Denpasar (Antaranews Bali) - Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Viva Yoga Mauladi mengatakan pihaknya akan mengecek informasi dari masyarakat terkait masih adanya dugaan impor ikan tuna.
"Kami akan melakuan evaluasi dan mengecek mengenai informasi dari masyarakat tersebut. Bahwa diduga masih adanya impor ikan tuna," kata Viva Yoga di sela kunjungan kerja (kunker) Komisi IV DPR RI di Bali, Senin.
Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sehingga informasi dari masyarakat itu bisa ditindaklanjuti kebenarannya.
"Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian KKP mengenai informasi tersebut. Sehingga kami mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya dari kementerian. Padahal dari data, Indonesia adalah pengekspor ikan tuna," ujarnya.
Viva Yoga mengatakan jika itu benar ada impor, maka para importir juga harus mampu memberi alasan yang valid, mengapa harus mendatangkan ikan dari luar negeri (impor), pada hasil tangkapan para nelayan cukup banyak.
"Nanti kami akan `croscek` ke instansi terkait mengenai informasi dari warga masyarakat, bahwa di lapangan masih saja ada impor ikan tuna," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPR Anak Agung Bagus Adhi Mahendra mengatakan hasil tangkapan ikan tuna berdasarkan data dari tahun 2016 terjadi penurunan.
"Kalau saya perhatikan tangkapan ikan tuna tahun 2016 dibanding tahun 2017 terjadi penurunan dari kuota yang diharapkan. Hal ini perlu dilakukan evaluasi terhadap para nelayan dan instansi terkait, apa penyebab terjadinya penurunan tersebut," ujar politikus asal daerah pemilihan Bali. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami akan melakuan evaluasi dan mengecek mengenai informasi dari masyarakat tersebut. Bahwa diduga masih adanya impor ikan tuna," kata Viva Yoga di sela kunjungan kerja (kunker) Komisi IV DPR RI di Bali, Senin.
Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sehingga informasi dari masyarakat itu bisa ditindaklanjuti kebenarannya.
"Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian KKP mengenai informasi tersebut. Sehingga kami mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya dari kementerian. Padahal dari data, Indonesia adalah pengekspor ikan tuna," ujarnya.
Viva Yoga mengatakan jika itu benar ada impor, maka para importir juga harus mampu memberi alasan yang valid, mengapa harus mendatangkan ikan dari luar negeri (impor), pada hasil tangkapan para nelayan cukup banyak.
"Nanti kami akan `croscek` ke instansi terkait mengenai informasi dari warga masyarakat, bahwa di lapangan masih saja ada impor ikan tuna," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPR Anak Agung Bagus Adhi Mahendra mengatakan hasil tangkapan ikan tuna berdasarkan data dari tahun 2016 terjadi penurunan.
"Kalau saya perhatikan tangkapan ikan tuna tahun 2016 dibanding tahun 2017 terjadi penurunan dari kuota yang diharapkan. Hal ini perlu dilakukan evaluasi terhadap para nelayan dan instansi terkait, apa penyebab terjadinya penurunan tersebut," ujar politikus asal daerah pemilihan Bali. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018