Gianyar, (Antaranews Bali) - Belanja makanan untuk sekitar 750 monyet di destinasi wisata "Monkey Forest" menghabiskan Rp5 juta per hari, sementara pemasukannya saat ini sekitar Rp225 juta per hari dari rata-rata kunjungan 4.500 turis (terendah) per hari dengan biaya tiket Rp50.000 per orang ke lokasi itu.
"Kami sediakan makanan buah-buahan untuk sekitar 750 monyet di destinasi wisata Monkey Forest di Desa Pakraman Padangtegal, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar," kata I Made Gandra, Bendesa Padangtegal, di Kecamatan Ubud, Gianyar, Selasa.
Ia menjelaskan, seperti manusia, jika kebutuhan monyet dalam hal makanan, seks, dan ruang bermainnya bisa dipenuhi, maka mereka akan jinak dan ramah. "Makanya, hampir tidak ada laporan monyet di Monkey Forest yang nakal kepada turis," katanya.
Destinasi wisata Monkey Forest yang populer di kalangan turis di Pulau Dewata itu merupakan salah satu usaha milik Desa Pakraman Padang Tegal, Kecamatan Ubud.
Kawasan hutan yang banyak didiami ratusan monyet itu mulai dikelola secara bisnis sejak awal 1970an, kemudian dekade 1980an dikelola secara lebih serius sehingga berkembang hingga saat ini.
Jika musim turis ramai, kedatangan turis bisa mencapai 6.000 orang per hari. Rata-rata 70 persen merupakan turis asing dan sisanya 30 persen turis domestik. Saat ini, destinasi wisata Monkey Forest itu memperkerjakan sekitar 100 orang.
Sejak 2017, harga tiket masuk naik menjadi Rp50.000 per orang dari Rp20.000 per orang sebelum tahun 2017. Kenaikan harga tiket masuk disebabkan karena perluasan areal hutan Monkey Forest dari 7 hektare menjadi 12,5 hektare. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami sediakan makanan buah-buahan untuk sekitar 750 monyet di destinasi wisata Monkey Forest di Desa Pakraman Padangtegal, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar," kata I Made Gandra, Bendesa Padangtegal, di Kecamatan Ubud, Gianyar, Selasa.
Ia menjelaskan, seperti manusia, jika kebutuhan monyet dalam hal makanan, seks, dan ruang bermainnya bisa dipenuhi, maka mereka akan jinak dan ramah. "Makanya, hampir tidak ada laporan monyet di Monkey Forest yang nakal kepada turis," katanya.
Destinasi wisata Monkey Forest yang populer di kalangan turis di Pulau Dewata itu merupakan salah satu usaha milik Desa Pakraman Padang Tegal, Kecamatan Ubud.
Kawasan hutan yang banyak didiami ratusan monyet itu mulai dikelola secara bisnis sejak awal 1970an, kemudian dekade 1980an dikelola secara lebih serius sehingga berkembang hingga saat ini.
Jika musim turis ramai, kedatangan turis bisa mencapai 6.000 orang per hari. Rata-rata 70 persen merupakan turis asing dan sisanya 30 persen turis domestik. Saat ini, destinasi wisata Monkey Forest itu memperkerjakan sekitar 100 orang.
Sejak 2017, harga tiket masuk naik menjadi Rp50.000 per orang dari Rp20.000 per orang sebelum tahun 2017. Kenaikan harga tiket masuk disebabkan karena perluasan areal hutan Monkey Forest dari 7 hektare menjadi 12,5 hektare. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018