Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Provinsi Bali belajar penerapan "kelas maya" (e-learning) dengan mengajak sejumlah pimpinan media massa untuk melakukan studi banding ke sejumlah SMA/SMK di Yogyakarta, 7-9 Maret 2018.

"Pada tahun 2019, Dinas Pendidikan Bali merencanakan penerapan e-learning (kelas maya) pada sejumlah SMA/SMK yang menjadi kewenangan provinsi," kata Kabag Publikasi Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Made Ady Mastika di Denpasar, Rabu.

Didampingi Kasubag Media Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Yadnya Winarta, ia menjelaskan pihaknya sengaja melibatkan media massa untuk bisa memberikan masukan dan kritik dari lapangan menjelang penerapan "e-learning" atau "kelas maya" itu.

"Saya harapkan media massa juga bisa memberikan perbandingan antara rencana penerapan yang dilakukan Bali dan apa yang sudah dipraktikkan di Yogyakarta, sehingga SMA/SMK di Bali nantinya bisa menjadi percontohan," katanya.

Dalam pembekalan kepada pimpinan media massa, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali TIA Kusuma Wardhani menegaskan bahwa hasil pertemuan terakhir dengan ratusan kepala sekolah se-Bali tercatat 121 dari 129 SMA/SMK di Bali siap melaksanakan "kelas maya".

"Delapan sekolah belum siap karena wilayahnya belum terjangkau akses internet secara baik, bahkan kita juga masih terkendala akses internet yang lelet bila pembelajaran kelas maya lewat `Jejak Bali` (Jejaring Jelajah Kreativitas - Bali) dilakukan siswa secara bersamaan," katanya.

Selain itu, pihaknya juga masih merumuskan materi yang cocok untuk dimasukkan "Jejak Bali", karena pihaknya memang ingin menerapkan "kelas maya" dengan materi yang dibuat secara mandiri oleh para guru terbaik di Bali.

"Kami memang sudah bekerja sama dengan penyedia layanan e-learning terkemuka, Quipper, dan juga dengan `Rumah Belajar` Yogyakarta, atau bisa juga lewat e-modul, tapi kami merancang Jejak Bali untuk materi yang dirancang sendiri," katanya.

Ia menambahkan Bali bertekad menjadi "kelas maya" percontohan secara nasional, karena itu pihaknya sudah lama bekerja sama dengan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kemendikbud untuk mewujudkan "kelas maya" secara mandiri.

"Yang jelas, pembelajaran secara elektronik lewat kelas maya akan menghilangkan kasta, sehingga siswa didik dapat belajar kepada guru terbaik di Bali, misalnya siswa di Karangasem akan bisa belajar kepada guru matematika di Denpasar lewat Jejak Bali," katanya.

Dengan sistem itu, guru "TBC" atau tidak bisa computer/komputer akan semakin berkurang dan kualitas pendidikan di Bali juga akan semakin meningkat kualitasnya. "Itu karena siswa bisa belajar lewat `Jejak Bali` dan di sekolah tinggal menanyakan beberapa hal kepada guru," katanya.

Kedepan, ia memprediksi perkembangan "kelas maya" akan dapat saja membuat sekolah secara fisik akan menjadi cerita masa lalu. "Itu tidak bisa dihindari, karena itu kami tidak menolak, tapi justru mempersiapkan ke arah sana, meski prosesnya memang akan lama, karena sarana," katanya.(WDY)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018