akan dipresentasikan secara resmi minggu depan. "Saya diundang dalam presentasi itu dan akan adu argumen," katanya.

Dia menegaskan bahwa pembangunan bandara di kawasan Bali utara merupakan rencana strategis yang bertujuan untuk mewujudkan pemerataan. Pembangunan bandara baru itu telah direncanakan sejak tahun 2009 dan tertuang dalam Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali.

Selanjutnya rencana tersebut terus digodok dan dimatangkan hingga mengerucut pada dua penawaran dari perusahan PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) dan PT Pembangunan Bali Mandiri (Pembari).

"Keduanya saya rekomen, tetapi hingga saat ini belum ada kepastian. Nah, sementara itu jalan, tiba-tiba ada survei yang dilakukan Wolrd Bank menggandeng Universitas Udayana," katanya.

Dalam jumpa pers tersebut, Pastika didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra dan Kadis Perhubungan I Gusti Agung Ngurah Sudarsana. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018