Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, menjalin kerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati (Unmas) dan Yayasan Tukad Bindu untuk mendorong adanya pertanian perkotaan.
Kepala Sub Bagian Pengumpulan Informasi dan Publikasi Humas Setda Kota Denpasar, I Wayan Hendaryana di Denpasar, Selasa, mengatakan pemkot sangat mendukung dan mendorong adanya peran pihak swasta dan berbagai pemangku kepentingan dalam memberikan inovasi di bidang pertanian di Kota Denpasar.
Ia mengatakan pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan salah satu inovasi pengembangan Sungai (Tukad) Bindu dalam bidang pertanian sekaligus sebagai edukasi.
"Saat ini keberadaan Sungai Bindu setelah dilakukan penataan semakin dikenal warga masyarakat, termasuk pemerintah daerah luar Bali untuk dijadikan studi banding. Karena itulah Umnas tertarik melakukan langkah inovasi dalam pengembangan pertanian perkotaan di bantaran sungai tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan adanya inovasi dari swasta dan lainnya sangat membantu Pemkot Denpasar. Sehingga dapat mendorong masyarakat untuk mandiri dalam pengadaan bahan pangan sehari-hari serta memanfaatkan lahan yang berada di pekarangan secara maksimal," ucapnya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mahasaswati Dr. Yudariani mengatakan pihaknya berkomitmen mewujudkan dengan" Letter of Acceptance (LoA)" antara semua pemangku kepentingan yang terlibat.
"Kami telah menandatangani LoA bersama semua pemangku kepentingan terkait dengan pemanfaatan lahan yang ada di Sungai (Tukad) Bindu yang akan digunakan untuk laboratorium lapangan Fakultas Pertanian Unmas," ujarnya.
Yudariani menjelaskan pertanian perkotaan (urban farming) merupakan konsep pemindahan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan. Konsep tersebut terletak pada orientasinya saja.
"Pertanian konvensional berorientasi pada hasil produksi, sedangkan pertanian perkotaan (urban farming) lebih kepada karakter pelakunya yakni masyarakat urban," ucapnya.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan setiap hari Minggu di tanah seluas 2 are ini diharapkan dapat memberikan tantangan bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar untuk memanfaatkan lahan sempit dengan maksimal, khususnya pertanian. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Kepala Sub Bagian Pengumpulan Informasi dan Publikasi Humas Setda Kota Denpasar, I Wayan Hendaryana di Denpasar, Selasa, mengatakan pemkot sangat mendukung dan mendorong adanya peran pihak swasta dan berbagai pemangku kepentingan dalam memberikan inovasi di bidang pertanian di Kota Denpasar.
Ia mengatakan pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan salah satu inovasi pengembangan Sungai (Tukad) Bindu dalam bidang pertanian sekaligus sebagai edukasi.
"Saat ini keberadaan Sungai Bindu setelah dilakukan penataan semakin dikenal warga masyarakat, termasuk pemerintah daerah luar Bali untuk dijadikan studi banding. Karena itulah Umnas tertarik melakukan langkah inovasi dalam pengembangan pertanian perkotaan di bantaran sungai tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan adanya inovasi dari swasta dan lainnya sangat membantu Pemkot Denpasar. Sehingga dapat mendorong masyarakat untuk mandiri dalam pengadaan bahan pangan sehari-hari serta memanfaatkan lahan yang berada di pekarangan secara maksimal," ucapnya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mahasaswati Dr. Yudariani mengatakan pihaknya berkomitmen mewujudkan dengan" Letter of Acceptance (LoA)" antara semua pemangku kepentingan yang terlibat.
"Kami telah menandatangani LoA bersama semua pemangku kepentingan terkait dengan pemanfaatan lahan yang ada di Sungai (Tukad) Bindu yang akan digunakan untuk laboratorium lapangan Fakultas Pertanian Unmas," ujarnya.
Yudariani menjelaskan pertanian perkotaan (urban farming) merupakan konsep pemindahan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan. Konsep tersebut terletak pada orientasinya saja.
"Pertanian konvensional berorientasi pada hasil produksi, sedangkan pertanian perkotaan (urban farming) lebih kepada karakter pelakunya yakni masyarakat urban," ucapnya.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan setiap hari Minggu di tanah seluas 2 are ini diharapkan dapat memberikan tantangan bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar untuk memanfaatkan lahan sempit dengan maksimal, khususnya pertanian. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018