Gianyar (Antaranews Bali) - Proyek aliran listrik Jawa Bali Crossing (JBC), salah satu program energi listrik nasional akan memperkuat Bali sebagai destinasi wisata dunia, untuk menghasilkan energi listrik terbarukan (EBT) seperti energi tenaga surya, tenaga air dan angin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Dengan proyek JBC ini akan membuat Bali sebagai destinasi wisata dunia dan ketahanan energi listrik di Pulau Dewata ini. Jika sudah kuat dan mantap energi listriknya baru bisa dikembangkan energi terbarukan di sini," kata Deputi Manajer Energi Terbarukan PLN, Dewanto, dalam sebuah diskusi Masa Depan Energi Terbarukan, di Denpasar, Kamis.
Selain Dewanto, dalam diskusi itu juga hadir manajer Bali untuk Conservation International Indonesia, Iwan Dewantama; praktisi energi terbarukan,
Agung Putradhyana; dan manajer perencanaan PLN Distribusi Bali, Putu Putrawan.
Agung Putradhyana; dan manajer perencanaan PLN Distribusi Bali, Putu Putrawan.
Menurut Dewanto, energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan air biasanya dibangun untuk menopang sistem kelistrikan nasional. Sifatnya penopang. Artinya, perlu dibangun juga sistem kelistrikan nasional yang sudah kuat dan bagus kemudian dibangun energi listrik terbarukan yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi energi listrik dari fosil seperti bahan bakar minyak dan batubara.
Karena energi terbarukan seperti energi surya, air dan angin sangat tergantung cuaca. Jika ada gangguan maka akan berdampak pada pemadaman listrik. "Energi listrik dari nuklir sebenarnya ramah lingkungan, namun masyarakat Indonesia belum siap menerimanya," tambah Dewanto.
Pemerintah sedang membangun pembangkit energi listrik sebesar 35.000 megawatt (MW). Karena membangun skala besar maka harga jualnya kepada rakyat menjadi murah. "Jadi energi listrik yang akan dialirkan JBC ke Bali adalah listrik dengan tarif murah. Hal ini akan menguntungkan konsumen, masyarakat dan pelaku usaha," kata Dewanto.
PLN sendiri berkomitmen untuk terus meningkatkan kontribusi energi terbarukan. "Saat ini, kontribusi energi terbarukan di PLN sebesar 12 persen, dan tahun 2020 akan naik menjadi 14 persen," tambah dia.
Bahkan belum lama ini, PLN telah menandatangani kontrak pembelian energi listrik terbarukan dari sembilan perusahaan swasta. Sembilan pembangkit tersebut akan menghasilkan daya listrik sebesar 640,65 megawatt dan total nilai investasi Rp9,3 triliun.
"Itu semua menunjukkan bahwa PLN komitmen untuk terus meningkatkan kontribusi pembangkit listrik energi terbarukan," kata Dewanto. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018