Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Indonesia mendorong optimalisasi dalam sinergi pengembangan pariwisata Bali secara holistik dan terintegrasi karena dinilai menjadi tantangan ekonomi tahun ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Jumat, mengatakan strategi pengembangan pariwisata diperlukan sinergi penuh antara pelaku usaha dan Pemerintah.
Menurut Causa, pariwisata di Bali menghadapi tantangan di antaranya penurunan kualitas wisatawan mancanegara.
Diolah dari berbagai sumber seperti Badan Pusat Statistik dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali, BI menyebutkan telah terjadi penurunan kualitas wisman ditunjukkan dari lama tinggal dan pengeluaran selama mereka berlibur di Pulau Dewata.
Bank sentral itu mencatat pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara di Bali tahun 2016 meningkat mencapai 22,5 persen, melesat dibandingkan tahun 2015 mencapai 6,25 persen.
Namun lama tinggal wisman selama tahun 2016 menurun mencapai rata-rata 2,93 hari atau turun dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 3,08 hari dan tahun 2014 mencapai rata-rata 3,3 hari.
Sedangkan rata-rata pengeluaran selama mereka berlibur di Bali juga menurun tipis tahun 2016 mencapai 143,45 dolar AS dari sebelumnya tahun 2015 143,92 dolar AS dan tahun 2014 mencapai 159,53 dolar AS.
Tantangan lainnya yakni pengembangan wisata di Bali masih terkonsentasi di Pulau Dewata bagian selatan sehingga hal tersebut menimbulkan masalah kemacetan dan sampah serta keterbatasan "carrying capacity" atau daya tampung hotel.
Untuk itu pihaknya mengharapkan agar sinergi dengan destinasi wisata selain Pulau Dewata atau Bali sebagai hub destinasi wisata atau "Bali and Beyond".
Selain itu pihaknya juga mengharapkan peningkatan akses berkunjung ke Bali dan optimalisasi pelabuhan marina di Benoa serta peningkatan konektivitas antardestinasi wisata seperti jalan tol dan kereta api yang masih dalam wacana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Jumat, mengatakan strategi pengembangan pariwisata diperlukan sinergi penuh antara pelaku usaha dan Pemerintah.
Menurut Causa, pariwisata di Bali menghadapi tantangan di antaranya penurunan kualitas wisatawan mancanegara.
Diolah dari berbagai sumber seperti Badan Pusat Statistik dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali, BI menyebutkan telah terjadi penurunan kualitas wisman ditunjukkan dari lama tinggal dan pengeluaran selama mereka berlibur di Pulau Dewata.
Bank sentral itu mencatat pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara di Bali tahun 2016 meningkat mencapai 22,5 persen, melesat dibandingkan tahun 2015 mencapai 6,25 persen.
Namun lama tinggal wisman selama tahun 2016 menurun mencapai rata-rata 2,93 hari atau turun dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 3,08 hari dan tahun 2014 mencapai rata-rata 3,3 hari.
Sedangkan rata-rata pengeluaran selama mereka berlibur di Bali juga menurun tipis tahun 2016 mencapai 143,45 dolar AS dari sebelumnya tahun 2015 143,92 dolar AS dan tahun 2014 mencapai 159,53 dolar AS.
Tantangan lainnya yakni pengembangan wisata di Bali masih terkonsentasi di Pulau Dewata bagian selatan sehingga hal tersebut menimbulkan masalah kemacetan dan sampah serta keterbatasan "carrying capacity" atau daya tampung hotel.
Untuk itu pihaknya mengharapkan agar sinergi dengan destinasi wisata selain Pulau Dewata atau Bali sebagai hub destinasi wisata atau "Bali and Beyond".
Selain itu pihaknya juga mengharapkan peningkatan akses berkunjung ke Bali dan optimalisasi pelabuhan marina di Benoa serta peningkatan konektivitas antardestinasi wisata seperti jalan tol dan kereta api yang masih dalam wacana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018