Denpasar (Antaranews Bali) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan meningkatkan mitigasi risiko terhadap pembiayaan untuk menekan angka kredit bermasalah (NPL) tahun 2018 yang ditargetkan berada pada kisaran dua persen di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

Pemimpin Wilayah BNI Bali dan Nusa Tenggara Putu Bagus Kresna di Denpasar, Jumat, menjelaskan bank akan menerapkan beberapa langkah dalam upaya menjaga kualitas kredit di antaranya melakukan restukturisasi kepada debitur yang kreditnya bermasalah.

Menurut dia, bank BUMN itu akan melakukan pengawasan yang lebih intensif untuk mengidentifikasi permasalahan kredit lebih dini sehingga langkah penyelesaian lebih cepat dilakukan.

Secara keseluruhan kualitas kredit di bank pelat merah itu terjaga baik ditunjukkan angka kredit bermasalah hingga akhir tahun 2017 berada di bawah kisaran dua persen.

Tahun 2018, Kresna mengatakan pihaknya akan melakukan ekspansi kredit yang agresif terutama menyasar sektor produktif.

BNI, lanjut dia, menargetkan realisasi penyaluran kredit di Bali dan Nusa Tenggara mencapai Rp18 triliun sedangkan dana pihak ketiga atau DPK Rp 11 triliunan.

Target kredit dan DPK pada tahun 2018 itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang diproyeksikan mencapai Rp16 triliun untuk penyaluran kredit dan DPK Rp9 triliun.

"Kami sasar sejumlah sektor terutama pariwisata seperti perhotelan," ucapnya.

Kresna optimistis pihaknya dapat mencapai target tersebut dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi khususnya di Bali yang tumbuh positid dengan dibarengi rencana bisnis bank yang telah disusun. (WDY)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018