Denpasar (Antara Bali) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan restrukturisasi kredit bagi debitur yang terdampak erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, untuk membantu kelangsungan usaha khususnya pelaku UMKM di kawasan rawan bencana. 

 "Walau sampai hari ini pemerintah belum menyatakan erupsi Gunung Agung itu bencana nasional, tetapi kami menyadari kesulitan petani dan pengusaha yang terdampak," kata Pemimpin Wilayah Bank BRI Bali dan Nusa Tenggara Dedi Sunardi di Denpasar, Minggu. 

 Menurut Dedi, debitur di kawasan rawan bencana (KRB) yang terdampak bencana alam itu diperkirakan mencapai sekitar 13 ribu orang. 

 Dia menjelaskan langkah restrukturisasi kredit dapat diberikan berupa penundaan pokok dan bunga kepada debitur. 

Dengan pemberian keringanan itu otomatis berdampak terhadap bisnis bank karena selama ini bank juga membutuhkan pembayaran bunga untuk tabungan dan deposito serta untuk biaya operasional.

 "Kami harus seimbangkan antara fungsi sosial dan bisnis. Kami sadari itu, tetapi masyarakat juga bisnisnya harus bisa jalan," ucapnya.

 Sebelumnya Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi Perlindungan Konsumen dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara Yones mengatakan salah satu syarat memberikan keringanan bagi debitur terdampak bencana alam adalah adanya pernyataan bencana nasional dari pemerintah. 

 Meski demikian, OJK di daerah tetap mengajukan upaya keringanan kepada Dewan Komisioner OJK di Jakarta dan saat ini masih dikaji. 

 Dia mengungkapkan ada sekitar 24 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 11 bank umum di Bali yang kena imbas tidak langsung dari erupsi Gunung Agung. 

 Dari analisis dan evaluasi, Yones menambahkan ada empat BPR yang terkena dampak langsung karena berada di wilayah rawan bencana. 

 Menurut Yones, BPR merupakan lembaga keuangan yang paling terdampak dari erupsi gunung tertinggi di Bali itu karena nasabah di perdesaan yang cukup banyak serta lokasi yang berada lebih dekat dengan masyarakat pelosok. 

 Sedangkan bagi bank umum, Yones optimistis tidak akan menyebabkan bank hingga bangkrut. "Kalau bank umum `collapse` (bangkrut) itu tidak, kalau BPR (kemungkinan) iya. Ditunda saja pembayaran kredit enam bulan, hitungan saya dia (BPR) pasti guncang likuiditasnya," ujarnya. (*)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017